020

25 1 0
                                    

"Ngapain sih lo selalu ganggu hidup gue. " Ucap Nadia frustasi.
"Sorry gue gak minat ganggu lo. Tapi ini lapak gue, minggir lo. " Ucap Lisa sambil mendorong Nadia dari sebuah sofa. ( ya iyalah orang itu sofa nya punya Lisa.).
"Awww sakit.. " Rintih Nadia karena merasakan benda cair berwarna merah mulai mengalir turun dari sikut nya. Mata gadis cengeng itu mulai mengeluarkan air mata.
" Cengeng pergi lo. " Usir Lisa yang dengan santai nya mulai merebahkan tubuh nya ke sofa itu.
"Liat lo Lisa, gue bakal laporin ke kepala sekolah. "Ancam Nadia sambil membawa tangisan nya ke hadapan kepala sekolah.

Lisa yang memang bersifat acuh tak acuh pun segera melanjutkan acara tidur nya.
" Pemberitahuan pada Lisa Aluna Dirgantara kelas Mipa XII untuk segera pergi ke ruang kepala sekolah . " Suara pemberitahuan mengema di seluruh sekolah.

Sementara murid yang sekelas dengan Lisa merasa heran kala mendengar pemberitahuan barusan. Pasal nya Lisa tidak ada di kelas.
"Ck.. Berisik. " Gerutu Lisa sambil berjalan malas ke ruang kepala sekolah.

***
"Pak dia duluan yang dorong saya pak!... Hiks.. Hiks.. " Tangis Nadia tampak sangat di buat buat, dasar ratu drama.
Lisa sempat terkejut kala melihat om om tadi ada di ruang kepala sekolah. Apa mungkin dia anak nya kepala sekolah?
"Apa benar yang di katakan oleh gadis ini? " Tanya Andrean dengan tatapan tajam.
"Om kenapa selalu di sini sih? " Bukan nya menjawab pertanyaan dari Andrean. Lisa malah balik bertanya.

"Bukan urusan mu. Jawab saja pertanyaan saya. " Tutur Andrean jengkel karena gadis ini terlalu banyak bicara.
"Salah dia sih. Udah bolos terus ambil lapak saya. Ya saya dorong lah. " Ucap Lisa santai tanpa peduli konsekuensi yang akan di hadapi nya nanti.
"Bagus! Sekalian saja tolak sampai mati. " Gumam Andrean pelan tanpa sadar.
"Hah apa pak? Bapak bilang apa tadii? . " Tanya Nadia yang memang kurang jelas mendengar ucapan Andrean barusan. Sementara Lisa yang dapat mendengar dengan jelas hanya terkekeh pelan. Ia merasa sudah se frekuensi dengan om om ini.

"Bukan apa apa. Sebaik nya kau kembali ke kelas. Salah mu sendiri karena membolos. " Perintah Andrean. Ia tidak berniat membela Nadia sama sekali.
"Tapi pak gara gara dia siku saya berdarah. " Rengek Nadia dengan wajah sok di imut imut kan. Lisa tau bahwa gadis ini sedang berusaha menggoda Andrean ini karena wajah nya yaah bisa di bilang tampan (←tipe manusia yang gak mau mengakui ketampanan orang lain :→ Lisa. )

"Pak dia udah bikin saya lupa pak. " Ucap Nadia dengan nada manja nya. Ia segera mendekat kan tubuh nya ke arah Andrean yang sedang duduk di sofa.
Aku memaku di tempat menyaksikan betapa jalang nya Nadia. Ia dengan berani menggoda Andrean di depan Lisa.
" Om jangan dekat sama jalang om. " Celutuk Lisa sambil tersenyum tipis.
Kocak sih ngeliat si jalang berusaha deketin kulkas 10 pintu.

"Saya bukan om kamu. " Balas nya. Nadia semakin mendekat kan tubuh nya hingga dada nya menempel di bahu Andrean.
Andrean merasa emosi nya meledak kala merasakan sesuatu benda kenyal menyentuh bahu nya. Ia pun segera mendorong Nadia hingga gadis jatuh tersungkur ke lantai.

"Jangan bertindak kurang ajar di depan saya. Saya bisa saja memenjarakan anda. " Ujar Andrean dengan aura dingin nya. Lisa saja sampai meneguk ludah nya karena merasa terimidasi oleh aura mencekam nya Andrean.
"Kamu yakin gak mau? Terserah kamu mau diapain , aku bakal terima kok. " Goda Nadia dengan binal nya. Perempuan jalang itu menggoyang goyang kan bukit kembar nya, berusaha mengoda Andrean dengan tubuh tobrut nya.

"Maaf ya jalang. Tapi dia gak suka sama yang udah longgar. " Sindir ku secara tiba tiba. Aku tidak bisa jika hanya diam menyaksikan drama hot ini.
"Siapa yang lo maksud longgar hah. Gue masih perawan ya!. " Pekik Nadia kesal. Ia sampai menggertak gigi nya , berusaha menahan amarah yang hampir memuncak.
" Hahaha kocak, lu pikir gue gak tau apa pekerjaan lo selama ini?. "Ucap remeh Lisa.
" L-lo gausah sok tau ya. Gue gak pernah kerja, keluarga gue udah kaya. " Ucap Nadia sombong.

"Emang ada yang orang kaya yang jual tubuh nya seharga 200 ribu per malam , itu mah jajan sehari gue aja gak cukup. " Hina Lisa sehina hina nya.
Nadia kaku di tempat. Ia tidak menyangka bahwa Lisa bisa mengetahui pekerjaan nya secara detail.

"Kenapa diam? Atau yang di katakan oleh Lisa barusan itu benar? " Celutuk Andrean sambil tersenyum remeh.
Sementara Lisa tertegun di tempat, gadis itu terpesona saat melihat betapa tampan nya Andrean saat tersenyum..

Jangan lupa vote dan komen 🙏👇⭐

ANDREANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang