Membudayakan vote sebelum membaca! ☆→★
"Lis, tadi lo gue liat di koridor rame rame, kenapa? " Tanya Ardell penasaran.
Lisa berdecak sebal, malas sekali rasanya membahas lara kroco tidak berguna itu, " Biasalah. Si pickme haus validasi. ""Nadia lagi? " Ardell dan kedua temannya yang lain tak habis pikir. Kenapa Nadia begitu suka mengerjai Lisa hingga singa betina itu marah? Mereka yang sudah satu circle saja masih menaruh rasa segan pada Lisa .
"Siapa lagi kalau bukan dia, " Lisa mengeram kesal sambil berusaha untuk tetap fokus pada materi yang sedang diajarkan oleh guru.
"Lisa! Malam nanti jadi kan? " Tanya Kaizy tiba-tiba."Jadi apaan? " Tanya Lisa balik, ia benar-benar tidak ingat apa yang sudah dia rencanakan bersama ketiga teman baiknya.
"Baru juga dibilang, udah lupa aja. Lo balapan malam ini bego! " Ucap Kaizy kesal. Tangan jahannam itu bergerak untuk menjitak kepala kosong Lisa yang entah apa isinya.
"Yee ... gausah main jitak kepala gue kali! " Balas Lisa sambil menatap dendam bestot gilanya.
"Hehe ... maap. " Kaizy tersenyum lebar, memperlihatkan barisan gigi rapi nan putihnya."Lo balapan lagi, Lis? " Tanya Tiara yang baru saja selesai dengan tugasnya. Jangan salah, Tiara bandel bandel gini tetap dapat rangking.
"Yoi! " Lisa terlihat lebih semangat dari sebelumnya. Ia sudah membayangkan bagaimana nanti ia berfoya-foya dengan uang hasil balapannya. Namun ekspetasi indah Lisa seketika padam kala ia menyadari kalau sekarang sudah berstatus istri orang.‘ Ahhkkk! Nikah sialan! ’ Batin Lisa mengerutu frustasi. Ia tanpa sadar mengacak ngacak rambutnya sendiri. Melihat keanehan Lisa yang sangat tiba-tiba, tentu saja membuat ketiga sahabat menjadi sedikit khawatir.
"Lis ... lo kenapa? " Tanya Ardell ragu.
Mendengar pertanyaan itu seketika membuat kesadaran Lisa kembali sepenuhnya. Wajah Lisa kembali datar seperti semula, " Gak, gue gapapa kok."Lisa menatap malas sekitarnya, sampai pandangannya terhenti pada satu objek sejenis manusia yang sangat tampan namun terkesan dingin. Mata Lisa membola seketika kala melihat orang itu tersenyum miring padanya.
‘ Dia! ’ Batin Lisa. Gadis itu segera berjalan ke luar kelas dengan tujuan menemui orang itu. Sementara yang hendak di datangi malah pergi begitu saja.
"Hei! Tunggu! " Teriak Lisa sambil berlari kencang.Andrean yang dikejar oleh Lisa malah semakin menjauh seperti orang kesetanan. Ia masuk ke sebuah ruangan khusus kemudian menutup pintu nya.
"Woi! Bukain! Gue mau masuk! " Teriak Lisa dari luar ruangan itu sambil menggedor gedor pintu.Tok ... tok ... tok.
Suara ketukan keras pintu berhasil membuat ketenangan Andrean terusik . Dengan langkah lebar ia berjalan ke arah pintu. Tangan kekarnya memutar gagang pintu, lalu dengan cekatan lansung menarik tangan Lisa untuk masuk ke ruangan nya."Eh .... "
Setelah menarik Lisa masuk ke dalam ruangannya, Andrean kembali mengunci pintu seperti semula.
Lisa menelan ludah gugup saat berada satu ruangan dengan Andrean, tetapi ia tak akan mau Andrean menyadari perasaan gugupnya saat ini, " L-lo mau ngapain ke sekolah gue? " Tanya Lisa sambil menundukkan kepalanya."Apa maksud kamu dengan ' kenapa'? Terserah saya mau kemana, " Jawab Andrean, tentunya dengan logat arogan khasnya. Seakan kesombongan sudah tidak bisa dipisahkan lagi dari hidup seorang Andrean.
"Maksud gue ngapain lo kemari? Gak mungkin kan cuma iseng! Ah ... atau jangan jangan .... " Lisa tersenyum kecut melihat wajah wajah berdosa Andrean."Jangan jangan apa, hah? Gausah mikir aneh aneh. " Andrean menatap malas.
"Jangan lo kesini karena kangen sama gue! " Ucap Lisa sambil mengibas rambut pendeknya.Mendengar penutur blak blakan dari sang istri seketika membuat Andrean terbatuk batuk.
"Uhukk ... uhukk .... "
Lisa tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi terkejut dari sang suami, " Udahlah ngaku aja. Gue tau gue cantik, imoet, kiyut, tapi lo gak perlu sampe ngikutin gue ke sekolah juga! " Lisa dengan percaya dirinya mulai memuji diri.
"Ada kantong hitam gak? Pengen muntah, " Jawab Andrean sambil menatap miris gadis yang sekarang berstatus istrinya.
"Lo gak sadar ya? Gue tu cantiknya gak ada obat. Seharusnya lo bersyukur bisa dinikahi sama cewek spek manhwa gini. " Sekali lagi, Lisa memuji diri dengan tanpa malunya.
"Situ pede banget, " Cibir Andrean sambil tersenyum mencemooh.
" Hidup emang harus pede, jirr, " Sambungnya lagi."Gak sopan! " Tegur Andrean sambil mendorong Lisa untuk duduk di sofa dalam ruangannya.
"Lah, apanya yang gak sopan? " Tanya Lisa bingung.
"Kamu gak bisa ya sekali aja sopan sama suami! " Nada bicara Andrean mulai meninggi, pertanda sang empu benar-benar marah."K-kenapa lo jadi ngebentak gue? Dan kenapa gue harus sopan sama lo? " Tanya Lisa dengan suara pelan. Keberanian yang selalu ia banggakan selama ini mendadak padam kala berhadapan dengan Andrean.
"Saya gak lagi ngebentak kamu, Lis! Saya suami kamu, seharusnya kamu bisa bersikap sopan sama saya. " Andrean menatap tajam manik mata sendu sang istri.
"Kita itu cuma dijodohin! Gue gak pernah nganggap lo suami gue! " Tegas Lisa kembali mengingatkan alasan mereka bisa terikat dalam hubungan suci bernama pernikahan ini."Saya gak peduli mau kamu anggap saya apa! Intinya kita udah nikah, jadi sampai kapanpun kamu adalah istri saya! " Kata Andrean dengan esmosi yang hampir meledak, namun masih berhasil diredam.
"Terserah lo mau bilang apa. Gue tetap gak bakal anggap lo suami gue sampai kapan pun ... dan kita pasti bercerai suatu hari nanti, " Jawab Lisa dingin. Andrean tersenyum ketir mendengar penyataan berani Lisa, " Heh, saya gak akan membiarkan anda pergi dengan mudah. "
"Lo belum tau siapa gue sebenarnya, " Lisa tersenyum remeh. Ia akan melihat sejauh mata Andrean bisa mengendalikan singa betina ini.
"Kamu juga belum tau siapa saya sebenarnya. Akan saya pastikan anda tergila-gila pada saya ... nanti! " Ucapnya dengan penuh keyakinan."Please, stop halu! Seorang Lisa Aluna Dirgantara gak akan pernah tergila-gila sama orang kayak lo. "
"Kita liat aja nanti, Lisa sayang, " Ucap Andrean sambil tersenyum menggoda. Tangan kejar kan berotot itu naik menyentuh kepala Lisa, mengusapnya pelan.
"Apaan sih pegang pegang." Lisa terlihat tak terima saat Andrean dengan mudah lansung mengelus kepalanya.Kringkk .... ( bel masuk kelas)
"Udah bell, gih masuk, " Ucap Andrean kembali ke mode lembutnya. Ia mengantar Lisa sampai ke depan pintu kelas.
"Belajar yang rajin ya! " Andrean kembali mengelus rambut Lisa membuat sang gadis merona malu."Tanpa lo bilang gue juga bakal rajin belajar kali, " Ucap Lisa mati matian berusaha menahan perasaan aneh yang sedang bergejolak di dalam tubuhnya.
"Jangan melawan guru! Saya sering mendapat laporan tentang kenakalan mu, " Tegur Andrean.
"Bacot, gurunya aja yang manja dikit dikit ngadu." Lisa lansung masuk ke kelasnya tanpa berpamitan terlebih dahulu pada sang suami.Andrean hanya geleng-geleng kepala melihat sifat keras kepala sang istri. Ia sadar kalau ini adalah salah satu ujian terberat dalam hidupnya, tetapi ia sangat yakin bisa melalui ini dengan mudah, semudah mencelupkan tangan kedalam air.
Jangan lupa vote dan komen 🙏🏻🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAN
Teen FictionJangan menilai sebelum membaca !! Typo bertebaran !! Follow dulu sebelum baca 🙏 Lisa adalah seorang gadis berusia 18 tahun, hidup bergelimpangan harta, bebas ke sana ke mari membuat nya jarang pulang ke rumah, orang tua nya yang melihat itu lanta...