[Kebohongan dan Tangisan]
"hiks kenapa kamu hiks lakuin itu?" Reyna bertanya sambil terisak hebat. Kedua tangannya mencengkram kuat selimut yang menutupi tubuhnya. Air matanya terus berjatuhan.
"KENAPA JAY? KENAPA?" tanya Reyna dengan suara yang mulai meninggi. Namun, yang diajak bicara hanya diam saja.
"hiks kamu jahat jay hiks" ucap Reyna dengan suara melemah dan diiringi isakan.
Jayden hanya diam, ia memungut pakaiannya yang berceceran dan memakai pakaiannya kembali. Kemudian berjalan keluar kamar itu tanpa sepatah katapun bahkan tanpa menoleh meninggalkan Reyna bersama tangisan pilunya.
Setelah tangisnya mulai mereda, Reyna kemudian memunguti pakaiannya yang berceceran lalu memakainya kembali. la melihat dressnya sobek di bagian lengan.
Reyna kemudian berjalan keluar, meninggalkan kamar yang menjadi saksi bisu ia kehilangan sesuatu yang selama ini ia jaga baik-baik.
Dengan sedikit tertatih, Reyna berjalan menuju tempat dimana ia tadi meninggalkan Steve. Rasanya sangat sakit ketika ia berjalan, begitu pula hatinya yang hancur, dan jangan lupakan mata sembabnya.
Reyna mampir toilet sebentar untuk membasuh wajahnya lalu melanjutkan berjalan menuju ruangan tempat pesta Yena diadakan.
la mendekati Steve yang ternyata masih berada di tempat yang sama saat Reyna meninggalkannya tadi.
"Kenapa lama ke toiletnya?" tanya Steve.
"Kamu kenapa jalannya susah gitu?"
"Kaki kamu sakit?" Tanya Steve dengan nada khawatir.
"Terus itu matanya kenapa? Abis nangis?" Tanya Steve bertubi tubi.
Reyna terkekeh melihat kekhawatiran sahabatnya itu. Sedikit memperbaiki moodnya. "Satu satu dong tanyanya, bisa ga?" tanya Reyna balik dan dibalas tatapan tajam oleh Steve.
"Oke-oke aku jawab" ucap Reyna pasrah setelah ditatap demikian.
"Pertama, iya lama antrinya banyak."
"Kedua, tadi abis kepeleset di toilet"
"Ketiga, iya kakinya sakit, makanya jalannya agak susah. Terus aku nangis sampe sembab gini." Alibi Reyna.
"Tapi ini lama banget loh Rey, lebih dari satu jam. Kamu di mana aja? Aku tadi cari di toilet ga ada, aku telpon juga percuma hape kamu ada di aku." Cerocos Steve dengan nada khawatir yang masih jelas terasa.
"Emang kamu masuk toilet cewek? Engga kan?" Tanya balik Reyna. "Perut aku tadi sakit banget jadi lama di toiletnya."
Jika ada kompetisi berbohong, pastilah Reyna pemenang nya. Lihatlah saja bagaimana cara ia mengelabuhi Steve. Tanpa cacat dan gugup sedikitpun.
"Terus itu bajunya kok bisa sobek kenapa?" Tanya Steve mengintrogasi.
"Tadi tersangkut pintu toilet." Jawab Reyna dengan lantang, seolah itulah yang terjadi sebenarnya.
Steve menghela napas "sekarang mau pulang?" tanya Steve yang dibalas anggukan oleh Reyna.
"Tapi gendong ya?" Pinta Reyna manja lalu mengulurkan kedua tangannya. Steve tersenyum lalu membalikan badan dan berjongkok membiarkan Reyna menaiki punggung kokohnya.
Sebelum pergi, Steve menghampiri Yena terlebih dahulu. "Yen, happy birthday ya, maaf kita gak bisa lama-lama," ucapnya.
"Iya makasih." Balas Yena. "Kok buru-buru banget, itu Reyna kenapa digendong?"
"Ah iya, ini Reyna abis kepeleset di toilet jadi maaf ya pulang duluan." Jawab Steve.
"Oh kepeleset, maaf ya Reyna. Nanti gue bilangin ke petugasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
Teen FictionKisah tentang remaja SMA yang hamil karena sebuah kecelakaan saat menghadiri pesta dan disaat ia sudah menerima takdirnya, ia baru tahu bahwa kejadian yang menimpahnya bukanlah sebuah kecelakaan, melainkan rencana dari teman sekolahnya.