024

120 3 0
                                    

"Bukan nya mbak duluan ya yang rebut komik yang mau saya ambil. " Kesal Lisa yang tak terima di tuduh tanpa bukti.
"Hiks.. Hiks.. Lihat pak. Dia nuduh saya lagi. " Rengek wanita itu lagi. Ingin sekali rasa nya Lisa menampar wajah jelek wanita itu.

Saat Lisa dan wanita itu sibuk beradu argumen satu sama lain. Tiba tiba datang seorang pria gapura komplek nan gagah , ia datang dan melerai pertengkaran kami dengan mudah nya.
Yap! Siapa lagi kalau bukan Andrean. Si kulkas 10 pintu.

Dia membawa ku untuk duduk di salah satu kursi. Hening. Tak ada yang berniat memulai pembicaraan di antara kami.
"Anda tidak berniat mengucapkan terima kasih pada saya? " Tanya Andrean tiba tiba, memecah keheningan di antara kami.
"Ngapain? Gue gak merasa terbantu pun karena lo. " Bohong Lisa. Jika saja Andrean tidak datang tepat waktu maka Lisa dan gadis itu sudah saling jambak jambakan.

"Terserah anda . Dasar gadis liar. " Cibir Andrean sambil membuang muka nya ager tidak melihat wajah Lisa.
"Dasar om om pedofil. " Balas Lisa balik mengejek Andrean.
"Apa? Saya pedofil? Anda serius? " Tanya Andrean tidak habis fikri dia di katai pedofil.
"Kalau lo gak pedofil, pasti lo gak bakal mau nikah sama gue. " Jelas Lisa sambil mengerucut kan bibir nya.

"Kepedean. Maaf selera saya adalah wanita berkelas dan feminim . Bukan seperti mu. " Ejek Andrean sambil berlalu pergi meninggal kan Lisa yang membeku di tempat.
Ia tidak percaya ada yang berani mengatai nya tidak berkelas.
"Wah bener bener ni cowok minta di patahin tulang nya. " Lisa semakin kepanasan saat mengingat bagaimana cara Andrean mengejek nya.
"Akhhh mama!! "

( ̄へ  ̄ 凸

2 hari kemudian!
Hari ini bertepatan dengan hari di mana Lisa dan Andrean akan melaksanakan pertunangan mereka .
"Maa baju apaan begini. Sempit banget lagi. " Gerutu Lisa kesal.
"Ini kebaya sayang. Masa kamu gak tau sih. " Ucap sang mama geleng geleng kepala.
Setelah memakai kebaya yang indah nan elegan itu. Lisa pun lanjut di make up.

***
" Bagaimana Neon sudah kau bereskan lalat lalat itu. " Tanya Andrean di sertai dengan senyuman smirk mengerikan nya .
"Aman tuan. Saya sudah membawa nya ke tempat yang tuan minta . " Balas Neon dari seberang sana.
"Bagus. ! " Belum sempat Neon mengatakan satu patah kata pun Andrean sudah menutup sambungan telepon mereka.
"Ck.. Tuan kebiasaan. " Gerutu Neon sambil berdecak sebal.

***
Pintu aula di buka lebar pertanda mempelai pria serta keluarga besar nya telah tiba.
Andrean berjalan gagah dengan jas hitam serta dasi kupu kupu yang setia bertengger di leher pria itu.
Lisa sedikit terpesona melihat penampilan Andrean yang sangat berbeda dari biasa nya. Dia terlihat lebih dewasa dan tampan.

Andrean duduk di samping ku. Kami menyaksikan banyak rangkaian kegiatan penyambutan dan lain lain nya.
Di lanjut kan dengan acara permintaan restu pada kedua orang tua mempelai. Hingga tiba acara puncak yaitu acara pertukaran cincin.
Lisa sedikit terhenyak kala melihat cincin berlian dengan harga yang fantastis melekat di jari nya.

"Hei bukan nya cincin ini kemahalan? Gak habis kan situ punya duit. " Sindir Lisa dengan suara pelan namun masih bisa di dengar oleh Andrean.
"Jangan meragukan kekayaan saya Lisa. " Balas Andrean yang tak terima jika ada yang meremehkan nya.

Acara pertunangan yang sangat membosankan itu pun di tutup oleh acara foto foto yang sangat wajib di lakukan di setiap acara .

Vote dan komen 🙏

Dah lah author gak tau gimana acara pertunangan lagi. Belum pernah liat soal nya + mager.

ANDREANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang