"Irina,darling, jangan buat polos," kata Kaires dengan nada lembut sambil memandang Irina yang sedang bergerak menuju ke dalam kamar mandi. Dia memperhatikan setiap langkahnya, menyedari betapa cantiknya Irina dalam gaun biru gelap yang menghiasi tubuhnya.
Kaires merasa ada sesuatu yang istimewa tentang momen ini, dan dia tidak dapat menahan rasa ingin tahunya. "Ada yang ingin aku katakan sebelum kau masuk ke dalam," tambahnya, berharap dapat menghentikan Irina sejenak agar mereka dapat berbicara lebih lanjut.
"Apa dia?" tanya Irina, memandang ke arah Kaires dengan ekspresi penasaran di wajahnya. Dia terhenti sejenak, menunggu jawaban.
"Malam pertama," jawab Kaires dengan senyuman misterius, matanya berkilau penuh harapan. Dia melangkah lebih dekat, suara lembutnya seakan melantunkan janji yang tidak terucapkan. "Aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan lancar untuk kita berdua. Kita sudah menunggu momen ini, bukan?"
Irina merasakan degupan jantungnya semakin kencang, campuran antara kecemasan dan kegembiraan mengisi ruangan di antara mereka.
T-tapi adik penatlah," Irina mengeluh sambil mengusap wajahnya, keletihan jelas terukir di wajahnya. Tanpa sempat dia melangkah masuk ke dalam tandas, pintu tandas tiba-tiba dihalang oleh Kaires.
"Jom mandi bersama," kata Kaires dengan nada ceria, senyumnya mengembang lebar. Tanpa ragu-ragu, dia segera membuka pakaiannya, menunjukkan tubuhnya yang tegap dan berkarisma. "Saya rasa mandi bersama boleh membuat kita lebih segar. Lagipun, kita boleh berbual dan menghilangkan penat."
Irina terkejut, tidak menyangka Kaires akan mencadangkan sesuatu yang begitu berani. Dia berpaling, tidak tahu apa yang harus dijawab, tetapi hatinya berdebar-debar.
Namun, tatapan Kaires yang penuh dengan keyakinan itu membuatkan dia berasa tertarik untuk menyahut cabaran itu. "Eh, Kaires! Tunggu dulu, saya...," dia menggelengkan kepalanya sambil menahan senyuman, merasakan suasana tegang yang baru terjalin di antara mereka.
Kaires segera mengangkat Irina masuk ke dalam bilik dengan penuh kasih sayang, merasakan betapa bahagianya mereka telah bersatu sebagai suami isteri.
Dia dengan lembut melepaskan baju Irina, merasakan getaran cinta yang mendalam di antara mereka. Lagipun, mereka sudah sah menjadi pasangan, jadi tidak ada yang perlu dirisaukan.
Setiap detik terasa begitu istimewa dan bermakna, menandakan permulaan sebuah kehidupan baru yang penuh dengan harapan dan impian bersama.
Kaires menarik Irina memasuki bath tub yang berwarna putih itu. Dia memandang tubuh Irina yang berada didepannya.
"Apa panggilan yang sesuai abang nak panggil adik? Kan kita dah bertukar status" Kaires melihat Irina yang sedari tadi melihat kebawah
"Ikut suka abang je" Irina malu untuk melihat Kaires apalagi sekarang mereka langsung tidak mengenakan baju sama sekali.
"Kalau darling okay? " tanya Kaires dia mengangkat dagu Irina supaya melihat kearahnya.
"Okay je. Adik kena panggil abang apa? " tanya Irina sambil memainkan buih yang berada didalam bath tub itu.
"Panggil abang je. Darling tak payah canggung sangat dengan situasi ni. Tak payah malu nanti kita keluar abang boleh tengok sekaligus boleh rasa tau" kata Kaires makin menambahkan ketakutan terhadap Irina.
"Ish abang ni tak baiklah takutkan orang" Irina melempar buih itu kearah Kaires.
"Betul lah yang abang cakap itu kenyataan yang adik kena terima" pipi Irina memerah.
🍄ᵕ̈ 𝑽𝑶𝑻𝑬 𝑨𝑵𝑫 𝑭𝑶𝑳𝑳𝑶𝑾 𝑭𝑶𝑹 𝑺𝑼𝑷𝑷𝑶𝑹𝑻 𝑨𝑼𝑻𝑯𝑶𝑹ᵕ̈🍄
🪄ꨄ 𝐓𝐎 𝐁𝐄 𝐂𝐎𝐔𝐍𝐓𝐈𝐍𝐄ꨄ🪄
YOU ARE READING
𝐿𝐸𝑇 𝐿𝑂𝑉𝐸 𝑆𝑃𝐸𝐴𝐾 •ᴄ•
Romance𝘐𝘕𝘐 𝘏𝘈𝘕𝘠𝘈 𝘊𝘌𝘙𝘐𝘛𝘈 𝘚𝘌𝘔𝘈𝘛𝘈-𝘔𝘈𝘛𝘈 Kaires Ardian, CEO yang enigmatic di EV. AR HOLDINGS, menjalani kehidupan yang ditentukan oleh dedikasi yang tidak berbelah bahagi kepada kerjayanya. Dikenali kerana sikap dingin dan harapan yang...