Itu adalah siang hari di mana matahari benar-benar bersinar dengan terik sekali. Yechan masih ingat dengan jelas ia yang terikat dengan rantai perak dibawa ke sebuah desa. Desa kecil yang jauh berbeda dari Kota Antella, tempat di mana packnya berada.
Tubuhnya sudah lemah, meski jejak kesombongan masih tersisa dari rautnya.
Ia diminta berlutut di depan sebuah batu besar. Batu itu pipih dan melebar, karena tinggi tak Yechan sadari bahwa di atasnya ada bayi, sampai ia mendengar tangisan. Suara itu menyayat hatinya yang sekeras besi.
Bayi itu dijemur di bawah sinar matahari, bagaimana tidak menangis?
Itu pasti sakit sekali.
Mendadak hatinya melunak, mendadak ia melonggarkan kepalan tangannya. Saat itulah suara sang elder menggema, "Karena kau melanggar peraturan paling berat, mati seharusnya menjadi hukuman tertinggi. Namun, karena nama ayahmu, maka kami memutuskan untuk menyegel jiwamu sebagai ganti."
Segel?
Yechan mendongak. Apa itu artinya jiwanya akan kehilangan raga yang saat ini ia miliki?
Meski begitu, ia tetap tak bersuara, tak ada satupun sanggahan yang keluar dari bibirnya, sampai elder kembali melanjutkan kalimatnya.
"Bayi ini akan menjadi wadahmu mulai saat ini, Kim Yechan-ssi."
Yechan masih tak bereaksi.
Beberapa saat lamanya, akhirnya ia mau juga membuka suara bahwa ia akan menerima semua hukuman yang ada asal bayi ini diberi nama yang sama dengan dirinya.
Keinginan terakhir disanggupi. Yechan tersenyum seolah ia mendapat hadiah dan bukannya hukuman.
Tentu saja, sejak hari itu, ia menjadi bayang-bayang dari seorang bayi bernama Shin Yechan ini.
Shin Yechan tumbuh menjadi anak istimewa, Alpha dengan segala kelebihannya. Ditambah, ia memiliki Kim Yechan dalam dirinya.
Sebuah rahasia yang disimpan rapat oleh petinggi di desanya juga di keluarganya. Keluarga kecil yang akhirnya lenyap juga karena ulahnya.
Bagaimana pun, Kim Yechan akan selalu menjadi kutukan.
Kesialan yang tak terelakkan.
Mata kuning itu kembali menjadi warna jati. Kim Yechan pergi setelah pemilik tubuh asli tak mengizinkannya keluar lagi.
Biasanya ia tak peduli, tapi mungkin karena kasihan, jadi Kim Yechan membiarkan. Ia bisa bertukar lagi nanti. Setidaknya, Jaehan sudah mengetahuinya keberadaannya saat ini.
Ini adalah kakaknya, bersembunyi pun tak ada gunanya. Apalagi dengan sosok Shin Yechan yang sangat mirip dengan dirinya. Meski memiliki sifat yang jauh berbeda, itu tak masalah untuknya.
Yang pasti, Kim Yechan tak akan membiarkan ketenangan bagi Jaehan, juga bagi pack yang sudah berani menghancurkan tubuh sempurnanya.
Benar. Mata harus dibayar dengan mata. Ia akan membuat Antella tinggal nama, seperti dirinya.
Sementara itu, Shin Yechan yang mengetahui sedikit kebenaran kini terjatuh. Lututnya tertekuk, pandangan matanya pun kosong. Hingga beberapa menit setelahnya, suara teriakannya menggema memenuhi aula. Hingga Kim Jaehan yang sama tercengang karena cerita adiknya pun ikut berteriak memanggil para werewolf penjaga yang ada di luar sana.
"Bawa dia kembali ke penjara!"
"Baik."
Akan tetapi,
"Tidak- tidak, jangan ... lebih baik bawa saja ke dalam kamar Yechan."
"Tapi-"
Tapi, kamar itu sudah lama ditutup. Tak pernah ada yang diperbolehkan masuk.
"Ini perintah! Lakukan saja tanpa banyak bertanya!"
Sampai Yechan dibawa pergi, barulah Jaehan melembutkan ekspresi. Ia mengatur napas dan mulai memikirkan apa yang baru saja ia dengar tadi.
Sejak Yechan dipenjara karena tindakan amoral-nya di masa lalu, mereka tak diijinkan lagi untuk bertemu.
Ia memang diberitahu saat adiknya itu disegel, bahkan Jaehan ikut melihat dari balkon kamarnya saat abu dari adiknya itu disebar di danau belakang rumah mereka.
Satu hal yang tak ia sangka adalah kedatangan Kim Yechan kembali ke rumahnya.
Setidaknya Jaehan juga mengetahui sebuah fakta bahwa inang dari adiknya itu tampak tak tahu apa-apa.
Tak tahu bahwa adiknya adalah seorang Enigma. Entitas yang yang hidup dan menjadi parasit dalam tubuhnya. Anak muda yang tak tahu apa-apa. Malang sekali nasibnya.
Ini juga seperti menghadapi dua orang yang berbeda dalam waktu yang sama.
Ia tahu betapa merepotkannya Kim Yechan, akan tetapi bagaimana dengan yang satunya?
Ia belum tahu juga.
Memijit keningnya, Jaehan memikirkan segala kemungkinan sampai ia mengambil sebuah keputusan, untuk sementara Kim Yechan harus tetap ia sembunyikan.
Ini adalah aib Antella dan ia akan berdiskusi dulu dengan anggota-anggota penting di packnya.
Karena mau langsung membunuh pun, inang yang Kim Yechan tempati, tidak bersalah sama sekali.
Ia dilanda dilema dan Jaehan tak bisa memutuskan seenaknya.