Acara anniversary di sekolah Gio dan Valeska berlangsung dengan kemeriahan dan kehangatan. Panggung utama yang terletak di tengah aula dihias dengan balon warna-warni dan tirai emas yang berkilauan, menambah nuansa glamor. Para murid dan guru yang hadir tampak antusias, saling bertegur sapa, dan berbaur dalam suasana yang penuh keceriaan.
Sesi pertama dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah, yang dengan nada bangga menyampaikan prestasi-prestasi sekolah selama setahun terakhir. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para murid atas semangat dan kontribusi mereka. Pidatonya penuh dengan kalimat motivasi dan harapan untuk masa depan, yang sesekali diselingi oleh tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penampilan dari beberapa murid yang menampilkan bakat mereka. Ada yang menyanyi, menari, bahkan stand-up comedy yang sukses mengocok perut seluruh ruangan. Suasana semakin hidup, terutama ketika kelompok tari modern menunjukkan koreografi energik mereka yang membuat para penonton ikut bersorak.
Gio dan Valeska duduk bersama teman-teman mereka, Rendra, Dimas, Bimo, Shavira, Laura, dan Citra. Mereka berbincang santai sambil menikmati penampilan di panggung. Sesekali, tawa mereka pecah ketika salah satu dari mereka membuat lelucon, menciptakan suasana hangat di antara mereka.
Tak lama setelah itu, sesi makan malam dimulai. Meja-meja penuh dengan hidangan lezat dari berbagai jenis makanan, yang disiapkan oleh tim katering sekolah. Murid-murid mengantre dengan tertib, mengambil makanan yang mereka sukai. Valeska terlihat menikmati makanan penutup yang manis, sementara Gio lebih banyak diam, sesekali mencuri pandang ke arah Rahel yang duduk tak jauh dari mereka.
Ketika acara mulai memasuki bagian terakhir, lampu di aula sedikit meredup, memberikan nuansa yang lebih intim dan romantis. MC mengumumkan bahwa inilah saatnya untuk berdansa, dan para pasangan mulai merapat ke lantai dansa.
Gio yang sejak tadi sudah bersiap, segera berdiri. Ia melirik ke arah Valeska dan mengulurkan tangannya. "Ngga mau nolak dansa sama gue kan?" katanya dengan senyum tipis. Valeska yang sedikit terkejut, tersipu malu, tapi dengan senang hati menerima uluran tangan Gio.
Namun sebelum mereka bisa menuju lantai dansa, Rahel tiba-tiba muncul di depan mereka, senyumnya lebar, seolah tidak pernah ada masalah di antara mereka. "Gio, mau dansa sama aku?" tanyanya dengan nada manis yang terdengar sangat tidak tulus di telinga Valeska.
Gio menatap Rahel dengan tatapan dingin. Tanpa berkata apa-apa, ia menarik Valeska lebih dekat dan berbalik, mengabaikan Rahel sepenuhnya. Valeska sempat menahan napas, merasa tegang, tapi kemudian tersenyum lega saat Gio menggenggam tangannya lebih erat.
"Gioo, kok aku di diemin" Rengek Rahel dengan nada manja.
"Bodoh, seharusnya lo tau kenapa gue kaya gini. Pergi sana! gue ngga mau berurusan lagi sama orang yang diem-diem ternyata brengsek" ujar Gio sangat menusuk, membuat Rahel langsung mengacir pergi dari hadapannya.
Mereka melangkah ke lantai dansa, dan lagu yang romantis mulai mengalun pelan. Gio meraih pinggang Valeska dengan lembut, sementara tangan satunya menggenggam tangan Valeska. "Lo bisa kan dansa pelan-pelan?" tanyanya, menggoda.
Valeska tertawa kecil, "Bisa lah, jangan remehin gue. Tapi... lo nggak terpaksa kan dansa sama gue?"
"Kenapa harus terpaksa? Gio menatapnya serius. "Lo kan istri gue. Dan lagi, lo keliatan cantik banget malam ini. First time gue liat lo pake make up seniat ini"
Valeska tersipu, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. "Lo baru sadar kalau malam ini gue cantik?" ujarnya, Valeksa mengibaskan rambutnya dengan bangga, berusaha menutupi rasa meltingnya.
Gio menggeleng dengan senyum tipis, "Udah dari tadi, tapi gue simpen buat momen ini."
Valeska memutar matanya, tapi tetap tak bisa menyembunyikan senyum lebarnya. Mereka mulai bergerak dalam ritme yang pelan, mengikuti alunan musik. Sesekali, Gio melontarkan godaan kecil yang membuat Valeska salting dan tersenyum malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOVA
Teen FictionPernikahan saat SMA Di kota kecil, Gio dan Valeska, dua remaja SMA, terpaksa menikah karena perjodohan yang diatur oleh orang tua mereka. Meskipun mereka awalnya saling tidak suka dan tertekan oleh situasi tersebut, pernikahan ini memaksa mereka unt...