[Sebuah Kejadian]
Keesokan harinya, Reyna dan Steve berangkat sekolah seperti biasanya. Setelah turun dari mobil, mereka lalu berjalan beriringan melewati koridor yang kebetulan sedang ramai.
Banyak pasang mata yang memperhatikan keduanya. Tentu saja dengan tatapan memuja dilemparkan untuk Steve, tatapan iri dengki dilemparkan untuk Reyna.
Reyna sebenarnya juga sedikit minder jika berjalan bersama Steve yang sempurna. Dengan tinggi yang memadai, paras yang rupawan padahal sebenarnya Reyna juga tak kalah rupawannya, Mereka berdua tidak hanya cantik dan tampan tapi mereka juga pintar, mereka selalu menjadi juara kelas, mengikuti olimpiade dan membanggakan sekolah.
Reyna hanya bisa berjalan menunduk menghindari tatapan-tatapan yang seolah akan membunuhnya. Mereka tak suka gadis manja sepertinya bersanding dengan pangeran mereka.
Reyna dan Steve terus berjalan beriringan menuju kelas mereka dengan Steve yang sesekali tersenyum membalas sapaan temannya dan Reyna yang tetap berjalan menunduk. Dan dari arah berlawanan muncul Yena bersama Keisha yang membawa tumpukan kertas seperti undangan?
Sampailah Steve dan Reyna berhadapan dengan Yena dan Keisha. Yena menyerahkan undangan untuk Steve dan Reyna.
"Apa ini, Yen?" Tanya Steve.
"Undangan pesta ulang tahun gue. Dateng ya." Jawab Yena. "Lo juga dateng ya." Ucap Yena pada Reyna. Kenapa tiba tiba sikapnya menjadi baik? Kepentok pintu kah dia?
"Sorry-"
"Kita pasti datang kok Yen." Ucap Reyna memotong ucapan Steve.
"Okelah, gue mau bagiin ke yang lain. Dah Steve." Pamit Yena lalu berjalan melewati Reyna dan Steve.
"Kok kamu terima sih?" Gerutu Steve lalu berjalan mendahului Reyna.
Reyna pun segera menyusul langkah lebar Steve. "Yah gak papa lah. Sekali kali." Ucap Reyna ketika sampai di samping Steve.
Steve diam dan terus berjalan dengan langkah lebarnya. Sesampainya di kelas 12 IPA 1, Steve masuk dengan Reyna yang mengikutinya.
Steve duduk di kursinya diikuti Reyna yang juga duduk di kursinya, tepat di samping Steve.
"Ya Stev, besok datang ya?" Pinta Reyna.
"Nggak Rey, kamu tau sendiri kan gimana sikapnya kalo sama kamu." Tolak Steve.
"Dia tadi baik kok." Elak Reyna.
"Ya kamu enggak curiga apa, Yena tiba tiba baik sama kamu?" Tanya Steve.
"Ya kan siapa tahu dia berubah" bela Reyna. "Kita gak boleh suudzon Steve."
"Terserah deh, aku tetap gak mau datang." Putus Steve "Yaudah aku ngambek sama kamu" ucap Reyna lalu memalingkan tubuhnya membelakangi Steve.
Tak lama, seorang guru memasuki kelas. Steve melirik Reyna di sebelahnya lalu menghela napas pasrah.
"Oke kita dateng." Ucap Steve pelan.
Reyna yang mendengar ucapan Steve pun segera berbalik dan tersenyum manis hingga lesung pipinya tercetak jelas. "Terima kasih," ujarnya.
Entah apa yang terjadi tapi senyuman manis Reyna membuat jantung Steve berdebar keras dan harus menghela napas beberapa kali untuk mengurangi debaran jantungnya yang menggila.
Rasa itu datang lagi, gerutu Steve dalam batinnya.
***
Malam ini sesuai janjinya, Steve sudah berada di rumah Reyna. la menunggu Reyna yang sedang berdandan tentu saja dengan bantuan Bi Minah. Bisa keliling dunia kalau menunggui cewek dandan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
JugendliteraturReyna Faesya Airlangga, gadis manja yang hidup dalam limpahan kasih sayang, harus menghadapi kenyataan pahit ketika sebuah pesta mengubah segalanya. Hamil tanpa tahu pasti apa yang terjadi, dipaksa menikah dengan pria yang membencinya, dan terjebak...