03

1.2K 91 7
                                    

Yechan menggigit bibir bawahnya. Ia benci saat melihat bulan penuh seperti ini.

Omega sedang berusaha bersembunyi, namun alpha dengan gila berkeliaran ke sana kemari.

Menghela, ia memilih untuk mengabaikan saja. Bersembunyi di dalam hutan gelap, Yechan merasa tenang untuk sesaat.

Sampai sebuah suara terdengar mengganggunya yang tengah beristirahat.



"Aaargh!"




Terdengar lagi dan kini berdiri adalah satu-satunya refleks yang tak bisa ia hindari.

"Tsk!"

Bukan dia, tapi serigala dalam dirinya yang tentu menggerutu.

"Oh, ayolah! Tidak bisakah kita mengabaikannya? Bisa saja itu teriakan kenikmatan dan bukan sinyal bahaya seperti yang kau sangka."

Yechan berusaha. Tapi, tidak! Ia tidak bisa.

Mengabaikan serigala dalam kepalanya yang melolong dan terus menolak keputusannya, Yechan tetap berlari menuju ke asal suara.

"Yechan-ah, serius ... firasatku buruk soal ini. Sebelum kau menyesali, lebih baik kita segera pergi."

Akan tetapi, seharusnya Shin mengerti bahwa tak pernah sekalipun Yechan mau mendengarkan apa yang orang lain katakan jika itu memang bertentangan dengan apa yang hatinya inginkan.




**





Yechan berlari dalam bentuk manusianya. Tak berapa lama, Yechan pun tiba.

Bersembunyi di balik semak, Yechan melihat sosok werewolf besar yang tengah dikepung oleh beberapa werewolf juga.

Aneh.

"Apa dia melakukan kesalahan atau memang kriminal sampai penangkapannya tampak sedikit brutal?" tanya Yechan. Lebih kepada dirinya sendiri sebenarnya.

Namun, di dalam kepalanya, serigala Shin meringkuk malas sembari menanggapi, "Kau tak lihat? Dia enigma, Yechan-ah. Bukankah kau sendiri tahu, banyak perburuan enigma di beberapa pack yang kita lewati sebelum ini. Kita juga harus berhati-hati."

Yechan mengangguk, "Kasihan sekali ..."

Serigala Shin memutar mata, "Jangan lupa, kau juga salah satu yang sedang diburu. Seharusnya kau mengasihani dirimu sendiri, idiot!"

Memang. Tapi, kenapa Yechan merasa kasihan adalah karena mungkin werewolf itu sendiri tidak tahu jika mereka enigma. Setidaknya sampai mereka membuat werewolf yang lainnya berubah menjadi omega dalam sekali persetubuhan saja.

Tak ada yang salah, para alpha egois itu lah yang tak ingin para enigma ini merusak hierarki yang seharusnya mereka lah yang berada di tahta tertinggi.

"Kita harus menolongnya, 'kan?"

"Sebenarnya aku tidak mau peduli, tapi pikirkan lagi dengan otak pintarmu itu, bagaimana jika kita justru ikut tertangkap oleh mereka?"

Yechan menggigit bibirnya lagi. Mendadak asam terasa di indera pengecapnya. Sialnya, rokoknya sudah habis tak bersisa.

Gamang hatinya antara menolong atau pergi saja. Yechan mengumpat pelan sebelum mengubah dirinya dan melompat ke arah kerumunan.

Tengah hutan gelap itu, kini kembali dipenuhi oleh lolongan yang cukup menyeramkan.

"Sialan kau Shin Yechan!"


**

Mata kuning itu memindai sekitar. Di sana ada mungkin sepuluh werewolf. Dua alpha, dan sisanya adalah beta dan gamma.

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang