Accident | 27

330 24 4
                                    

[Licik]

Mereka berdua sudah sampai di sekolah. Jayden pergi meninggalkan Jevan di parkiran. Namun, saat berbelok di koridor ada seseorang yang berjalan di sampingnya.

"Jay, helm gue baru beli itu, jadi lecet," rengek Jevan.

"Ga peduli sih," balas Jayden tak acuh.

"Sialan lo." Umpat Jevan.

Mereka berjalan ke kelas, tiba tiba ada seseorang yang menghadang langkah mereka, tepatnya langkah Jayden.

"Minggir lo." Sentak Jayden sinis lalu berusaha melewati orang itu.

"Jay dengerin gue dulu," balas Yena sambil merentangkan kedua tangannya menghadang Jayden.

"Gak ada waktu," ucap Jayden.

"Minggir ah," sahut Jevan.

"Lo duluan aja, gue ada perlu sama Jayden." Balas Yena sinis.

"Tapi gue gak ada perlu sama lo." Sinis Jayden.

"Jay, gue minta maaf." Yena menumpukan kedua tangannya di dada Jayden, menahan agar Jayden tidak berjalan maju.

"Lo apa-apaan sih." Jayden menghempaskan paksa kedua tangan Yena. Kejadian itu tak luput dari perhatian semua siswa yang melewati koridor, bahkan siswa yang berada di dalam kelas rela keluar hanya untuk melihat perdebatan Jayden dan Yena.

Setelah berhasil melepaskan tangan Yena, Jayden pun berjalan melewati Yena, tak memerdulikan Yena yang berteriak memanggilnya.

"Jayden, dengerin gue."

"Gue cinta sama lo, gue gamau kehilangan lo."

Jayden berhenti, membuat Jevan was-was, jangan sampai Jayden kembali luluh hanya karena kalimat cinta.

"Jay?" Panggil Jevan. Jayden diam lalu berbalik menatap Yena dengan tatapan meremehkan.

"Oh iya? Lo cinta sama gue apa cinta sama dompet gue? Lo gamau kehilangan gue apa gamau kehilangan atm berjalan?" Tanya Jayden lalu berbalik tanpa menunggu jawaban Yena.

"Jay, gak gitu!"

"Jayden, dengerin gue dulu!"

Jevan yang berjalan di samping Jayden mengeluarkan senyumannya "Ternyata Jayden udah mulai pinter, bunda bangga," kata Jevan lalu seolah mengusap air mata menggunakan dasinya.

"Geli." Ucap Jayden lalu masuk kelas meninggalkan Jevan yang masih terdiam di depan kelas.

"Durhaka."

***

Kedua kakinya berjalan menghentak-hentak, bibirnya mengomel tak jelas, ia lalu duduk di samping Keisha yang sibuk mengutek kukunya dengan kutek berwarna merah menyala.

"Lo kenapa?" Tanya Keisha yang masih sibuk mengoles kukunya menggunakan cairan berwarna merah.

"Jayden," jawab Yena.

"Kenapa lagi?"

"Dia mutusin gue, dia udah nolak gue." Jawab Yena kesal.

"Bukannya target utama lo Steve ya?" Tanya Keisha.

"Ah gak tau ah, yang penting sekarang gue butuh Jayden," jawab Yena kesal.

"Apa dia udah suka sama Reyna?" Tanya Yena.

"Mungkin."

"Ck! Gabisa dibiarin, Jayden harus balik ke pelukan gue lagi."

"Lo mau bikin rencana gimana lagi?"

AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang