❄Part 2. Dimas tau?

893 81 31
                                    

Pagi itu, Gio sudah bersiap sejak awal, seperti rutinitasnya setiap hari. Dia mengenakan jaket kulitnya dan memeriksa motornya sekali lagi sebelum melaju ke rumah Rahel. Dia tahu Rahel, pacarnya yang imut dengan kulit putih bersih, sudah menunggu di depan gerbang rumahnya. Gio menghidupkan mesin motor dan melaju dengan kecepatan tinggi, melintasi jalan yang dipenuhi pepohonan rindang yang memberikan naungan sejuk di pagi hari.

Sesampainya di rumah Rahel, Gio melihat Rahel sudah berdiri di depan gerbang, menunggu dengan senyum cerah di wajahnya. Tanpa membuang waktu, Gio menghentikan motornya dan turun.

"lama ya sayang? Maaf ya," ucap Gio sambil mengusap lembut pipi Rahel dengan penuh kasih sayang.

Rahel tersenyum manis, matanya bersinar ceria. "Lumayan,tapi ngga apa-apa."

Gio tersenyum senang melihat senyum Rahel. Dia merangkul bahu Rahel dan membantunya naik ke motor. "Yuk, kita berangkat. Gak mau telat kan?"

"Ngga mau lah, nanti di hukum bersihin kamar mandi." jawab Rahel.

Gio memutar kunci kontak dan menghidupkan mesin motor. "Semalem jadi ke rumah temen kamu?" tanya Gio.

Rahel mengangguk. "Jadi, pulang jam sembilan."

"Malem banget," kata Gio, melaju pelan melewati jalanan yang mulai ramai. "Kalau keluar sendiri jangan pulang kemaleman, Sayang" ujar Gio.

"Iya, maaf ya," jawab Rahel dengan rasa bersalah. "Kamu semalem ada acara apa?Kok tumben makan malem di luar bareng mamah papah kamu" tanya Rahel. Semalam Gio mengirimkan pesan kepada Rahel bahwa dia tidak bisa mengantar Rahel ke rumah temennya dikarenakan ada acara keluarga.

Gio bingung harus menjawab apa. "Reoni Ayah Bunda aku sama temen lamanya" ujar Gio. Memang benar, semalam mereka bertemu dengan teman lama Martin dan Diana, tapi untuk membahas tentang perjodohannya dengan Valeska, musuh bebuyutan di sekolahnya.

"Ohh gitu" ujar Rahel.

Mereka terus mengobrol selama perjalanan menuju sekolah. Rahel berbicara tentang rencana untuk minggu depan dan Gio mendengarkan dengan penuh perhatian. Sesekali mereka berdua tertawa ringan saat saling bercanda.

Saat mereka mendekati sekolah, Gio mulai memperlambat laju motornya. "Untung kita ngga telat." ujar Gio melihat gerbang yang terlihat sudah menutup setengah.

Mereka berhenti di parkiran sekolah. Gio membantu Rahel turun dari motor dan memeriksa jam tangannya. "Masih ada waktu beberapa menit sebelum bel masuk. Mau ikut ke kantin ngga?"

Rahel melirik jam tangannya. "Mau deh, temen aku juga kayaknya belum nyampe" ujar Rahel.

"Yaudah yuk," kata Gio sambil meraih tangan Rahel. Mereka berjalan berdua menuju kantin melewati koridor sambil menikmati suasana pagi yang cerah.

Sesampainya di kantin, mereka menemukan ketiga teman Gio_Rendra, Dimas, dan Bimo yang duduk nyaman di dekat jendela. Rahel mulai memesan minuman dan makanan ringan, sementara Gio mengambil tempat duduk dan meletakkan tasnya.

Rahel kembali dengan dua cangkir kopi dan beberapa kue. "Aku pesan cappuccino buat kamu."

Gio tersenyum, menerima kopi dari Rahel. "Makasi."

"Gio, semalem lo ke resto bokap gue?" ujar Dimas, Gio yang sedang meminum kopi langsung tersedak ketika mendengar itu.

"Itu resto bokap lo?" tanya Gio dengan panik. Dimas mengangguk.

"Lo ada di situ?" tanya Gio dengan wajah yang tegang.

"Lah, gue di samping lo cok, gue denger_

Gio langsung membekap mulut Dimas, " Ssstt, jangan ngomong disini" bisiknya. Bimo dan Rendra di buat bingung, begitupun dengan Rahel.

GIOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang