Jangan baca doang, minimal vote kocak! ☆→★
Btw, follow dulu gak sih? Yasares_
"Kita gak akan ketahuan 'kan, sayang?" Seorang wanita seksi bergelayuh manja didada seorang pria. Menjijikkan, ternyata ini kelakuan mereka selama ini. Aku membencimu, papa!
"Gak akan, sayang. Mary lembur sampai besok." Tangan menjijikkan papa mulai menjamah tubuh wanita itu, tepat dikamar mama dan papa.
"Tapi, Lisa?" Wanita itu menahan tangan papa yang hampir terbenam didalam celananya.
"Tenang saja, sayang. Lisa udah tidur daritadi kok." Bajingan kalian!
Aku membekap erat mulutku agar tidak menangis deras.
"Eunghh ... uhh." Malam itu ... kedua manusia biadap saling bergelung dalam selimut, saling memberi kehangatan dalam hubungan terlarang. Lemari kayu ini, menjadi saksi bisu betapa bencinya aku pada orang yang aku sebut papa.
Suara penyatuan kulit mereka membuat ku kehilangan akal. Ingin rasanya aku menusuk perut mereka hingga berantakan.
Darah mengalir deras dari jari-jari ku yang terus kugigit.
"Mas keluar sebentar ya, sayang." Papa mengecup sayang kening wanita bajingan yang baru saja ia gagahi. Cih, menjijikkan.
"Iya, sayang. Jangan lama-lama, ya?" Sintia bersandar lemas diranjang setelah olahraga berjam-jam.
Wanita itu berjalan pincang kearah kamar mandi untuk membersihkan diri. Kesempatan itu aku gunakan untuk keluar dari kamar mandi.
Kaki kecilku berjalan pelan kearah nakas. Papa selalu menyimpan senjatanya disana.
"Na na na ... Arghhh! Lisa?" Sintia sepertinya amat terkejut melihat kehadiran ku tepat di depan nya sembari mengacungkan sebuah pistol.
"L-Lisa sayang ... lepaskan! Itu berbahaya, Nak." Sintia mendekatiku, berusaha membujuk ku dengan mulut ularnya. Kali ini aku tak kan terpedaya.
"Berikan pada tante, sayang. Kalau papa kamu tau dia pasti marah." Tubuhnya bergetar was-was, takut jika sewaktu-waktu pelatuk itu bergerak kearahnya.
"Nanti tante beliin es krim kesukaan kamu. Sini sayang."
"Lisa gak mau es krim!"
"Tante akan beliin apapun untuk kamu, asal buang pistol itu, okey?" Sintia berusaha mendekatiku.
"Kau yakin? Bisa memenuhi semua keinginan ku?" Aku tersenyum getir. Melihat orang tidak berdaya ternyata sang menyenangkan.
"Iya sayang. Apa yang kau mau?"
"Kematian mu!" Sintia meneguk ludah kasar. Ia tersenyum canggung seolah apa yang baru Ia dengar hanyalah bualan bocah ingusan semata.
"J-jangan bercanda, Lisa. Kalau tante mati, papa kamu pasti sang marah?"
"Oh, ya? Ayo buktikan." Aku dengan santai menarik pelatuk hingga mengenai telapak tangan Sintia. Aku tidak bisa berhenti, kemarahan dan kekecewaan telah menguasai akal sehat ku.
Dor... dor ... dor
Tembakan membabi buta terus aku arahkan pada wanita jalang yang sudah terkapar. Untuk pertama kalinya aku merasa bangga akan usahaku. Tubuh penuh darahnya adalah karya terindah yang pernah aku ciptakan.
Kaki kecil ku melangkah kearah sang wanita.
Dorr ....
Tembakan terakhir sengaja aku arahkan pada keml*annya.
"Agar kau tidak menjadi jalang juga dineraka."
Dunia tiba-tiba gelap digantikan oleh setitik cahaya yang kian membesar.
"Arghh ... hah ... hah ... ternyata hanya mimpi." Lisa memegangi dadanya yang terasa sangat sesak. Jantung bertalu tak karuan, nafasnya terengah-engah kala mengingat mimpi mengerikan itu. Sekian tahun, mimpi itu kembali datang.
Andrean menghampiri sang istri yang tampak tidak baik-baik saja. "Lisa? Kamu kenapa?" Tangan kekar itu melingkar dipinggang Lisa, berusaha menarik sang gadis lebih dekat.
"Gak, aku gapapa." Lisa mendorong tubuh Andrean menjauh. Ia masih butuh waktu untuk menangkan dirinya sendiri.
Bukan Andrean namanya kalau dengan mudah melepaskan. Ia justru semakin mengeratkan pelukanya.
"Cerita dulu kamu kenapa?" Andrean menarik tubuh ramping Lisa keatas pangkuannya.
"C-cuma mimpi buruk kok." Lisa berusaha menghindari tatapan intens sang suami.
"Oh, kirain kenapa. Yaudah sekarang lebih baik kamu mandi, bau." Andrean tersenyum tanpa dosa, membuat Lisa ingin menonjoknya.
"Enak aja! Wangi gini di bilang bau." Lisa mendengus kesal. Ia berusaha untuk bangun, namun kakinya bergetar lemah. Alhasil Lisa berakhir terjatuh.
"Gak bisa jalan, hm?" tanya Andrean dengan ekspresi jahil. Pemuda 31 tahun itu segera menggendong Lisa lalu dibawa kekamar kamar mandi.
"Kayaknya semalam terlalu enak, makanya kami gak bisa jalan, ya?" Andrean meletakkan tubuh polos Lisa kedalam bathtub.
"Bapak kau bangsat! Gak ada enak-enaknya, sakit banget malah!" jerit Lisa kesal.
"Masa sih? Tapi semalam minta lebih." Senyuman tanpa dosa milik sang suami semakin membuat Lisa naik pitam.
"Terserah lu anying."
"Eits ... satu kali kata kasar, sama dengan 2 kali ciuman." Andrean mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa.
Cup...
Tangan kekar Andrean menahan tengkuk Lisa agar tidak melepaskan tautan mereka. Gadis itu menutup rapat mulutnya, tak ingin diterobos seperti terakhir kali. Melihat itu, Andrean segera mengigit bibir Lisa hingga sang gadis reflek membuka mulutnya.
Lidah Andrean menerobos masuk, melilit brutal benda lunak milik Lisa. Keduanya terus saling melumat penuh kasih.
"Mmpp ...." Lisa mendorong dada Andrean kala merasakan nafasnya semakin pendek.
Sorot mata gelap milik sang pria menatap lapar gadisnya.
"Kayaknya saya kecanduan sama kamu, Lisa."
"Gausah aneh-aneh, gila! Keluar sana!"
Jangan baca doang ya manusia! Minimal Vote!Gausah jadi silent readers! ( ̄へ  ̄ 凸

KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAN
Teen FictionJangan menilai sebelum membaca !! Typo bertebaran !! Follow dulu sebelum baca 🙏 Lisa adalah seorang gadis berusia 18 tahun, hidup bergelimpangan harta, bebas ke sana ke mari membuat nya jarang pulang ke rumah, orang tua nya yang melihat itu lanta...