Kebetulan?
Apakah masih ada yang mempercayai bahwa kebetulan itu nyata?
Tidak.
Kebetulan itu tidak ada. Setidaknya bagi serigala yang ada di dalam diri Yechan.
Bahkan pertemuan antara Yechan dan Jaehan pun sudah ada dalam pengaturan.
Siapa yang ada di baliknya?
Itu adalah dirinya.
Enigma yang diberi nama Shin itu bernama asli Kim Yechan, adik dari Kim Jaehan.
"Aku akan menerima hukuman, asal anak ini diberi nama yang sama denganku. Yechan ..."
Perburuan sudah terjadi, banyak yang ditangkapi.Jujur, Jaehan sendiri juga menyayangkan hal ini. Salah tangkap sering terjadi, tapi juga banyak yang terbukti bahkan di dalam packnya sendiri.
Tadi malam mereka memburu satu, namun anggotanya pulang dengan dua tahanan yang mengikuti.
Satu terluka parah dan yang satunya tak tergores sama sekali. Ia belum melihat, namun hanya mendengar dari kesaksian yang melaporkan. Dikabarkan itu adalah Alpha yang menyerah, begitu mudah, membuatnya bertanya-tanya siapa kiranya dia.
Namun, ada yang aneh karena alih-alih kabur, werewolf itu justru menceburkan diri ke dalam masalah, dan berakhir dengan persyaratan agar bisa menemuinya.
Jaehan cukup lama memikirkannya. Mengapa werewolf yang baru saja dibawa oleh anggotanya itu ingin bertemu dengannya.
Ada urusan apa?
Lebih dari itu, apa dia benar-benar hanya seorang Alpha?
Tak ada kesaksian, tak ada pelaporan, Jaehan bisa menyimpulkan dia adalah werewolf yang berada dalam pelarian.
Bahkan sepertinya orang itu sangat mengenal Antella.
Jaehan tak bisa membiarkan pertanyaan ini berakhir tanpa jawaban, jadi ia pun beranjak dari kamar dan mulai melangkahkan kaki menuju ke aula utama, tempat di mana tahanan itu kini berada.
Tentu ia memilih tempat teraman untuk bertemu. Bahkan meski dia adalah alpha yang digadang-gadang tak terkalahkan, rasa trauma nya masih melekat hingga sekarang.
Ia tak membenci para Enigma, tapi akan lebih baik jika mereka tak ada. Mengganggu keseimbangan adalah salah satu alasan, sementara alasan lainnya adalah saat werewolf alpha mulai tahu bahwa mereka adalah Enigma, sifat, dan sikap pun perlahan ikut berubah.
Adiknya adalah contoh nyata.
Masih terekam jelas dalam ingatan, apa yang adiknya lakukan adalah hal yang tak akan bisa ia lupakan.
Bahkan meski werewolf itu sudah tersegel, Jaehan masih merasa bahwa adiknya itu tak akan pernah melepaskannya begitu saja.
Menarik napas panjang, Jaehan membuka pintu, dan masuk dengan langkah yang begitu tegas.
Tanpa ia sadari bahwa di mata werewolf yang sedari tadi menunggunya, ia justru tampak cantik dan mempesona.
"Hyungnim, akhirnya kita bisa bertemu lagi ..."
Jaehan yang belum sempat memperhatikan, kini mendongak, tentu langsung terbelalak.
Tak hanya suara, tapi bahkan rupa ...
Bagaimana bisa?
"Y-Yechanie?"
Tidak mungkin.
Jaehan ingat sekali Yechan sudah disegel, tak mungkin bisa keluar lagi.
Namun, apa yang ia saksikan saat ini?
"Ooh, kau masih ingat padaku rupanya ..." tawa menggema, Yechan menunjuk tubuhnya sendiri, sebelum bertanya, "Bagaimana? Apa kau terkejut? Anak ini sungguh mirip denganku, 'kan?"
Jaehan mundur selangkah. Jangankan untuk menjawab, menyadari bahwa momok paling menakutkan dalam hidupnya kembali setelah delapan belas tahun, Jaehan merasa saat itu juga waktunya berhenti.
Sementara itu, di sisi lain Shin Yechan pun mulai berisik meminta bertukar.
"Sialan! Omong kosong apa yang kau bicarakan?!"
Namun, Kim Yechan hanya mengatakan padanya untuk diam. Ini bukan waktunya untuk menjelaskan.
"Kau berhutang banyak padaku, Brengsek!"
Kim Yechan atau yang biasa Yechan panggil dengan Shin itu mengangguk. Bahkan meski dia dicap sebagai Enigma terkutuk di masa lalu, yang namanya balas budi adalah hal yang paling ia junjung tinggi.
Mata dibalas mata adalah apa yang selalu ia terapkan dalam hidupnya.
Sekarang pun ia kembali karena ingin mengambil apa yang sudah hilang dari genggamannya.
Antella harus membayarnya.
***
Sembilan belas tahun yang lalu ....
Jaehan, Sebin, Yechan. Tiga bersaudara bergelar tiga Alpha dari Antella.
Sebenarnya mereka kembar. Lahir di hari yang sama meski di menit yang berbeda.
Tumbuh bersama, bermain bersama, dalam persaingan yang sama, menjadi Leader Pack di Antella.
Sampai suatu hari ...
"Jaehanie Hyung, aku menyukaimu."
Jaehan dan Sebin yang tengah membahas wilayah cukup terkejut dengan penuturan si bungsu yang tiba-tiba itu.
Terlebih Jaehan.
Akan tetapi, ia berusaha untuk mengabaikan.
"Ya, aku juga menyukai kalian. Kita bersaudara, mana mungkin tidak ada rasa suka dan sayang."
Yechan menatapnya. Tajam, namun Jaehan bisa melihat kekecewaan dari sorotnya.
Sebin sendiri diam, tak ingin ikut campur, juga tak ingin mengomentari apapun. Kedua saudaranya sama-sama keras kepala, meski dalam tingkatan yang berbeda, dan mencari masalah dengan keduanya adalah hal yang tak akan pernah Sebin lakukan.
Walau harus Sebin akui, keputusan Jaehan untuk menolak Yechan mungkin memang benar, namun juga jalan terbaik untuk menuju kehancuran.