Jaehan tampak masih tak percaya, "Lalu Shin Yechan ... kau bisa menjelaskan soal dia? Bukankah dia juga Enigma?"
"Anak ini juga merupakan bayi percobaan, hyung. Bahkan sejak masih dalam kandungan. Selain itu, tentang penyegelan diriku ... aku yakin itu juga bagian dari eksperimen yang mereka lakukan."
"Baiklah jika itu memang asumsimu, akan tetapi bisakah kau membuktikan kata-katamu?"
Kim Yechan terdiam.
Karena itu, untuk bisa membuktikan itu, ia harus bertemu Moon Jehyun. Semua ini berawal dari hari itu. Hanya saja, ia juga menyadari bahwa selama ini ia yang dianggap kriminal di sini, lantas apa yang membuatnya percaya diri akan begitu saja dipercayai?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cr. love it
**
Siang itu, setelah Hyuk pergi, Yechan terus mengamati minuman yang Jehyun beri.
Tentu ia tak bisa mempercayainya begitu saja. Bagaimana jika ada racun tanpa warna, tanpa rupa, dan tanpa rasa di dalamnya?
Ia memang bukan calon pemimpin, tapi jika terjadi sesuatu padanya, bukankah akan mempengaruhi ayah dan saudaranya juga?
Akan tetapi, ia juga tak menemukan alasan, mungkin Jehyun memang salah satu elder yang baik pada keluarganya.
Antara penjilat dan penjahat, sulit sekali untuk dilihat karena tipisnya sekat.
Yechan memijit kening, merasa kepalanya kembali pusing.
Berjalan dengan terhuyung menuju sudut ruangan, akhirnya ia memilih untuk membuang semua minuman yang tersisa ke tempat sampah.
Untuk Hyuk, Yechan berharap bahwa temannya itu tidak apa-apa dan ini hanya sekedar prasangka buruknya saja.
Selesai dengan urusannya, Yechan kembali berbaring, sayangnya hingga semua anggota keluarganya pulang, sakit yang Yechan rasa belum juga mereda.
Terpaksa, malam harinya ia dibawa ke rumah sakit. Di sana ia mendapat suntikan. Namun, anehnya lagi ia melihat Jehyun sekelebat di luar ruangannya tadi.
Mengapa ia melihat Moon Jehyun di sekitarnya?
Ada apa?
Menatap tiang infusnya, Yechan benar-benar tak bisa berpikir dengan jernih sekarang.
Mungkin ia tak harus memikirkan, namun ini adalah insting alami yang ia miliki. Terlalu kuat untuk diabaikan, terlebih setelah elder itu mendatanginya siang tadi.
Tidak mungkin kan sekebetulan ini?
**
Setelah berbicara dengan Kim Yechan, Jaehan kembali ke kamarnya. Mau tidak mau, ia pun memikirkan juga semua cerita yang adiknya katakan.