✰SPECIAL CHAPTER 🔞✰

47 2 0
                                    

Air mani Kaires yang Dikeluarkan didalam mulut Irina itu sangatlah banyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air mani Kaires yang
Dikeluarkan didalam mulut Irina itu sangatlah banyak. Irina tidak tahu harus membuat apa dengan air mani itu yang berada didalam mulutnya.

"Telan darling" suara berat dan menggoda milik Kaires itu menyuruh untuk menelan air maninya. Menurut Irina rasanya pelik

"Kaires bermain di milik Irina dia menggunakan tangannya membuat Irina basah. Kaires juga mengeluarkan lidahnya dan menjilat milik Irina dengan nikmat.

Irina merasa geli dengan lidah Kaires tanpa sengaja langsung menutup pahanya. Kaires membuka paha itu dengan kasar.

"duduk diam tak payah tutup" arahan itu membuatkan Irina menahan rasa geli dengan mendesah.

Kaires segera menghisap dengan kuat menggunakan lidahnya kerana geli dan hangat dari lidah Kaires. Air mani Irina dari tadi terkeluar.

Kaires tanpa basah basi memasukkan itunya dengan cepat "sakit tak? " tanya Kaires dengan risau.

"Tak pun dah biasa" Irina berhenti bergerak kerana terkejut.

Kaires segera memasukkan dan mengeluarkan miliknya sampaikan mereka klimaks.

⊹⊹⊹⊹⊹ 𝐒𝐄𝐌𝐈𝐍𝐆𝐆𝐔 𝐊𝐄𝐌𝐔𝐃𝐈𝐀𝐍⊹⊹⊹⊹⊹

Seminggu kemudian, mereka pulang dari bulan madu mereka. Irina, yang merasa letih setelah perjalanan panjang, memutuskan untuk masuk ke dalam rumah lebih dahulu, meninggalkan Kaires di dalam kereta. Tubuhnya terasa sangat lelah, dan matanya seakan-akan ingin terpejam setiap kali dia melangkah.

Begitu memasuki rumah, Irina melepas sepatu dan bersandar sejenak di dinding, membiarkan rasa penat menguasainya seketika. "Akhirnya sampai juga," bisiknya, hampir tertidur berdiri, sebelum perlahan-lahan menuju ruang tamu untuk beristirahat sejenak sambil menunggu Kaires membawa barang-barang mereka masuk.

Irina berjalan perlahan ke arah sofa dan langsung membaringkan dirinya, tak peduli lagi dengan apa pun selain rasa kantuk yang berat.

"Sayang, jangan tidur kat situ. Nanti badan sakit. Tidur dalam bilik, ya?" kata Kaires sambil mendekat.

"Hmm, biarlah... orang ngantuk sangat ni," jawab Irina dengan suara yang makin lemah, matanya sudah hampir sepenuhnya terpejam.

Kaires tersenyum kecil, melihat betapa lelahnya Irina. Tanpa berfikir dua kali, dia mengangkatnya dengan gaya bridal style dan membawanya ke bilik, memastikan Irina dapat tidur dengan nyaman di atas katil.

Kaires tersenyum saat melihat tudung Irina masih lagi tersemat dengan rapi, walaupun dia sudah begitu mengantuk. Sambil mengangkatnya dengan gaya bridal style, Kaires berhati-hati agar tidak mengganggu tudung yang masih dikenakan oleh Irina.

Setibanya di bilik, dia meletakkan Irina di atas katil dengan lembut, memastikan dia selesa. Dia kemudian perlahan-lahan melepaskan tudungnya, meletakkannya di sisi katil supaya Irina dapat tidur dengan lebih nyenyak.

Kaires turun ke dapur dan mula memasak sesuatu yang sederhana tetapi mengenyangkan. Dia tersenyum sendiri sambil memotong sayur, teringat akan perangai Irina yang selalu manja setiap kali bangun tidur.

Dia tahu, sebaik sahaja Irina terjaga, pasti ada sahaja permintaan nak makan, nak dipeluk. Bagi Kaires, sifat manja Irina itu adalah antara sebab hatinya makin terpaut. Dia rasa sifat Irina yang satu itu sangatlah comel dan menghidupkan suasana rumah mereka.

Sambil memasak, Kaires sesekali memandang ke arah tangga, menanti saat Irina muncul dengan wajah mengantuknya yang selalu mencuit hatinya.

⊹⊹⊹⊹⊹⊹𝐒𝐄𝐁𝐔𝐋𝐀𝐍 𝐊𝐄𝐌𝐔𝐃𝐈𝐀𝐍⊹⊹⊹⊹⊹⊹

Sejak kebelakangan ini, Irina kerap muntah, dan keadaan itu membuat Kaires semakin risau. Dia tidak tahu sama ada Irina hanya mengalami keletihan biasa atau ada sesuatu yang lebih serius. Setiap kali dia melihat wajah pucat Irina, hatinya bimbang. Kaires cuba bertanya, tetapi Irina hanya tersenyum dan mengatakan dia baik-baik saja, membuatkan Kaires tertanya-tanya jika ada sesuatu yang Irina sembunyikan.

Tidak tahan lagi melihat keadaan Irina, Kaires akhirnya memutuskan untuk membawa Irina ke klinik, berharap mereka dapat kepastian tentang apa yang sebenarnya berlaku.

Setibanya mereka di klinik, suasana terasa begitu tenang. Klinik itu tampak eksklusif dan premium, dengan dekorasi moden serta pencahayaan lembut yang menambah suasana nyaman. Tidak ada ramai orang; hanya mereka berdua, seolah-olah tempat itu dikhususkan untuk mereka sahaja. Kaires membantu Irina duduk di ruang menunggu sementara dia berbicara dengan resepsionis.

Tak lama kemudian, seorang doktor datang dan menjemput mereka masuk. Kaires menggenggam tangan Irina dengan penuh kasih sayang, memberikan semangat padanya. Irina tersenyum kecil, cuba menenangkan suaminya yang nampaknya lebih cemas daripada dirinya.

Setelah beberapa saat berbincang dan melalui pemeriksaan, akhirnya doktor mengesahkan berita yang membuat mereka berdua terkejut dan bahagia. Irina ternyata sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah mencapai dua minggu. Kaires tidak dapat menahan senyumannya, matanya bersinar dengan penuh kegembiraan.

Irina yang awalnya cemas kini turut merasa tenang, dia menggenggam tangan suaminya erat. "Kita bakal jadi ibu dan ayah," bisiknya, suaranya lembut namun penuh makna. Kaires memeluknya dengan penuh kasih, tak sabar untuk memulai babak baru dalam hidup mereka bersama.
Kaires memberitahu bosnya tentang keputusannya untuk cuti selama sembilan bulan demi menjaga isterinya yang sedang hamil. Setelah bertahun-tahun bekerja tanpa cuti panjang, akhirnya dia ingin memberi fokus sepenuhnya kepada keluarganya. Bosnya, yang memahami dedikasi Kaires selama ini, dengan senang hati memberikan persetujuan dan menghargai keputusan tersebut.

"Awak layak untuk berehat, Kaires. Selamat menjaga keluarga kecil awak," kata bosnya dengan senyum. Kaires merasa lega dan bersyukur, kini dia dapat menyokong isterinya sepenuh hati sepanjang kehamilannya.

⊹⊹⊹⊹⊹⊹ 𝟗 𝐁𝐔𝐋𝐀𝐍 𝐊𝐄𝐌𝐔𝐃𝐈𝐀𝐍⊹⊹⊹⊹⊹⊹

Di dalam bilik itu, terdengar suara lelaki menangis perlahan. Kaires, yang biasanya tenang, tidak dapat menahan perasaannya. Isterinya, Irina, yang sedang bertarung untuk melahirkan anak mereka, malah menjadi kuat dan cuba memujuk suaminya. Setelah berjam-jam menahan sakit, akhirnya lahirlah bayi lelaki mereka yang diberi nama Arian Ren.

Kaires memandang Irina dengan mata yang penuh air mata kebahagiaan dan berkata, "Terima kasih, sayang, awak sangat kuat." Irina tersenyum lemah, tetapi matanya bersinar bahagia sambil memeluk anak mereka yang baru lahir.

Let love speak as the curtain falls, leading us into a world where words are no longer necessary, and every moment becomes an eternal poem, binding our hearts in a promise that will never fade.

♡ᴛʜᴇ ᴇɴᴅ♡

Thank you to everyone who has followed this journey. Your support and dedication mean the world to me. See you in the next story!"

𝐿𝐸𝑇 𝐿𝑂𝑉𝐸 𝑆𝑃𝐸𝐴𝐾 •ᴄ•Where stories live. Discover now