🌷Part 34. Menemukan Valeska

1K 118 46
                                    

Vote dulu ⭐

***

Jam sudah menunjukkan pukul 03:00. Mobil Gio, sudah berada di titik lokasi beberapa menit yang lalu. Martin, dan tim polisi baru berhenti di titik lokasi, jauh dari rumah besar tempat Valeska disekap. Martin menyuruh Gio dan teman temannya untuk menunggu mereka terlebih dahulu sebelum ke tempat dimana Valeska di sekap.

Mereka memilih lokasi parkir yang tersembunyi, jauh dari pengawasan agar tidak menarik perhatian para pelaku. Suasana malam yang dingin dan gelap menambah ketegangan di udara, membuat setiap langkah terasa sangat berarti.

Tim polisi mengumpulkan semua orang untuk memberikan briefing singkat sebelum mereka bertindak. Kapten polisi, yang memimpin operasi penyelamatan, menjelaskan rencana mereka dengan jelas.

"Kita haru membagi tim" jelas kapten polisi dengan nada tegas. "Kita akan menyisir semua tempat,dan mastikan kalau kita ngga samapi ketauan sebelum kita berhasil masuk. Tim satu masuk dari sisi depan, tim dua dari belakang. Gio dan teman temannya, kalian harus ada di belakang bareng tim kedua untuk memeriksa area sekitar. Pastikan kalian tetap berkomunikasi dan waspada. Kita ngga tahu seberapa banyak pelaku yang ada di dalam."

Gio mengangguk dengan penuh tekad, meskipun ekspresinya menunjukkan kecemasan yang mendalam. "Yah, kita harus cepet bantuin Valeska yah, nanti dia kenapa-napa" ucap Gio dengan suara bergetar namun penuh tekad.

Martin berdiri di samping Gio, memberikan dorongan moral. "Jangan khawatir, Nak, dia pasti baik-baik aja"

Setelah briefing selesai, tim mulai bergerak dengan hati-hati. Gio, bersama teman-temannya dan tim polisi, bergerak menuju sisi belakang rumah. Mereka bergerak pelan, menghindari bunyi yang tidak perlu, sambil memeriksa setiap sudut dengan cermat.

Gio merasakan setiap detik berlarian dengan intensitas yang tinggi. Ia berusaha untuk tetap fokus, mengikuti petunjuk dari polisi sambil mengamati setiap detail di sekitar rumah. Setiap kali ia mendengar suara, hatinya berdebar kencang, berharap itu adalah tanda bahwa mereka semakin dekat dengan tempat di mana Valeska disekap.

Di dalam rumah, suasana semakin tegang. Valeska, yang masih terikat dan dalam keadaan sangat putus asa dan hampir kehilangan kesadaran, mencoba untuk bertahan dari setiap tindakan kejam. Suara berisik dari luar rumah membuatnya sedikit terjaga dari keadaan putus asanya, memberikan harapan kecil di dalam kegelapan malam yang panjang.

"Ka Gio, itu lo kan? gue udah ngga kuat ka" ucapnya dalam hati.

"Diem disini, jangan banyak bacot Lo" Ujar Rahel dengan suara tegas. Rahel berbalik badan dan pindah ke ruangan sampingnya.

"Kamu aman disini cantik. Sama kita bertiga" ucap ketiga pria berbadan kekar itu.

***

Di luar rumah, tim polisi dan Gio akhirnya mencapai pintu belakang. Dengan sinyal dari kapten polisi, mereka mulai memeriksa pintu secara hati-hati, siap untuk melakukan serangan jika diperlukan. Gio berdiri di belakang tim, tangan siap memegang alat komunikasi dan senjata jika diperlukan.

Kapten polisi memberi isyarat untuk bergerak, dan pintu belakang dibuka perlahan. Kegelapan malam dan suasana sepi memberikan latar belakang yang menegangkan saat tim mulai memasuki rumah dengan hati-hati, setiap langkah mereka penuh dengan kewaspadaan dan harapan untuk menemukan Valeska sebelum terlambat.

Gio dan tim polisi akhirnya tiba di depan sebuah ruangan yang terlihat mencurigakan. Pintu kayu itu sedikit terbuka, memperlihatkan cahaya redup yang memancar dari dalam. Dari balik pintu, terdengar suara samar, seperti obrolan pelan dan desahan ketakutan. Hati Gio langsung melonjak ketika dia mendengar itu.

GIOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang