♡
Di Istana negara.
Malam-malam Soeharto menerima surat hasil keputusan dari 14 Menteri Koordinator Kabinet Pembangunan VII yang menyatakan sikap tidak bersedia menjabat sebagai menteri dalam kabinet mendatang yakni Kabinet Reformasi maupun reshuffle Kabinet Reformasi. Soeharto merasa terpukul dan ditinggalkan oleh orang-orang kepercayaannya. Malam itu, setelah berdiskusi dengan sejumlah pejabat, di antaranya Wiranto, perwira tinggi militer.21 Mei 1998
Kamis, 21 Mei 1998, selain para pejabat, para jurnalis, wartawan berkumpul di Istana Merdeka. Tepat pukul 09.05, presiden Soeharto mengumumkan mundur dari jabatan presiden, ditayangkan langsung oleh stasiun Tv TVRI. Wakilnya, B.J. Habibie, ditunjuk menggantikan posisinya, sebagai presiden ketiga RI. Melalui Tv, radio, banyak masyarakat dari berbagai elemen, menyambut gembira kabar tersebut.
Di toko sembako nya ramai, Anita bersama beberapa pelanggan asik menonton, mengucap puji syukur pada Tuhan."Alhamdulillah.." ucap seorang bapak-bapak berkaos oblong putih.
Spontan Anita menepuk semangat bahu temannya, lalu tepuk tangan.
Di rumah warga, depan televisi orang-orang bertepuk tangan. Menyambut baik kemunduran presiden mereka dari jabatannya.
'Soeharto memang telah meninggal. Secara hubungan kemanusiaan memang sudah dimaafkan. Tapi dalam hukum tata negara dan administrasi, pertanggungjawaban politik tetap ada.'
-Bivitri Susanti- (Peneliti Hukum)Riangnya Marie ketika melihat kehadiran Anita di depan pintu kamar rumah sakit.
Setelah dipersilahkan masuk, Anita menyalami kedua orangtua kekasihnya.Marie bangkit dari kasur. "Mah, pah, Marie pergi ke luar dulu, ya. Jalan-jalan disini sebentar,"
"Sama Anita?" tanya ibunya.
"Iya."
"Boleh,"
"Ayo!" ajak Marie pada Anita.
Gadis itu ikut melangkah keluar. Menyusuri teras rumah sakit di lantai ke dua. Lalu mereka menuruni anak tangga yang langsung menghadap taman di tengah gedung. Cahaya matahari siang dapat langsung menerangi area itu, sehingga siapapun dapat langsung menghirup udara bebas.
"Tumben sudah ngajak ke luar," ucap Anita.
Bibir Marie tersenyum, lalu mengapit tangan kiri Anita.
"Kalau ada mamah sama papah suka canggung, malu kalau mau apa gitu sama kamu.""Mau apa yang bagaimana maksudnya? Ayo..?" goda Anita.
Segera Marie membuang wajah.
'Kok jadi malu..?'"Ya kalau mau bebas bicara seperti ini kan susah.. Mereka pasti aneh kalau melihat kita sedekat ini."
"Iya.. Saya paham.
Bagaimana keadaan kamu sekarang?"
Berhubung di taman ini sedang sepi, tidak ada siapa-siapa, Anita dapat leluasa mendekap Marie, dan mengecup pipinya."Luka saya tidak terlalu sakit lagi. Tapi setiap kali tidak sengaja tidur di posisi miring kanan masih suka sakit. Kami sudah konsultasi dengan dokter. Katanya, lebih baik kalau melakukan operasi."
"Kapan?"
"Jadwalnya akan menyusul.
Bagaimana keadaan bu Lina sekarang?""Alhamdulillah ada peningkatan,"
Tangan Anita tidak bisa diam. Selalu memainkan helaian rambut panjang Marie."Bu Lina sakit, kalian berdua jangan sampai lupa menjaga kesehatan, ya!"
"Iya.. Kamu juga.
Mm.. Apa pihak rumah sakit sudah meminta maaf padamu soal ulah perawat itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/376289634-288-k291212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NEW] Rahasia Mereka
RomanceKamu ingin mengetahui semuanya, & saya tau itu bisa terasa luar biasa, atau menakutkan akan hal-hal tidak pasti, atau yang tidak diketahui. Tapi ketahuilah, bahwa yang tidak diketahui tidak selalu harus merasa seperti ini. Mungkin kali ini; yang tid...