036

13 2 0
                                    

Cuman minta Vote kalian aja kok, masa itu aja susah?
☆→★

Setelah mandi, Lisa berjalan pelan ke arah pintu. Langkah sang gadis seketika terhenti kala melihat sebuah CCTV terpampang jelas di depan kamarnya.
"Andrean sialan! " umpatnya sambil berdecak sebal. Ia kembali masuk ke kamar sambil memikirkan cara untuk keluar tanpa ketauan.

"Apa gue keluar dari jendela aja ya? " Tanya Lisa pada dirinya sendiri. Beberapa saat berpikir, Lisa akhirnya membuat keputusan bahwa ia akan keluar lewat jendela saja. Harap harap gak ada CCTV diluar.

Bak maling profesional, Lisa turun dari kamarnya dengan mudah tanpa hambatan sedikit pun. Tak ingin membuang banyak waktu, gadis itu segera melajukan kuda besinya dengan kecepatan maksimum. Membelah jalanan kota yang sudah sepi, kegelapan malam tak membuat semangat Lisa padam.

Motor keren milik Lisa terparkir indah di dekat basecamp sekaligus bengkel yang biasa ia gunakan untuk nongkrong atau hanya sekedar melepas lelah bersama teman-teman nya.

Melihat kedatangan sang ratu jalanan tentu saja membuat kerumunan yang selalu setia melihat balap liar itu bersorak heboh.

***
" Hey guys! "Sapa Lisa sambil memberikan tos pada masing-masing rekan serta sohib sohibnya.
" Yo, Lisa! Gimana kabar lo? " Tanya Arfaz sambil menepuk pelan bahu Lisa yang sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri.

" Baik dong. Lo sendiri gimana? Udah dapat cewek? " Tanya Lisa balik sambil tersenyum kecut.
"Gue mah sehat-sehat aja. Yang gak sehat hatinya, " jawab Arfaz terlihat sedikit frustasi.

"Kenape lagi lu? Ditolak cewek? " Lisa menepuk pundak Arfaz agar ia sedikit rileks saat berbicara.

"Biasa! Emang cewe mana yang mau sama cowok miskin kaya gue? Udah biasa kali, " Mendengar ucapan sendu Arfaz barusan tentu saja membuat Lisa merasa sedikit iba. Wanita jaman sekarang memang banyak yang matre. Jarang sekali ditemukan spesies cewek setia.

"Cewek mana yang nolak lo? Bilang namanya! Biar gue hancurin tu muka, " Ancam Lisa sambil mengeluarkan aura mencekam. Karena menurut nya laki-laki seperti Arfaz tidak pantas ditolak. Selain pekerja keras, Arfaz juga laki-laki yang baik dan berbakti.

"Jangan dong! Gue masih sayang sama dia, " balas Arfaz sedikit khawatir pada wanita yang telah mencuri hatinya . Mata teduh itu memancarkan aura yang begitu tulus. Kenapa wanita sialan itu tidak dapat melihat hal ini.

"Huhf... gue gak bisa apa-apa kalau lo gak mau, " Sekali lagi, Lisa menepuk pundak Arfaz sebelum pergi meninggalkan nya menuju tempat duduk ketiga sahabatnya.

"Hai cewek! Mau kenalan sama abang? " canda Lisa sambil duduk di samping Ardell yang sibuk dengan makanannya.
"Mau dong bang. Kebetulan adek lagi butuh kehangatan," jawab Kaizy dengan logat centil khasnya.
Lisa menatap jijik teman centilnya satu ini, " Dih ... gak tau malu, " cibir Lisa blak-blakan.

" Hahaha .... " Kaizy tertawa keras sambil memukul pelan bahu Lisa.
"Apaan sih lo? Stres ya! " Lisa lansung mendorong tubuh gadis itu menjauh darinya. Apa salahnya sampai ia di pukul begini? Dasar Kaizy gila.

***
"Berikan berkas-berkas yang aku minta kemarin! " perintah Andrean tegas pada sang tangan kanan.
"Berkas tentang pria bandar narkoba itu? " Tanya Neon memastikan ia tidak salah memberikan berkas penting yang didapat dengan susah payah itu.

" Ya, " jawab Andrean dingin.
Neon lansung menyerahkan sebuah berkas berwarna hitam itu pada Andrean sambil menyeringai. Semua gerak gerik Neon tentu tidak luput dari pandangan Andrean.
"Tuan pasti sangat senang setelah membacanya, " ungkap Neon sambil tersenyum penuh kemenangan.

Andrean segera membuka berkas hitam itu, membaca setiap lembar dalam hitungan detik sebelum tertawa keras, " Kerja bagus! Gajimu bulan ini naik dua kali lipat, " puji Andrean bangga pada bawahannya yang selalu bisa diandalkan.

"Terima kasih banyak tuan! Saya bersumpah akan selalu setia pada anda, " ucap Neon serius.
"Ya! Sekarang kau bisa keluar, segera cari tau lokasi pria itu sekarang! " Perintah Andrean tegas.

"Baik, saya pamit tuan. " Neon berjalan mundur sebelum benar-benar hilang di balik pintu.

Setelah kepergian sang bawahan, Andrean kembali tertawa keras hingga menggelegar di seluruh ruangan, “ Ck ... Dean, Dean. ” Andrean mengelap sedikit air mata di pelupuk matanya yang keluar karena ia tertawa keras tadi.

***
Seorang pemuda tampan dengan perawakan tinggi berjalan memasuki bengkel milik Lisa. Jaket kulit hitam menghiasi tubuh kekarnya, sebuah tindik di bagian bibir serta lehernya dan terdapat sedikit tato menambah kesan mengerikan dari sosok pemuda itu.

"Lis, Lisa! I-itu Dean! Yang gue bilang sama lo! " Seru Kaizy excited sambil menggoyang goyangkan bahu Lisa. Lisa sudah bisa menebak kalau Kaizy tertarik pada Dean, terlihat dari gelagatnya yang berubah tantrum.

Lisa mengalihkan pandangan pada arah yang ditunjuk oleh Kaizy, dan terlihat lah seorang pemuda tampan tersenyum manis padanya. Pemuda itu segera berjalan santai ke arah Lisa dan ketiga sohibnya.

"Hai girl! Gue Dean! " ucap Dean sopan sambil mengulurkan tangannya. Dean mulai menjabat tangan ketiga teman Lisa sampai gilirannya tiba.

"Lisa 'kan? " Tanyanya memastikan agar tidak salah orang.
"Ya, " jawab Lisa ketus. Dari dulu ia sudah muak melihat wajah pria ini.

Mendengar Lisa mengiyakan, Dean lansung tergerak untuk memeluk Lisa, " Gimana kabar lo? " Tanya pria sialan itu lagi Disela-sela pelukan nya.
Kemarahan Lisa memuncak saat tubuh berharganya dengan mudah dipeluk oleh orang asing. Tubuh kekar pria itu lansung didorong kuat oleh Lisa hingga terjatuh di sofa.

"Ngapain lo meluk meluk gue sembarangan, hah! " Bentak Lisa sambil menatap benci pria itu.
"Oh sorry! Gue gak bermaksud nyinggung lo. Sorry ya , Lis? Gue udah terbiasa nyapa orang sambil meluk, " ucap Dean serius.

"Gue gak peduli mau lo kebiasaan atau gak, intinya lo gak boleh nyentuh gue apapun alasannya! " peringat Lisa dengan aura horor khasnya.
"Sorry ya, Lis! " Ucapnya lagi.

"Huhf... kali ini gue maafin lo! Tapi lain kali .... " Dean menatap horor sang pujaan hati yang tidak pernah berubah dari dulu. Lisa selalu bertingkah apa adanya tanpa ditutup tutupi atau ingin terlihat menonjol di depan orang, hal itulah yang membuat Dean tergila-gila pada Lisa semenjak sekolah menengah pertama mereka.

"Iya, bakal gue ingat lain kali. " Dean terkekeh pelan melihat Ekspresi datar Lisa yang sangat dirindukan nya selama ini.

"Oh ya, Dean! Dulu lo tinggal dimana? " Tanya Tiara dengan mulut terus mengunyah makanan.
" Tamat SMP gue pindah ke Amerika, karena bokap gue pindah tugas ke sana sampe sekarang. And ... gue baru balik ke Indonesia 2 hari yang lalu, " jelas Dean sambil tersenyum manis. Senyuman yang sanggup membuat hati Kaizy berdebar kencang bak kuda berlari kencang.

"Ohh ... pantes lo lansung meluk Lisa tadi. " Tiara terkekeh pelan saat mengingat betapa marahnya Lisa saat dipeluk oleh Dean barusan.

Jangan lupa vote dan komen! 🙏🏻

ANDREANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang