46

412 45 8
                                    

Shin Yechan tak bisa membiarkan ini lebih lama lagi, jadi serangannya pada Taedong semakin membabi buta.  Tak terarah dan justru semakin keluar sisi liarnya.

Tak ada yang mau mengalah, padahal napas sudah berada di ujungnya. Mungkin salah satu dari mereka bisa kehilangan nyawa jika tak ada satupun yang menghentikan. Nyatanya, ini malah semakin menarik bagi yang menyaksikan.

Namun,

"Kim Yechan, sialan! Apa yang kau lakukan?!"

Shin Yechan berteriak, ia yang sesaat sebelumnya masih bertarung, kini terkurung.

Ia tiba-tiba masuk ke dalam kegelapan, tempat dimana Kim Yechan biasa meringkuk.

Mereka bertukar!

"Kim Yechan?!"

Sementara Kim Yechan yang mendengar suara di dalam kepalanya hanya menyeringai saja, "Kulihat kau ingin sekali menang. Kau bilang akan menunjukkan apa itu kemenangan, tapi aku tahu ... kemampuanmu harus lebih dari itu. Aku hanya akan membantu sekali, setelah ini tolong urus Moon Jehyun untukku, Yechanie ..." -karena mungkin aku tak akan bisa melakukan apapun lagi setelah ini.

Biasanya, ia hanya keluar dan berbicara saja, akan tetapi kali ini jelas berbeda. Ia harus menggunakan sisa tenaga yang Shin Yechan punya, sementara jiwanya pun semakin lemah sejak raganya dibakar tanpa sisa.

"Hei, Kim Yechan! Hentikan!"

Tak lagi mendengarkan, Kim Yechan yang kini menguasai penuh tubuh inangnya berdiri.

Dengan beberapa perhitungan dan pertimbangan, ia kembali menyerang Taedong yang sebenarnya tak lagi memiliki banyak tenaga juga.

Jelas di mata penonton, Yechan tampak jauh lebih tenang. Serangannya kembali terarah dan kekuatannya pun terkontrol jauh lebih baik dari sebelumnya.

Namun, Kim Yechan tetaplah Kim Yechan.

Ia tak segan melukai. Siapapun lawannya, ia tak seperti Shin Yechan yang masih ragu untuk memberikan luka dan menunjukkan bagaimana rasa darah yang sesungguhnya. Bahkan tak peduli jika Taedong adalah temannya, pertarungan seharusnya tak memiliki rasa belas kasihan.

Tentu, salah satu yang menyadari bahwa ritme pertarungan telah berubah tak hanya Taedong saja, melainkan Yang Hyuk yang semakin serius memperhatikan.

Sebin yang menyadari pun bertanya, "Hyuk-ah, ada apa?"

Hyuk menunjuk dengan dagu, "Yang bertarung di sana itu, kurasa ... itu adikmu."




**




"Kau ... Kim Yechan?"

Di tengah pertarungan, Yechan menjawab dengan senyuman. "Rupanya kau masih mengenaliku ..."

"Tak kusangka kau benar-benar masih hidup."

Yechan menyangkal, "Aku sudah mati, aku hanya menumpang pada anak ini."

Tentu banyak yang ingin Taedong tanyakan dan pastikan. Namun, ia sendiri bahkan mulai kesulitan untuk berbicara tanpa harus terbata.

Sampai saat Yechan memberikan serangan terakhirnya, Enigma itu mengatakan sesuatu yang membuat Taedong terpaku.

"Taedong hyung, tolong jaga kedua kakakku ..."

Dan satu serangan terakhir, Kim Yechan mampu membuat Taedong memuntahkan begitu banyak darah segar.

"Aku tahu kau tak akan mati semudah ini. Tapi, biarkan anak ini yang memimpin setelah ini."

Karena meski Shin Yechan tak memiliki darah Antella, akan tetapi ada jiwa sang pemimpin Antella sesungguhnya di dalam dirinya.

Kim Yechan.









EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang