[Keputusan]
Jayden memarkirkan motornya di depan rumah Jevan. la lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Jevan bahwa ia telah sampai di depan rumahnya.
Pesan terbaca, dan tak lama pintu rumah Jevan terbuka menampilkan Jevan dengan boxer biru dan kaos putih polos.
"Hoam-lo ngapain kesini malem malem?" Tanya Jevan sambil menguap lebar.
Jayden tak menjawab, ia malah nyelonong masuk kedalam rumah Jevan yang sepi karena kedua orang tuanya telah tidur. Dengan seenaknya Jayden menaiki tangga dan memasuki salah satu kamar meninggalkan Jevan yang terbengong di depan pintu utama rumahnya.
"Itu anak kenapa?" Gumam Jevan lalu kembali menutup pintu rumahnya. Namun, sebelum menutup sempurna, Jevan menatap halaman rumahnya yang sepi nan gelap. Seketika bulu kuduknya meremang lalu menutup rapat pintu rumahnya. Kemudian berlari menyusul Jayden yang telah masuk kamarnya.
"Lo kenapa? Ada masalah?" Tanya Jevan melihat Jayden yang tidur telentang di ranjangnya.
"Enggak." Jawab Jayden dengan senyum mengembang sempurna.
Jevan bergidik ngeri melihat senyum sahabatnya yang terlampau lebar itu. "Lo nggak lagi kesambet kan?" Tanya Jevan lagi.
Jayden menggeleng namun senyumannya tak luntur dari bibirnya. Jevan mengabaikannya dan lebih memilih
berbaring membelakangi Jayden berniat melanjutkan tidurnya."Eh eh, lo jangan disini dong." Ucap Jayden mengguncangkan bahu Jevan. "Nanti dikira abis ngapa-ngapain lagi."
"Yaudah sih lo pulang aja." Usir Jevan dengan mata terpejam. "Ini kamar, kamar gue juga. Udahlah gue mau tidur."
"Eh tunggu dong, lo nggak penasaran gitu
sama gue?" Cegah Jayden.Jevan membuka matanya lalu mengubah posisi tidurnya menjadi telentang dan kepalanya menoleh kearah Jayden. "Penasaran apa lagi?" Tanya Jevan.
"Kenapa gue keliatan bahagia banget hari ini? Hm? Hm?"
"Ah buruan deh, gausah basa basi." Geram Jevan. Matanya sudah tinggal lima watt.
"Oh lo udah penasaran banget ya?" Tanya Jayden. Jevan hanya mendengus, ia bukannya penasaran. Namun, Jevan ingin pembicaraan ini segera berakhir karena ia sangat mengantuk.
"Oke-oke gue kasih tau." Jayden berdehem, "gue jadian sama Yena." Ucap Jayden dengan bersemangat.
Jevan terkejut tapi itu tak mengurangi rasa kantuknya sedikit pun. "Kok bisa? Bukannya Yena suka sama Steve?" Tanya Jevan.
"Dia mau belajar mencintai gue." Jawab Jayden penuh percaya diri.
"Oh ya? Lo nggak disuruh ngelakuin sesuatu buat syarat jadi pacarnya kan?" Tanya Jevan menyelidik.
"Ada sih" ucap Jayden dengan suara pelan berharap Jevan tak mendengarnya. Namun, Jayden salah, telinga Jevan ternyata lebih jeli dari yang Jayden pikir.
"APA?" Pekik Jevan terkejut. Kali ini rasa kantuknya telah hilang sedikit. "Apa syaratnya?" Tanya Jevan.
Sudah kepalang basah, nyebur aja sekalian. "Gue disuruh nyebarin foto seksi Reyna." Jawab Jayden.
"Reyna sahabatnya Steve?" Tanya Jevan. Jayden hanya mengangguk.
"Terus lo sebarin juga?"
"Ya itu masalahnya, bukannya gue foto terus sebarin, eh malah gue hamilin." Jawab Jayden dengan santainya.
"APA?!" Pekik Jevan lagi. Kali ini rasa kantuknya benar-benar menghilang bahkan ia sampai terduduk.
"Diem bego gak usah teriak-teriak ntar mama papa lo bangun." Ucap Jayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
Teen FictionKisah tentang remaja SMA yang hamil karena sebuah kecelakaan saat menghadiri pesta dan disaat ia sudah menerima takdirnya, ia baru tahu bahwa kejadian yang menimpahnya bukanlah sebuah kecelakaan, melainkan rencana dari teman sekolahnya.