08

773 79 0
                                    

Cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. By owner (Pinterest)


**


Jaehan, Sebin, dan Yechan berdiri di aula utama rumah mereka.

Karena sang ayah adalah leader pack, maka rumah mereka pun dijadikan markas dan tempat berkumpul setiap kali ada yang perlu dibahas.

Sebenarnya tidak harus keturunan dari leader pack yang akan meneruskan kepemimpinan, namun mereka harus sudah melalui tahap penyeleksian. Beruntung, Jaehan adalah yang mendapatkan.

Walau sudah menjadi rahasia umum bahwa Yechan sengaja mengalah di pertarungan final mereka.

Sebin juga tak serius, terkesan bermain-main, dan banyak membubuhkan tinta merah di kertas absensi.

Tentu dibanding alpha lain, Jaehan satu-satunya yang bisa dipercaya untuk mengemban tugas. Terlepas dari apakah saudara-saudaranya memang sengaja mengalah, tak bisa dipungkiri bahwa Jaehan tetap lah yang terkuat di generasinya.

Ketiganya juga akur, tak ada yang berusaha saling mendominasi, setidaknya sampai beberapa hari yang lalu. Karena entah hanya perasaan, atau memang ada yang berubah dari Yechan.

Jaehan menatap lurus ke depan, Sebin sesekali melihat sekitar, sementara Yechan bersidekap dan tampak bosan.

"Yechan-ah, aku sering melihatmu pergi saat malam hari. Apa yang sedang kau cari?" tanya Sebin.

"Aku menemukan sesuatu yang aneh dari diriku, jadi aku pergi ke rumah elder untuk mengetahui hal itu."

Sebin menoleh dan sepenuhnya memperhatikan adiknya, begitu pun Jaehan -walau masih tampak sedikit enggan.

Ia khawatir, namun saat teringat Yechan yang menyatakan cinta, Jaehan jadi tidak mau terlalu memberi banyak perhatian pada adiknya. Takut Yechan semakin bertindak kelewatan.

"Kau sakit lagi?" tanya Sebin.

Yechan menggeleng, "Tidak. Hanya saja sejak sakit waktu itu aku jadi merasa sedikit aneh."

Sebin menunduk setelah mengukur suhu tubuh Yechan dengan punggung tangannya, ia pun menjepit dagu, seolah berpikir dan berusaha untuk menemukan jawaban agar ia sendiri tak penasaran.

"Yechan-ah, apa mungkin ... kau sedang dalam masa rut?"

"Apa?" Tak hanya Yechan, bahkan Jaehan pun ikut terkejut.

"Mm, apa akhir-akhir ini kau bertemu seseorang yang membuatmu terpaku atau berdebar saat menatap mata orang itu? Aku curiga kau sudah menemukan mate-mu."

Yechan terdiam, namun tak lama setelahnya, Yechan mengarahkan pandangannya pada sosok di sebelah Sebin.

Kim Jaehan, saudara kembarnya sendiri.

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang