Yechan, pemuda bermarga Shin itu membuka mata. Silau agaknya, membuatnya sejenak kembali memejamkan mata.Saat itu kembali terbuka, ia dapati sudah berada di kamar yang beberapa minggu terakhir ini menjadi tempat tinggalnya.
Ingatan terakhirnya adalah saat tengah bertarung bersama Taedong. Sepertinya, Kim Yechan mengambil alih tubuhnya juga.
"Kim Yechan?" lirihnya. Mencoba ia panggil enigma yang selalu bersamanya. Namun, seperti terakhir kali saat ia membangun ikatan dengan Jaehan, Kim Yechan tak sedikitpun memberi jawaban atau bahkan sinyal keberadaan.
"Kim Yechan, kau-"
"Yechan-ah! Kau sudah bangun?"
Suara panik yang menginterupsi itu Sebin.
Yechan menoleh, ia pun mencoba duduk. Tentu, Sebin dengan sigap segera membantu. Wajah khawatirnya tampak lucu.
"Apa ini?" tanya Yechan saat melihat dan mulai merasa bahwa ternyata ada jarum infus yang tertancap di punggung tangannya.
"Kau tidak sadarkan diri setelah mengalahkan Taedong. Kau tak ingat?"
Yechan terdiam, lalu menggeleng pelan.
"Kau bahkan sudah hampir dua minggu terbaring dan tak mau bangun sama sekali."
"Dua minggu?!"
Jelas saja, siapa yang terkejut mendengar hal itu?
"Apa yang terjadi? Mengapa aku bisa pingsan selama ini?"
Sebin menggeleng. Mungkin Yechan kelelahan, atau mungkin ada sesuatu yang salah seperti yang Jaehan katakan. Mengingat Taedong saja hanya butuh waktu tiga hari untuk memulihkan diri.
Jika terus begini, Yechan mungkin akan kembali diragukan.
"Yechanie ... boleh aku bertanya?" tanya Sebin. Terdengar nada ragu dari suaranya yang biasa merdu.
Yechan mengangguk. Tak ada alasan untuk menolak juga.
"Di saat terakhir, apakah itu dirimu atau ... adikku?"
Kata yang merujuk pada Kim Yechan, Sebin mengatakan dengan begitu pelan, namun tanpa disangka Yechan mengiyakan.
"Begitu? Lalu, di mana dia sekarang?"
Tak ada jawaban. Yechan sendiri sudah mencoba berkomunikasi, memanggil berulangkali. Akan tetapi, entah ke mana Kim Yechan pergi, atau memang enigma itu tak mau bicara padanya lagi.
Yechan menunduk.
Sebin yang menyadari hal itu pun mengulurkan tangan untuk menepuk pelan bahu Yechan. "Berisitirahat lah lagi setelah makan."
Yechan menurut, dan seperti yang sudah Sebin duga, pemuda ini pun mencari kakaknya.
"Untuk sementara kau tak bisa menemuinya."
"Kenapa?"
"Jaehan hyung dan Hyuk pergi ke Yeomra untuk mencarikanmu obat. Mereka pergi sejak tiga hari yang lalu. Sepertinya mereka baru akan kembali esok hari, Yechanie."
"Kenapa harus Yeomra?"
Kalimat tanya itu sebenarnya tak Yechan tunjukkan untuk siapa-siapa, hanya saja Sebin mendengar itu, dan mengangkat bahu, "Awalnya dokter berkata jika kau hanya kelelahan dan butuh waktu untuk memulihkan tenaga, namun tetua mengatakan bahwa mungkin ini ada hubungannya juga dengan jiwa Kim Yechan."
"Jadi, mereka tahu bahwa Kim Yechan mengambil alih tubuhku saat itu?"
"Aku tak yakin soal itu. Kau tahu sendiri bagaimana tabiat para tetua. Mereka suka bicara, tapi tak pernah benar-benar menjelaskan apapun pada kita."