"Kau tak bisa selamat jika sudah masuk ke dalam sini. Semua yang berada di sini adalah tahanan yang menunggu dieksekusi oleh Kim Jaehan."
*
*
*
"Ah, kalau begitu ... apa kau juga salah satunya?"
Namun, Yechan tak mendapatkan jawaban.
"Yechan-ah, apa kau percaya?"
"Kau tidak?"
Serigalanya berdecak.
"Kau tahu kan tujuanku datang ke sini?"
"Tetap saja, tapi kurasa apa yang dia katakan adalah benar ... kau bodoh, Yechan-ah."
Serigalanya mengerang, membuat Yechan tertawa karenanya.
Sepertinya, itu menarik atensi si pria yang sama terpenjara seperti dirinya.
"Siapa namamu?" tanya pria itu.
"Yechan. Shin Yechan."
"Aku Hyuk. Yang Hyuk."
Yechan tidak bertanya, tapi tidak apa-apa. Lumayan mendapat teman, meski ia rasa temannya ini sedikit menyebalkan.
"Yechan-ah ..."
Yechan mendongak.
"Aku tahu kau tak percaya padaku, tapi kuharap seandainya orang-orang itu datang, kau tak lagi bicara sendiri seperti tadi."
"Hm? Aku tidak bicara sendiri. Aku-"
"Bicara dengan sesuatu yang hidup di dalam kepalamu?"
Yechan mengangguk, "Benar. Tunggu- apa katamu?"
Hyuk tak menjelaskan apa-apa, hanya mengatakan bahwa tak ada werewolf seperti dirinya.
"Tak ada yang memiliki entitas lain dalam diri werewolf biasa, Yechan-ah. Jadi, tetaplah bersembunyi atau kau benar-benar akan dihabisi."
Yechan pintar, tapi untuk yang satu ini ia baru mengetahui.
Pantas saja ia sering dikatakan aneh sejak masih kecil.
Jadi-
"Shin, apa kau tahu tentang hal ini?"
Namun, tak ada suara lagi. Kepalanya seolah tak berisi. Tak ada apapun yang menanggapi.
"Kau sedang bicara padanya? Kurasa teman-mu itu sudah tahu."
"Shin Sialan, kau berhutang banyak padaku!"
Lebih dari itu, Yechan merasa malu. Ia selalu bersikap seolah lebih tahu. Nyatanya, Shin tak pernah benar-benar memberitahu, bahkan setelah delapan belas tahun bersama yang sudah mereka habiskan berdua.