[Rumah Pohon]
Setelah makan malam, Reyna langsung kembali ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata. Melihat Reyna meninggalkannya, Jayden bergegas menyusul Reyna. Jayden masuk kamar setelah mengetuk dan mendapat jawaban.
Di kamar, Reyna duduk di pinggir tempat tidurnya. Jayden mendekat dan duduk di sampingnya, ia meraih kedua tangan Reyna yang untungnya kali ini pemiliknya tidak menolak.
"Reyna gue minta maaf, gue akui gue emang bodoh banget," ucap Jayden sambil menatap kedua mata Reyna.
"Aku maafin," balas Reyna. Jayden segera membawa Reyna masuk ke pelukannya. Jayden lalu mundur membawa Reyna duduk bersandar di kepala ranjang. Tepatnya Jayden yang duduk bersandar di kepala ranjang dan Reyna yang bersandar di dada Jayden.
"Kenapa mau maafin gue?" Tanya Jayden.
Reyna segera melepas pelukannya lalu duduk tegak, "oh jadi gak mau dimaafin?""Enggak bukan gitu." Jayden gelagapan, ia lalu kembali menarik Reyna masuk ke dekapannya, "gue penasaran aja kenapa maafin gue."
"Aku percaya sama kamu." Reyna mendongak menatap Jayden, "jangan rusak kepercayaan aku ya?"
"Iya, gue janji." Ujar Jayden.
"Kejadian itu juga udah lama, udah berlalu, aku gak bisa mengubahnya. Aku juga udah belajar buat nerima semuanya, mungkin memang ini takdir aku." Reyna menghela napas, "yang aku pikirin sekarang bagaimana biar mereka sehat-sehat terus." Reyna mengusap perutnya.
Jayden tertegun, apa ini benar Reyna yang terkenal gadis manja dan kekanak-kanakan? Jayden merasa yang di dekapannya sekarang adalah Reyna si wanita dewasa, yang bahkan lebih dewasa darinya.
Jayden lalu mengangkat dagu Reyna agar menatapnya. Perlahan wajah Jayden mendekat dan...Cup, Jayden mencium bibir Reyna. Reyna terkejut tetapi ia tetap diam.
Awalnya memang hanya menempel. Namun, tak lama kemudian berubah menjadi lumatan. Jayden melumat bibir Reyna dengan lembut dan sangat berhati-hati, lumatan lembut yang membuat Reyna ikut terlena. Reyna mulai memejamkan matanya, menikmati bibir Jayden yang bergerak melumat bibirnya, bahkan lidah Jayden sekarang sudah masuk dan mengeksplor isi mulutnya. Reyna hanya diam karena ia tak tahu bagaimana cara membalasnya.
Reyna meremas pinggang Jayden setelah merasa kehabisan oksigen. Jayden melepas ciumannya, ia menatap Reyna yang terengah-engah. Tangannya maju dan mengusap bibir Reyna yang mengkilap. "Maaf," ucapnya. Reyna diam karena sibuk mengatur napasnya.
Jayden lalu memposisikan Reyna untuk berbaring, Jayden turun ke perut Reyna dan...Cup, Jayden mencium perut Reyna. "Good night adek, dedek," ucapnya.
Jayden lalu kembali ke atas, menatap Reyna yang juga sedang menatapnya. Cup...Jayden mencium dahi Reyna, ia lalu memposisikan dirinya untuk berbaring di samping Reyna. "Good night mamanya adek, dedek," ucapnya lalu kembali membawa Reyna ke dekapannya.
"Good night papa," balas Reyna. Sebelum memejamkan matanya, Reyna mendongak. "Jay, bisa ga panggilannya diganti aku-kamu? Aku gak biasa dipanggil gue-lo"
Jayden mengangguk, "Aku usahain ya."
Reyna tersenyum, ia semakin merapat pada tubuh Jayden. Mereka pun mulai menjelajahi mimpi masing-masing.
***
Reyna terbangun, ia tak menemukan Jayden di sampingnya.
Apa semalam Cuma mimpi? Batin Reyna sedih.
Reyna menghela napas, ia lalu meraih ponselnya di nakas. Ternyata la mendapat pesan dari Jayden.
Jayden

KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
Teen FictionReyna Faesya Airlangga, gadis manja yang hidup dalam limpahan kasih sayang, harus menghadapi kenyataan pahit ketika sebuah pesta mengubah segalanya. Hamil tanpa tahu pasti apa yang terjadi, dipaksa menikah dengan pria yang membencinya, dan terjebak...