32. Ketahuan? (++)

526 58 7
                                    

Kinda🔞

Kina tersentak saat seseorang menyalakan saklar lampu saat ia baru menyentuh knop pintu, belum sempat ia membuka pintu tubuhnya sudah membeku karena mendengar suara berat dengan nada yang dingin.

"Dari mana?"

"Dari dapur hehe." Sahut Kina sekenanya.

Kina bisa melihat jelas tatapan Jiro bukan tatapan yang ramah, melainkan tatapan marah, atmosfer rumah ini seketika berubah menjadi panas. Bahkan Kina merasakan gerah hanya dengan melihat tatapan Jiro yang begitu tajam.

"Dapur rumah ini jauh banget emang? sampe lo harus bawa tas?"

Kina melirik tas yang menyampir di bahunya. "Ah, ini ya... tadi..."

"Lo paham kan kalo gue tanya, berarti tandanya gue udah tau semua. Gimana? pilih jujur aja atau gue pake asumsi gue sendiri? ya gak bisa gue bilang asumsi sih, orang gue udah tau yang sebenarnya gimana."

Lutut Kina lemas seketika, sial. Ia ketahuan, lagian kenapa sih Jiro pulang cepat? biasanya juga kalau balapan pasti pulangnya pagi. Batinnya.

"Oke, maaf." Cicit Kina.

Kali ini hati Jiro tidak akan goyah hanya dengan mendengar Kina mengucap kata maaf. Meski Kina mengucap kata maaf, esoknya pasti ia akan mengulanginya lagi.

"Ngapain nyamperin cowok lain tanpa izin gue?" Jiro berjalan mendekati Kina. Kina pasrah lelaki itu menghampirinya, yang bisa ia lakukan hanyalah menunduk, menghindari tatapan lelaki itu.

"Liat mata gue, kalo lo berani gue percaya lo jujur."

"Gue jujur pun lo pasti marah Ji. Udah lah, buat apa gue jawab juga, lo pasti udah tau kan gue ngapain?" Kina masih menundukkan kepalanya.

"Liat gue, anjing." Jiro menarik rambut belakang Kina yang terikat, agar Kina mengangkat kepalanya. Saking kerasnya tarikan Jiro, ikat rambut yang mengikat rambut gadis itu sampai terlepas dari rambutnya.

"Sakit..." Lirih Kina.

"Mulut gue ngomong sampe berbusa juga, gak pernah lo dengerin. Gue selalu bilang jangan sampe buat gue marah Kin."

Kina menepis tangan Jiro dari rambutnya. "Ya harusnya lo gak perlu marah hanya dengan masalah sepele kayak gitu Jiro. Lo sendiri yang menciptakan kemarahan itu, bukan gue."

Jiro bertepuk tangan seraya berkata. "Wah wah, gede juga nyali lo berani ngomong kayak gitu."

"Masuk ke dalem kamar." Titah Jiro.

Kina menggeleng. "Gak mau, lo mau siksa gue lagi kan?"

"Nggak, gue mau ngasih lo kasih sayang."

.
.

Jiro membuka pintu dan mendorong gadis itu untuk masuk ke dalam. Kemudian ia menyusul masuk dan kembali menutup dan mengunci pintu. Kina berusaha untuk kembali keluar dengan mendorong tubuh Jiro.

"Nggak Jiro, awas gue mau keluar." Jiro menahan gadis itu dan kembali mendorongnya.

"Kalo mau keluar, lo ambil sendiri kuncinya. Kalo berani itu juga." Jiro menunjukkan kunci kamar Kina kemudian ia masukkan ke dalam saku celananya.

Kina mana berani meraba–raba saku celana laki–laki itu, Jiro benar–benar orang gila.

"Gue ajak lo keluar sama gue, tapi lo gak mau dan beralesan lo capek. Tapi kalo buat urusan temen cowok lo itu, capeknya langsung ilang ya?" sarkas Jiro.

"Susah banget emang izin ke gue?"

"Percuma gue izin, lo gak akan bolehin pasti."

Jiro mendengus kesal karena Kina terus melawan ucapannya. Jiro terus berjalan mendekati Kina, Kina berjalan mundur dan semakin mundur sampai punggungnya menyentuh tembok. Ia terus mendorong tubuh kekar Jiro agar menjauhinya. Namun usahanya sia-sia, Kina tidak akan kuat mendorong tubuh kekar itu.

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang