[Berubah]
Satu bulan kemudian...
Sudah satu bulan sejak kejadian di club. Sudah satu bulan juga Reyna menyembunyikan kejadian itu dari semua orang. Walau terkadang ada rasa khawatir jika orang orang terdekatnya tahu.
Sudah satu bulan juga Reyna beraktivitas seperti biasa. Hanya saja menjadi pribadi yang lebih pendiam dan tertutup. Bahkan istirahat saja ia hanya berdiam diri di kelas dan Steve lah yang selalu membelikan makanan untuk Reyna.
Berubahnya sikap Reyna yang menjadi pendiam itu membuat Steve bingung. Beberapa kali Steve bertanya dan jawabannya hanyalah 'gak papa' walaupun sebenarnya sangat penasaran apa yang terjadi pada sahabatnya hingga bersikap demikian. Steve tahu Reyna hanya belum siap menceritakan kepadanya. Cepat atau lambat Reyna pasti akan bercerita kepadanya.
***
Steve dan Reyna sampai di depan rumah Reyna. Mereka baru saja pulang dari sekolah.
"Bisa diem gak sih!?" Bentak Reyna ketika Steve mengacak acak rambutnya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Steve yang bingung dengan sikap sahabatnya ini. Biasanya jika Steve mengacak Rambut Reyna, Reyna hanya cemberut dan meniup-niup rambutnya yang menjuntai menutupi wajahnya. Namun, kali ini berbeda, Reyna malah membentak Steve.
Reyna merapikan Rambutnya lalu berusaha membuka mobil. Namun, tidak bisa.
"Buka." Ucap Reyna memandang Steve dengan sengit.
"Gak mau." Tolak Steve.
"Buka!" Ucap Reyna dengan nada lebih tinggi.
"Gak mau! Wlee." Tolak Steve sambil menjulurkan lidahnya.
"BUKA STEVE!" Bentak Reyna yang membuat Steve terkejut bukan main.
"Kenapa sih? PMS ya?" Tanya Steve.
Reyna termenung sejenak, kapan terakhir kali ia datang. bulan? Lalu ia teringat kejadian di club sebulan lalu.
Melihat Reyna terdiam, membuat Steve bingung. Tadi Reyna marah marah, giliran ditanya lagi PMS eh malah diem.
"WOI!" Teriak Steve tepat di samping telinga Reyna.
Reyna segera tersadar dan membuka pintu mobil Steve yang untungnya sudah tidak terkunci. Reyna lalu berlari memasuki rumahnya, meninggalkan Steve yang dilanda kebingungan.
Reyna terus berlari dengan mata yang mulai berair. la memasuki rumah tanpa memerdulikan Bi Minah yang menyapanya. Reyna berlari hingga sampai ke kamarnya. Ia segera menutup pintu kamar, menguncinya, dan duduk bersandar di balik pintu kamar.
"Gak gak mungkin!" Kalimat itu terus diucapkan Reyna sambil membenturkan kepala di pintu kamarnya.
Dengan tangan yang gemetar, Reyna mengutak atik ponselnya. Ia memesan ojek online lalu mengganti pakaiannya dengan celana jeans panjang dan sweater peach. Tak lupa ia menyambar tas kecil yang berisi dompet dan ponselnya.
Reyna masih berdiam diri di kamar, ia menunggu ojek online yang dipesannya sampai depan rumah. Ia tak mau menunggu di teras karena sedang tidak ingin bertemu dengan Bi Minah yang akan banyak bertanya.
Setelah memastikan ojek online yang dipesannya sampai, Reyna segera berlari menuju gerbang rumahnya.
"Pak, buruan berangkat." Ucap Reyna tak sabar.
"Sabar atuh neng, ini helmnya dipake dulu." Ucap ojek online itu lalu memberikan helm pada Reyna yang langsung dipakai Reyna.
"Buruan pak." Desak Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
JugendliteraturKisah tentang remaja SMA yang hamil karena sebuah kecelakaan saat menghadiri pesta dan disaat ia sudah menerima takdirnya, ia baru tahu bahwa kejadian yang menimpahnya bukanlah sebuah kecelakaan, melainkan rencana dari teman sekolahnya.