"Abang, harus banget ya kita ke rumah ayah sama bunda hari ini?" Tanya Sinna yang kini kembali di rias oleh Dian, untuk acara unduh mantu kecil-kecilan di rumah Eyza.
"Gak usah gapapa. Nanti aku tak minta mbak Dian yang duduk di pelaminan sama aku." Jawab Eyza asal yang membuat diam tertawa kecil sambil terus melakukan tugasnya pada Sinna.
"Ih Abang. Kan Sinna cuma tanya." Ucap Sinna sedikit merengek.
"Kamu tuh ada-ada aja. Emang kalau di rumah ayah bunda kenapa? Ada setan?" Jawab Eyza balik bertanya pada Sinna, membuat bibir Sinna semakin mengerucut ke depan.
"Mbak Dian, itu bibir Sinna di kasih lipstik rasa cabe aja. Biar merahnya alami, dan manyunnya jadi tahan lama." Celetuk Eyza kembali sebelum Sinna menjawab pertanyaannya.
"Jahat banget sih. Sinna cuma malu kalau diledekin ayah sama Qary Abang." Jawab Sinna yang membuat Eyza geleng-geleng kepala.
Dirinya juga suka ngeledekin orang padahal.
"Nanti Abang marahin kalau Qary berani ngeledekin kamu. Kalau ayah, ya udah gak usah dipikirin." Jawab Eyza mencoba menghilangkan segala kekhawatiran dalam diri Sinna.
"Masak Abang diem aja kalau Sinna diledekin ayah?"
Ya kalau sama ayah gue marahin, yang ada gue kualat dong.
"Ya nanti biar Abang bilang bunda biar ngingetin ayah untuk gak ngeledekin kamu." Jawab Eyza sekenanya asal istrinya itu berhenti overthingking.
"Malu dong Sinna sama bunda."
Kenapa ada aja sih jawabannya.
"Terus Sinna ku yang cantik ini maunya gimana sayang?" Dian sudah tak kuasa menahan tawanya melihat sepasang manusia yang sangat menarik di depan matanya ini.
"Ga tau ah." Jawab Sinna singkat membuat Eyza menghela nafas kasar.
Astaghfirullah. Sabarkan hamba menghadapi makhluk-Mu yang paling unik ini ya Allah.
"Sinna sayang, malu dong dilihatin mba Dian dari tadi. Masak baru nikah 7 hari udah berantem gak jelas perkara ayah sama Qary." Sinna pun melirik ke arah Dian yang dari tadi tertawa tertahan membuat Sinna akhirnya diam.
***
Acara di rumah Eyza berlangsung sederhana. Sinna datang bersama kedua orangtuanya diiringi oleh beberapa keluarga dekat dengan Eyza tentunya. Membawa persembahan balik untuk di serahkan pada keluarga Eyza. Sepasang pengantin itu di dudukkan pada sebuah bangku panjang di hadapan beberapa tamu yang datang.
"Akhirnya mantu bunda pulang ke rumah." Ucap Yanti setelah rangkaian acara selesai mereka laksanakan.
"Hehe. Iya bunda. Sinna seneng bisa tinggal di sini." Jawab Sinna sambil tersenyum pada Yanti.
Ketara banget terpaksa senyum.
"Bun, bilangin ayah tuh jangan suka godain mantunya." Ucap Eyza yang langsung mendapat cubitan pada lengannya dari Sinna.
"Maklum ya Sinn, ayah memang suka bercanda jangan dimasukkan ke dalam hati." Jawab Yanti mencoba membuat Sinna nyaman.
Punya suami sama aja kayak adeknya.
"Jangan dengerin bang Eyza Bun. Sinna malah takut kalau punya mertua galak. Mending kayak ayah suka bercanda." Jawab Sinna membuat Eyza melongo.
Untung istri ya Allah. Coba orang lain udah gue toyor kepalanya.
"Dah sana istrinya di ajak masuk dulu Za. Bawain sekalian barang-barangnya." Perintah Yanti yang buru-buru dilakukan oleh Sinna agar tak semakin lama berada diluar kamar.