17

531 66 1
                                    

Tak bisa dihindari, jika menerimaku, kau akan kehilangan status alpha, bahkan mungkin kepemimpinanmu tak akan lagi diakui. Kau ... apa kau sungguh-sungguh tak keberatan dengan itu, Jaehanie?"

Saat itu, Jaehan menundukkan kepala dan mungkin itu akan menjadi pertama kalinya bagi Kim Jaehan bahwasannya ia bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.  "Jika aku bisa membatalkannya, apa kau akan baik-baik saja? Katakan padaku, Yechan-ah ... apa kau sungguh akan menerima keputusanku dengan lapang dada?"

Yechan terdiam.

Entah apa yang sebenarnya ia harapkan. Jika benar jaehan menolaknya, itu pasti akan menyakitkan. Tak hanya untuknya, tapi Jaehan juga.

Namun, kehilangan segalanya ... bagi dirinya yang sudah mengalami itu semua, Yechan tentu tak ingin Jaehan merasakan hal yang sama.

Yechan terus berpikir, mencoba menimbang baik buruknya, namun serigala dalam dirinya itu kembali bersuara.

"Bodoh! Jika kau dan Jaehan menolak takdir yang kalian berdua miliki ... Yechanie, kau tak akan memiliki alasan lagi untuk tetap di sini."

"Lalu, apa? Rumahku sejak awal bukan di sini. Aku bisa pergi. Kau juga, Kim Yechan ... sadarlah, Antella bukan rumahmu lagi. Kita bahkan belum tahu apakah hidup di sini tidak akan membuat kita mati."

Kim Yechan tak lagi mengatakan apa-apa, hanya mendengus sebagai gantinya.

Kembali tenang, Yechan pun mengangkat suara, "Aku belum pernah mendengar kasus penolakan mate, apakah ada konsekuensi? Setidaknya untukmu, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu ..."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ada satu kasus, itu adalah werewolf omega yang pernah ditolak Hyuk saat itu. Jaehan mengatakannya, meski agak berat juga. Itu adalah salah satu dari sekian banyak masalah yang juga membebaninya dengan rasa bersalah hingga saat ini.

"Bagaimana keadannya sekarang?"

Yechan bertanya, namun bukan Jaehan, melainkan Kim Yechan yang lebih dulu menjawabnya, "Apa lagi yang kau harapkan? Tentu dia akan mati sebagai  bayarannya atau jika cukup beruntung omega itu akan gila dan mati secara perlahan karena tersiksa."

Yang seperti itu ... apanya yang keberuntungan?

Shin Yechan terdiam.

Jaehan juga belum mengatakan satu patah pun kata.

"Apa dia ... mati?" tanya Yechan pada akhirnya.

Jaehan mendesah, lalu menganggukkan kepala sebagai tanda iya.

Menjadi pemimpin kawanan sebesar Antella, tak hanya besarnya kekuasaan yang ia dapatkan, tetapi juga betapa beratnya tanggung jawab atas semua masalah yang harus ia taruh di pundaknya.

"Kemalangan itu datang dua tahun setelah Kim Yechan disegel ... "





Keluarga Yang harusnya senang karena putra mereka akhirnya memiliki mate setelah menunggu selama dua puluh tahun hidupnya.

Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama karena Hyuk yang mengucap hal tabu sesaat setelah itu.

"Aku menolaknya. Eomma, Appa ... bukan dia yang aku cinta."





Hal itu harusnya menjadi rahasia, namun kabar begitu cepat menyebar, hingga akhirnya sampai juga ke markas utama Antella, di mana sang pemimpin baru berada.

"Apa maksudnya dengan penolakan yang Hyuk lakukan?" tanya Jaehan pada pembawa kabar.

Di sisinya, Jang Sebin tampak gelisah meski tak serta merta mengeluarkan isi pikiran. Jaehan merasakan, namun memilih untuk membiarkan.

"Yang Hyuk menolak putera dari keluarga Park. Tuan Muda, apa yang harus kita lakukan?"

Jaehan baru menjabat selama satu setengah tahun setelah kematian orang tuanya dan sejujurnya ini adalah kasus pertamanya.

Saat itu Jaehan tak benar-benar memahami apa yang akan terjadi jika penolakan terjadi. Karenanya, ia mengatur pertemuan dengan para tetua Antella. Meminta nasehat, sebelum ia mengambil keputusan.

Semua berkumpul dan membahas masalah yang ada, namun tak ada solusi yang berarti. Tetua pun menggeleng, tanda tak ada yang bisa mereka lakukan.

Hanya ada dua pilihan, Yang Hyuk bertahan atau Kevin harus mati, dan itu adalah hal mutlak yang pasti terjadi.

Jaehan semakin gelisah, hingga Sebin mengangkat tangan, dan menawarkan bantuan.

"Dia sahabat kita, hyung. Jadi, izinkan aku bicara padanya. Mungkin dengan begitu, Hyuk akan berubah pikiran."








"Kenyataannya, Hyuk semakin liar saja. Aku tak pernah diberi tahu tentang pembicaraan mereka saat itu, tapi Sebin sangat mempercayainya, juga selalu memaafkannya."

Keduanya menatap Sebin yang masih memejamkan mata.

"Bahkan saat para tetua mulai mengatakan bahwa Hyuk mungkin saja sudah menjadi entitas yang sama dengan Kim Yechan, Sebin tetap mengatakan bahwa kegilaan Hyuk akan berhenti suatu hari nanti."

Padahal buktinya sudah jelas, adik mereka sendiri, tak pernah bisa mereka berdua selamatkan di sini.

Bagaimana mungkin Hyuk bisa berbeda?

Yechan menatap Sebin, berpikir bahwa pantas saja ia dianggap Alpha terlemah.

"Bahkan saat Hyuk akan dihukum atas kematian mate-nya, Sebin justru membelanya. Berdiri di depannya, melindunginya ...."

"Bodoh sekali ..."

"Kau benar."

"Jadi, Hyuk sudah dikurung lama sekali? Lalu, bagaimana saat Sebin mengalami heat?"

Jaehan mengusap wajahnya. Merasa berat saat mengingat.

"Setiap bulan, aku harus mendengar dia kesakitan. Sempat ingin menyerah, aku bilang padanya akan membawa Hyuk kepadanya. Tapi, dia menolak, dan memilih mati jika itu terjadi."

Traumanya pasti dalam sekali.

"Lalu, bagaimana denganmu?"

Jaehan mendapati Yechan yang tengah memandangnya lekat.

"Apa maksud-"

"Kau melihat semua itu, sementara kau sendiri juga memiliki trauma karena sama-sama pernah mengalaminya ... apa kau baik-baik saja?"

"Yechan-ah ..."

"Selama ini ... apa kau tak pernah putus asa? Meski sekali saja, pernahkah kau meneriakkan ketidak adilan pada dunia?"


EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang