MEMBUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN SEBELUM BACA!
☆→★Yang dibawah umur mending minggat, karena bab ini mengandung sedikit 18+
Andrean masuk kedalam mansionnya dengan wajah datar, namun terkesan mengerikan hingga beberapa pelayan yang hendak menyapa mengurungkan niatnya.
'Kau harus dihukum, Lisa!'
Andrean langsung mendobrak kuat pintu, membuat Lisa yang mendengar itu menjadi was-was. Pria itu berjalan pelan menuju rak buku, mulai memindahkan beberapa buku hingga membentuk pola aneh.
Srettt ....
Rak buku mulai terbuka secara otomatis. Tanpa menunggu lama, Andrean segera masuk lalu menghidupkan lampu ruangan itu.
"Dimana kau Lisa? Suamimu sudah pulang," ujar Andrean dengan nada mengejek.
Pandangannya terus meniti setiap sudut ruangan, berusaha menemukan istri kecilnya yang sedang bersembunyi.
'Ck, dasar bocah nakal! ' Andrean terkekeh pelan kala melihat ujung baju Lisa menyembul dari balik sofa.
Dengan gerakan kasar, Andrean langsung menarik kaki jenjang Lisa, membuat sang empu menjerit ketakutan.
"M-maaf Andrean. Aku gak sengaja masuk! A-aku gak liat apa-apa, sumpah!" cicit Lisa dengan wajah menunduk.
Andrean menyeringai melihat wajah ketakutan istri kecilnya. "Kamu pikir kamu bisa bodohin saya, hm?"
Andrean langsung membawa kasar Lisa keluar dari ruangan itu. Dengan tanpa perasaannya pria itu langsung membanting sang istri keatas ranjang.
"Arghh ... maaf Andrean. Aku janji gak gitu lagi besok," rengek Lisa ketakutan. Sorot mata redup milik Andrean menatap lapar Lisa, membuat sang empu ingin menghilang sekarang juga.
"Kamu berani-beraninya masuk keruangan saya, saya gak pernah ijinin kamu 'kan?" tanya Andrean nyalang. Pria gila itu mencengkram kuat pergelangan tangan Lisa hingga memerah.
"Sakit Andrean ... lepasinn!" rintih Lisa. Pikirannya kini dipenuhi oleh kemungkinan-kemungkinan terburuk. Bagaimana jika Andrean menyiksanya? Atau lebih parah ia akan dibunuh?
Lisa paranoid. "Hiks ... jangan pukul Lisa," rengek Lisa dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu harus dihukum!" Andrean merobek kasar seluruh baju Lisa, membuat sang gadis meronta gonta tak frustasi. Jantung nya bertalu tak karuan.
"Diam, Lisa. Saya cuman menjalankan kewajiban sebagai suamimu," ujar Andrean santai.
"Lepasin! Aku gak mau! Please jangan lakuin ini." Lisa berusaha mati-matian memberontak dari kungkungan sang suami. Namun, apalah daya, tenaganya hanya secuil tenaga Andrean.
"Stt ... tenang, babe. Saya akan mencoba lembut untukmu." Tangan nakal itu mulai menjelajahi setiap lekuk tubuh indah Lisa, menikmati karya sempurna Tuhan yang telah menjadi miliknya.
Lisa menegang, baru kali ini ia merasakan sentuhan lembut namun terkesan menuntut itu. Ketika ingin melayangkan seribu umpatan kebun binatang, bibirnya langsung dibungkam oleh benda lembut merah muda milik sang suami.
Andrean melumat dan menyesal bibir Lisa, bak orang kehausan setengah hari. Lidah Andrean terus menabrak milik sang istri, berusaha memancing Lisa agar membalas ciuman mereka.
Tangan itu seakan tak bisa dia. Andrean terus meraba-raba tubuh Lisa dengan wajah tertahan.
"Mmpp ...." Lisa memukul dada Andrean berulangkali saat nafasnya terkuras habis. Andrean benar-benar brutal.
Andrean melepaskan tautan mereka, membuat saliva keduanya yang masih terhubung menetes begitu saja. Lisa menutup wajah semerah udang rebusnya menggunakan kedua tangan. Rasanya ia ingin mati saja karena begitu malu. Apa-apaan Andrean ini seenaknya mencuri ciuman darinya.
Seakan tak cukup sampai disitu, kecupan dan gigitan Andrean kini mulai turun ke leher jenjang sang istri. Puluhan tanda merah terus turun hingga ke bagian paling sensitif sang gadis.
"Andrean! Jangan berani-beraninya kamu ngelakuin ini!" jerit Lisa dengan wajah semerah tomat.
"Ini hukuman, babe." Lisa menggeleng ribut kala merasakan benda lembut menyapu bagian bawahnya.
Benda itu semakin bergerak kasar, Membuat Lisa menggila. Sial, dia benci terlihat lemah, apalagi didepan Andrean.
"Saya butuh, Lisa. Sangat butuh." Perlahan, tangan kekar itu membuka resleting celananya, memperlihatkan sebuah benda yang paling Lisa takuti. Bentuknya benar-benar tidak normal untuk ukuran orang normal, sangat besar.
'Gila! Ini takkan muat!' Benda keras itu dengan sengaja menekan Lisa, membuat sang gadis terengah-engah tak berdaya.
"Ja-jangan! Jangan ... GAKK!" Air kekecewaan dan kepasrahan mengalir kosong dicelah pori-pori milik sang gadis. Keperawanan yang selama ini ia jaga direngut habis malam ini. Lisa tau suatu hari ini akan terjadi padanya. Namun, ia belum siap untuk ini.
"Andrean bangsat!" jerit Lisa dengan mata terus meneteskan air. Ia merasakan sakit yang luar biasa kala bercak darah turun diantara pahanya
"Stt ... jangan berkata kasar! Aku akan membuatmu keenakan." Lisa merasa tertampar oleh ucapan Andrean. Ia merasa seperti wanita murahan yang dengan mudahnya dikendalikan.
***
Sinar sang fajar membelah cakrawala untuk sampai dibumi. Aroma rumput di pagi hari menyapa hangat indra penciuman seorang pria 31 tahun itu, mata elangnya terus menatap tajam sang istri yang tidur dengan polos.Kaki jenjang nan panjang itu mendekat kearah ranjang, menatap lamat-lamat wajah kelelahan Lisa. Jujur, Andrean merasa sedikit bersalah karena telah menggempur sang istri semalam penuh, Lisa sampai pingsan dibuatnya.
Sebuah ciuman hangat mendarat sempurna dipipi kemerahan sang gadis. "Cantik!"
"Kau milikku selamanya! Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain saya!" kata Andrean dengan nada posesif yang sangat kentara.
Hai para readers tercinta! Aku kembali lagi dari hibernasi panjang. Semoga suka sama bab ini, ya? Walaupun isinya agak gimana gitu😅
Jangan lupa Vote untuk menghargai usaha aku. 🥰Vote gila!

KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAN
Teen FictionJangan menilai sebelum membaca !! Typo bertebaran !! Follow dulu sebelum baca 🙏 Lisa adalah seorang gadis berusia 18 tahun, hidup bergelimpangan harta, bebas ke sana ke mari membuat nya jarang pulang ke rumah, orang tua nya yang melihat itu lanta...