Accident | 30

251 26 2
                                    

[Penjelasan]

Steve mengantarkan Reyna sampai di depan pintu kamarnya.

"Kamu istirahat aja dulu, aku pulang." Pamit Steve.

"Nanti kesini lagi ya?" Pinta Reyna.

"Iya," Steve tersenyum.

Baru saja Reyna mendaratkan bokongnya, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Biasanya Bi Minah jadi Reyna mempersilakannya masuk.

"Masuk."

Cklek

Pintu kamar Reyna terbuka menampilkan Jayden dengan kemeja kerja yang sudah di gulung sesiku. Reyna terkejut ia bangun dan berjalan mundur hingga menabrak dinding di belakangnya.

"Kenapa ke sini gak bilang-bilang dulu?" Tanya Jayden.

"Stop." Reyna menyuruh Jayden berhenti ketika Jayden berusaha mendekatinya.

"Reyna lo kenapa?" Bukannya berhenti, Jayden malah terus berjalan maju.

"Aku bilang stop!" Nada bicara Reyna mulai meninggi.

"Ada masalah?" Tanya Jayden, ia tidak memerdulikan ucapan Reyna.

"AKU BILANG STOP DI SITU!" Reyna mulai histeris.

"Oke-oke gue stop." Jayden pasrah, ia lalu berjalan dua langkah mundur ke belakang, "tapi jawab dulu, ada masalah? Ada yang salah sama gue?"

"Jangan bunuh mereka." Reyna memeluk perutnya. "Aku takut, aku mau nyusul papa mama aja."

"Reyna, gue gak ngerti, siapa yang mau membunuh?" Jayden bertanya, ia tak mengerti kenapa Reyna berkata demikian.

"Kamu." Jawab Reyna takut-takut, ia terus memeluk perutnya, berusaha melindungi dua nyawa tak berdosa yang ada di dalamnya.

Jayden mengerti, sepertinya Reyna teringat ucapannya saat di kafe. Mulut sialannya ini membuat Reyna ketakutan seperti ini.

"Reyna gue minta maaf, itu Cuma omong kosong, gue gak bakalan tega bunuh darah daging gue sendiri," jelas Jayden.

"Oh iya? Terus kamu tiba-tiba bersikap baik sama aku itu kira-kira kenapa? Mau jebak aku biar deket sama kamu jadi kamu gampang bunuh mereka, hah?" Reyna bertanya dengan nada yang tidak santai.

"Astaga Reyna, lo dapet pemikiran seperti itu dari mana?" Jayden balik bertanya.

"Tinggal jawab aja!" Bentak Reyna. "Dan kejadian di club tempat pesta ulang tahun Yena, kamu inget? Itu juga rencana kamu kan?" Dada Reyna naik turun menahan amarah.

"Reyna..." Panggil Jayden.

"Jawab!" Bentak Reyna, "Aku salah apa sama kamu? Sampai kamu tega menghadirkan nyawa gak berdosa di sini," Reyna menunjuk perutnya. "Terus kamu juga yang bikin rencana buat bunuh mereka. Kamu udah gila?!"

Jayden menutup matanya sejenak.

"Aku salah apa?! Salah apa?!" Bentak Reyna. Matanya mengucurkan air mata lalu badannya luruh di lantai bersandar pada tembok. Ia mulai capek dengan ini semua.

"Hiks, Aku salah apa? Mereka salah apa?" Reyna duduk memeluk perutnya.

Tanpa berpikir lagi, Jayden segera memeluk Reyna. Reyna berontak tapi Jayden tetap memeluknya erat.

"Lepas, aku takut sama kamu."

Jayden mengeratkan pelukannya "Reyna dengerin penjelasan gue sekali aja."

"Gak mau, aku takut, aku mau ikut papa mama."

"Please Rey, dengerin sekali aja."

"Aku takut, awas. Minggir." Reyna berusaha mendorong tubuh Jayden, "pergi, jangan sakiti anak aku."

AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang