54

104 16 4
                                    

Han Junghoon, duduk sendirian di aula yang lebarnya berkali-kali lipat dari ruangan kantornya. Biasanya akan ada banyak werewolf yang diundang, anehnya kini ia sendirian.

Menunggu adalah hal yang biasanya membuat siapapun akan uring-uringan, namun untuk bernapas dengan benar pun Junghoon merasa kesulitan.

Ini adalah jenis kesendirian yang menyesakkan. Tidak tahu apa ia yang kurang sehat, atau memang aura di tempat ini yang membuatnya demikian tertekan.

Perasaan tak nyaman itu terus berlangsung sampai ia mendengar pintu besar itu terbuka lebar. Bersamaan dengan itu, langkah berat pun ikut terdengar.

"Han Junghoon-ssi ..."

Berat suara yang menyapanya saat ini bukan datang dari seseorang yang tak ia kenali. Lagi pula, siapa juga yang tak mengenal pemimpin baru mereka saat ini?

Kim Jaehan saja sudah mengerikan, Junghoon jelas tak bisa mengatasi yang satu ini.

Lagi pula, mengapa juga Yechan mengundangnya datang?

Tak biasa, ditambah tak ada teman juga. Junghoon tak menyukai kesendirian yang menakutkan seperti ini.

Shin Yechan, Leader pack baru yang di dalam dirinya terdapat jiwa terkutuk. Salah satu dari tiga alpha yang pernah menjadi legenda. Masih ditakuti bahkan bagi dirinya yang tak pernah benar-benar mengenal kecuali nama besarnya yang masih menjadi momok hingga saat ini.

Kim Yechan ...

Sebenarnya, bila dilihat dari fisiknya, Shin Yechan tampak masih begitu muda. Begitu juga jika ia tak salah informasi, Shin Yechan masihlah berusia 18 di tahun ini.

itu mungkin setengah dari umurnya sendiri.

Tentu saja, tak sejalan dengan usia, aura alpha-nya yang menguar membuat beta seperti dirinya langsung menekuk lutut dengan kepala tertunduk. Bahkan jika kabar itu benar, Shin Yechan ini bukan lagi Alpha, melainkan Enigma. Salah satu dari percobaan yang sekutunya lakukan selama ini.

"Astaga, jangan menunjukkan wajah seperti itu, Han Junghoon-ssi. Santai saja, duduklah seperti biasa. Aku memintamu ke sini bukan untuk menakuti." Yechan menunjukkan cengiran, "Aku sungguh hanya ingin mengobrol dengan pengusaha terkaya di Antella saat ini."



**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Junghoon berpikir Yechan akan mengajaknya bicara di ruangan yang hangat dan nyaman. Namun, sepertinya ia salah menyangka. Sejak awal, seharusnya ia sudah menduga.

Yechan memanggilnya pasti sudah mengetahui apa yang ia lakukan selama ini.

"Kau pernah masuk ke sini?"

Namun, sekeras apapun ia berusaha tenang, Junghoon masih tak bisa mengendalikan ketakutannya. Tak pernah terpikirkan dalam benaknya, akan ada yang membawanya ke ruang bawah tanah kediaman Kim di Antella. Tempat di mana werewolf yang dianggap tak setia dan tak patuh pada peraturan berada.

Yechan pasti juga mengetahui betapa frustasi dirinya saat ini.

"Kau tahu, aku dan Hyuk pernah dikurung di sini."

Tempat yang sempit, gelap, dan juga pengap. Jujur saja, Junghoon tak ingin mendengar informasi ini. Itu membuatnya tak nyaman.

Yang Hyuk yang jelas liar, Shin Yechan juga sama anehnya. Ia diberi tahu bahwa kedatangannya pertama kali ke Antella adalah karena werewolf satu ini dengan sukarela menyerahkan dirinya untuk dipenjara.

"A-aku pernah mendengarnya."

Yechan terkekeh. "Sebentar lagi kau juga akan masuk ke dalam salah satu jeruji itu."

Yechan yang sejak tadi berada di depan Junghoon, kini berbalik. Raut wajahnya tampak puas. Baginya adalah hal yang menyenangkan melihat seseorang ketakutan.

"Wah, kau sungguh tak bisa menyembunyikan ekspresi, Han Junghoon-ssi ... apa Elder tak pernah mengajarimu tentang ini?" Yechan tampak bergumam sendiri, "Hm, dia baik soal menyembunyikan ekspresi, kenapa orang-orangnya tidak diajari ..."

Gumaman yang terdengar jelas di telinga siapapun yang ada di sana. Seolah Yechan sengaja melakukannya.

"A-aku ..."

Junghoon menggelengkan kepala sembari memundurkan langkahnya. Namun, belum sempat ia pergi -niatnya ingin berlari, Yechan sudah lebih dulu menahannya, mencengkeram dengan keras leher Junghoon, mengangkat beta itu hingga membentur dinding dingin yang ada di sana.

"Ugh!"

Tak peduli jika banyak mata kuning menyala yang mengawasi mereka, Yechan hanya butuh satu jawaban pasti dari pengkhianat satu ini.

"Aku tak peduli ada hubungan apa antara keluargamu dengan Moon Jehyun itu, tapi apa kau akan menurutiku atau memilih masuk ke dalam salah satu penjara itu adalah apa yang ingin aku dengar dari mulutmu?"

"A-aku ... aargh!"

Yechan semakin menekan lehernya, "Apa yang akan aku lakukan padamu, itu tergantung dari keputusanmu ..."



***



Dalam perjalanan yang sebenarnya tak begitu jauh dari rumahnya, baru kali ini ia sama sekali tak bersuara.

Biasanya, Jehyun akan menggunakan suara lembut dan kecakapannya dalam bernegosiasi saat berada dalam situasi seperti ini. Akan tetapi, ia bahkan tak bisa memikirkan apapun selain nasib dirinya sendiri. Dan karena sudah diperingatkan oleh Yang Hyuk sebelumnya, ia juga tak lagi bicara ataupun bertanya.

Hingga tak lama sampailah mereka. Tidak tahu mengapa, tapi Jehyun merasa kediaman megah ini terasa lebih suram dan gelap dari sebelumnya.

Melihat raut wajah Jehyun, Hyuk pun mau tak mau membuka kembali suaranya.

"Jangan terlalu khawatir, Leader pack hanya ingin bicara, tapi dia terlalu sibuk untuk datang ke kediaman tetua."

Jehyun tak mengatakan apa-apa selain menganggukkan kepala, lalu berjalan mengikuti kemana Hyuk melangkahkan kakinya.

Namun,

"Kita mau kemana? Aku tahu ini bukan jalan menuju tempat yang biasa digunakan untuk pertemuan."

Hyuk menoleh, tersenyum menyeringai ke arahnya. "Ikuti saja."

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang