Accident | 2

537 16 1
                                    

[Jayden Rizaldi Alviano]

Seorang cowok yang berpakaian tidak rapi itu masih berkutat dengan game online yang ada di ponselnya. Padahal jam sudah menunjukan pukul tujuh kurang lima menit.

Sang Mama yang melihat kelakuan anaknya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia dan suaminya sudah pasrah dengan kelakuan anak tunggalnya itu.

Tentu ada alasannya mengapa Ayu dan suaminya berbuat demikian kepada sang anak. Karena memang sang anak sudah kelewat bandel, mungkin bakat menurun dari sang Papa.

"Jayden," panggil Ayu, sang mama yang hanya dibalas gumaman tak jelas oleh Jayden.

"Berangkat sekolah sana." Ucap mama Ayu.

"Bentar, Ma. Dikit lagi menang." Balas Jayden tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. la sangat fokus dengan game.

"Jayden, ini jam tujuh kurang lima menit loh." Ucap Mama Ayu memberitahu.

Cowok yang dipanggil Jayden itu menatap mamanya sejenak lalu segera memasukan ponselnya di saku celana dan menggendong tasnya di bahu kiri "Jayden berangkat, Ma." Pamit Jayden lalu mencium punggung tangan mamanya.

"Hati-hati di jalan."

"Iya, Ma." Jawab Jayden lalu berjalan menuju pintu utama. Namun, saat baru saja sampai di depan pintu, Jayden berbalik berjalan mendekati mamanya.

"Ada apa?" Tanya Mama.

Jayden menyengir, "kunci motor Jay masih di kamar, Ma." Jawab Jayden lalu berlari naik melewati Mama menuju kamarnya berada.

Ayu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kebiasaan."

Jayden mengambil kunci motornya di kamar, lalu turun menghampiri motor sport hitamnya yang sudah terparkir di halaman rumah.

Jayden segera menaiki motornya dan melaju kencang membelah kemacetan di jalan.

25 menit kemudian, motor hitam Jayden mulai memasuki gerbang sekolahnya yang bertuliskan SMA DECELIS di atasnya.

la segera memarkirkan motornya di parkiran khusus guru itu kebiasaannya. Alasannya karena jika memarkirkan di parkiran murid, nanti akan susah saat mengeluarkannya. Berbeda dengan parkiran guru, Jayden bisa dengan mudah mengeluarkan motornya dan yang terpenting jadi mudah untuk bolos.

Jayden menggendong tasnya di bahu kiri dan berjalan santai menyusuri koridor menuju kelasnya. Hari ini dan dua hari kedepan tak akan ada guru yang menghukumnya karena datang terlambat, karena mereka semua sedang disibukan kegiatan MPLS anak kelas sepuluh.

Selama ia berjalan di koridor, pandangan kagum serta memuja terus dilayangkan oleh anak kelas sepuluh khusus- nya murid cewek-cewek yang memang sedang dijemur di lapangan. Jayden memang memiliki paras yang rupawan.

"Eh itu siapa? Ganteng banget."

"Kak, itu siapa namanya?"

"Gagah banget jalannya."

"Aduh mleyot aku."

"Itu siapa sih? Minta Instagramnya boleh dong."

"Kakak osis, boleh minta nomernya kakak itu ga?"

Dan masih banyak lagi celetukan-celetukan saat Jayden berjalan melewati koridor depan lapangan.

Jayden tentu saja mengabaikannya, ia bahkan sama sekali tidak menoleh ke arah lapangan.

Kelas 12 IPA 3 itulah tulisan di atas pintu kelas yang akan dimasuki Jayden. Ia kemudian masuk dan duduk di kursi paling belakang pojok kanan yang di sampingnya ada seseorang yang sedang tidur dengan nyenyaknya.

AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang