18

570 73 6
                                    

Menahan leher Jaehan, Yechan menunduk, membungkuk. Geramannya teredam karena suara arus dari sungai di belakangnya.

"Katakan, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?"

"Bukankah sudah kukatakan, aku hanya ingin hyung menjadi mate-ku."

"Mate digariskan oleh Dewa, Kim Yechan. Sadarlah! Hal seperti itu, bukan sesuatu yang bisa ditentukan semaumu! Bukan kau yang menentukan akan seperti apa takdir kita di masa depan!"

Namun, alih-alih sadar, Jaehan justru melihat seringai terbit dari bibir sang saudara kembar.

"Kalau begitu, haruskah aku membunuh mate-mu dulu agar kau tak lagi memiliki pilihan selain aku? Dewa yang kau sebut itu ... dia tidak akan pernah bisa mengaturku."

"Kau-"

Belum sempat Jaehan bicara, ia melihat sesuatu menubruk Yechan dengan keras, dan akhirnya ia bisa terlepas.

Itu ayahnya!

"Appa?!"

Sang ayah tak menjawab. Justru ada sesuatu yang melewatinya lagi setelah itu.

Werewolf berwarna abu-abu. "Eomma?!"

Jaehan mendapati ayah dan ibunya bertarung bersama melawan saudaranya. Ketiganya saling menggeram, menyerang seolah tak ada lagi pengampunan untuk Yechan.

Namun, ia juga tak bisa hanya melihat dan tinggal diam. Ketiga werewolf itu pun bersama-sama melawan Yechan yang tidak tahu mengapa bisa menjadi sangat kuat.

Tak ada lagi percakapan, kecuali dari mindlink yang memang sudah terhubung sejak tadi. Dari sana, Jaehan tahu Sebin dalam keadaan baik-baik saja.

Hanya saja, Yechan tak lagi bisa terhubung dengan mereka.

Tak ada yang tahu mengapa. Apakah Yechan sengaja menutupnya, atau memang tak lagi ada koneksi di antara mereka?

Tak ada waktu untuk bertanya, tak ada pula pembelaan untuk adiknya.

Mereka bertarung dengan sengit. Yang satu mempertaruhkan nama, sementara Yechan mempertaruhkan keegoisan.

Cakar dan taring tajam saling menggigit, saling mengoyak. Tak ada yang mengalah, karena memang Yechan hanya bisa dihentikan saat kalah.

Namun,

"Aargh!!!"

Jaehan berhenti, matanya membola saat melihat Yechan yang berhasil menggenggam jantung sang pemimpin Antella, ayahnya ...

Lolongan panjang terdengar, lolongan penuh rasa sakit dan penyesalan. Bukan dari Yechan, namun dari Jaehan.



(cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr. Pinterest)




Kegagalan bertubi-tubi yang ia alami ...

"Kau ... melihat semua itu, sementara kau sendiri juga memiliki trauma karena sama-sama pernah mengalaminya ... apa kau baik-baik saja?"

"Yechan-ah ..."

"Selama ini ... apa kau tak pernah putus asa? Meski sekali saja, pernahkah kau meneriakkan ketidak adilan pada dunia? Pada sesuatu yang kau sebut ... dewa?"

Kim Jaehan memejamkan mata. Dari sana Yechan bisa melihat bulu mata panjang yang tampak indah.

Keindahan yang kini terlihat kesakitan.

"Benar kata Yechan. Bahkan Dewa pun tak bisa mengaturnya. Lalu, siapa aku? Karena aku, yang menjadi korban adalah ayah dan ibuku, karena ketidak-tegasanku juga, Sebin pun akhirnya menjadi korbannya. Dewa ... apa entitas yang selalu dipuja itu bahkan ada?"

Jaehan mendengus pelan, "Aku bahkan tak lagi mempercayainya."

Sejak merasakan apa itu kehilangan, Jaehan tak pernah lagi menggantungkan harapannya pada siapapun yang pernah ia anggap ada.

Dewa dan Dewi bulan, mereka semua hanya sebatas bualan.

**

Sementara mereka bicara, kawanan pun mulai banyak yang membicarakan.

"Beberapa hari lalu, ada alpha gila yang menyerahkan diri pada Antella."

"Alpha gila?"

Rumor tentang Shin Yechan semakin meluas dan melebar kemana-mana. Antella mulai ketakutan, terlebih saat banyak saksi yang berkata bahwa alpha pendatang ini mirip sekali dengan momok yang pernah menjadi dalang kematian banyak orang.

"Dia ingin bertemu leader pack."

"Kenapa dia ingin bertemu Kim Jaehan?"

Tentu banyak yang bertanya-tanya dan tentu banyak jawaban berisi asumsi liar yang mengikutinya.

Salah satu yang paling fatal adalah, "Bagaimana jika orang itu adalah Kim Yechan? Bagaimana jika selama ini kita hanya dibohongi bahwa dia telah mati?"

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang