🌹Part 44. Ujian Akhir Day 1

767 85 20
                                    

Beberapa bulan kemudian...
Pagi itu, sinar matahari mulai menyelinap di antara tirai balkon, menghangatkan suasana. Gio, yang kini sudah berada di tahun terakhir sekolah, berdiri dengan seragam rapi, lengkap dengan dasi panjang yang menggantung anggun di lehernya. Sepasang sepatu hitam berkilau menanti di hadapan, menunggu untuk dipakai. Dengan hati-hati, Gio duduk di bangku balkon, merapikan penampilannya satu per satu, mengaitkan tali sepatu dengan ketelitian. Namun, keheningan itu tak berlangsung lama.

Langkah lembut Valeska terdengar mendekat, diiringi wangi khas yang begitu Gio kenal. Gadis itu menyelinap di sisinya, dan tanpa ragu, bergelayut manja di lengannya. Meski sedang libur karena ujian akhir kelas 12, Valeska tak ingin melewatkan momen kebersamaan mereka.

"Kakak suamiii..." Valeska memulai, suaranya lembut namun penuh kekhawatiran. "Kalau kakak suami udah lulus, nanti aku sendirian dong." Wajahnya memelas, sorot matanya seperti memohon agar waktu melambat, agar kebersamaan mereka tak cepat berlalu.

Gio menuntaskan ikatan terakhir di sepatunya. Setelah selesai, dia berbalik, menatap Valeska dengan senyuman lembut yang hanya dia berikan pada gadis ini. Tangannya terangkat, jari-jari kasarnya menyusup di antara helai rambut Valeska, mengusap lembut puncak kepalanya.

"Kan nanti ke sekolahnya bisa aku anter," ucap Gio, nada suaranya tenang namun penuh kasih, seakan ingin menenangkan semua kerisauan yang tersirat di wajah istrinya.

"Tapi nanti kakak suami udah harus kuliah, pasti sibuk. Nggak bisa antar jemput aku lagi..." Wajah Valeska semakin tertekuk, bibirnya mencebik seolah-olah dunia akan runtuh.

Gio menghela napas ringan, merasakan gemas yang menjalar dalam dirinya. "Sayang... Kalau aku nggak bisa anter jemput kamu, kita kan masih bisa ketemu di rumah," ucapnya, nada bicaranya kini sedikit menggodanya, seakan ingin menghapus kegalauan Valeska dengan cara yang manis.

Valeska menatap mata Gio, tatapan penuh rasa cinta dan harap. "Nanti kakak suami jangan selingkuh yaa..." Kalimat itu meluncur dari bibirnya, setengah bercanda namun penuh kejujuran.

Gio menatap dalam mata istrinya, menyelami lautan perasaan yang ada di sana. "Nggak, sayang... Jangan khawatir gitu dong. Aku kan udah punya kamu," jawabnya, suaranya tenang dan penuh keyakinan, seolah-olah dunia luar takkan pernah mengganggu cinta yang mereka miliki.

Delapan bulan menjalani pernikahan telah mengajarkan Gio banyak hal tentang cinta. Yang dulu mungkin terasa sebagai beban, kini menjadi keindahan yang terus tumbuh. Jika sebelumnya Valeska yang selalu memulai romansa, kini Gio yang tak henti-hentinya menciptakan momen-momen penuh kasih yang membuat Valeska tersenyum, merasa dicintai.

"Udah ya... aku harus berangkat, nanti takut telat," ujar Gio akhirnya, meski hatinya berat untuk melepaskan momen itu.

Namun, Valeska tak mau menyerah begitu saja. "Peluk dulu..." katanya dengan nada manja, lalu berdiri di depan Gio, tangan terbuka lebar, seakan menuntut dunia untuk berhenti sejenak demi mereka berdua.

Gio terkekeh kecil melihat aksi manja istrinya. Dia berdiri, mendekat, dan segera merengkuh tubuh Valeska dalam pelukan hangat. Aroma rambutnya, detak jantung yang terdengar di dekat telinganya, semua itu memberikan ketenangan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Kamu jangan overthinking sama aku," bisik Gio lembut di telinga Valeska, suaranya sarat akan ketenangan dan cinta yang tulus. "Semuanya akan baik-baik aja." Dia mengecup lembut kening istrinya, seolah ingin menanamkan rasa aman di hati Valeska. "Udah ya, aku mau berangkat," lanjutnya dengan senyuman, meski hatinya pun merasa berat.

Valeska mengangguk mantap, meski dalam hatinya masih ada rasa khawatir yang tersisa. "Semangat, kakak suami. Kalau soalnya susah, jangan inget aku, nanti malah makin nggak bisa mikir," celetuknya, mencoba mencairkan suasana dengan candaan khasnya. "Tapi kayaknya nggak mungkin deh, kakak suami kan kalau mau ujian mendadak jadi maniac buku, pasti udah bisa jawab soal-soal susah."

GIOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang