♡
Penuh hati-hati, Anita membungkus satu kilo telur, lalu menggabungnya pada keresek besar berisi beras dan bumbu dapur. Di toko, Tv nya masih menayangkan acara berita.
Dia serahkan pada seorang pembeli ibu-ibu, beserta catatan harga dan total belanjaan."Ini uangnya. Saya dengar bu Lina masuk ke rumah sakit,"
"Betul, ceu Heni. Sekarang Ilham yang menjaga mamah disana. Nanti saya akan kembali setelah tutup toko."
"Sakit apa?"
"Maag kronis,"
"Innalillahi.. Semoga cepat sembuh, ya. Kasihan bu Lina,"
"Amin.. Terima kasih, ceu,"
Selesai melayani, Anita kembali menyimak tayangan berita. Setelah diinformasikan jika beberapa mentri kabinet Suharto memutuskan mundur dari jabatan, di Istana Negara diberitakan presiden Suharto memanggil sembilan tokoh Islam. Diantaranya ada Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Malik Fajar, dan KH. Ali Yafie. Untuk membahas situasi terakhir, di mana elemen masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Suharto mundur.
Dia mendumel. "Masih aja belum rela berhenti jadi presiden. Se terlena itu ya dengan kekuasaan?"
Selanjutnya, berita menayangkan gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, menyampaikan daerah yang dipimpinnya mengalami kerugian akibat kerusuhan massal diperkirakan mencapai Rp2.5 triliun, dengan perincian sebanyak 4.939 bangunan rusak, 21 di antaranya merupakan bangunan milik pemerintah.
Tercengang Anita mendengarnya.
"Gila! Sampai triliunan!""Assalamualaikum,"
Suara seorang perempuan muda menyapa indera pendengarannya. Perempuan itu sudah tak asing bagi Anita. Dia melangkah ke depan, menemukan sosok Yuli, istri Alan, berdiri di depan toko. Sendirian.
"Waalaikumsalam," sahut nya kemudian.
Kecanggungan menguasai suasana. Anita yang sangat kecewa pada suami Yuli. Dan Yuli yang malu, ikut merasa bersalah.
Yuli berusaha berbicara.
"Kumaha kabar kamu, teh?"
(Bagaimana kabar kamu?)"Alhamdulillah, baik."
"Hapunten aa Alan, ya, teh.. A Alan tos nyilakakeun rerencangan teteh,"
(Maafkan aa Alan, ya, teh.. A Alan sudah mencelakakan teman teteh) Suara Yuli terdengar melirih. Menahan emosional.Bungkam. Ingin sekali Anita menyuruh Yuli untuk menyampaikan saja kata maaf itu pada Marie. Tapi dia berpikir, dia tidak mau ketenangan kekasihnya terganggu. Dan yang penting sekarang Alan mendapat proses hukuman.
Sejenak, Anita sekarang merasakan, Yuli nampak sangat tulus, bersungguh-sungguh menyampaikan penyesalannya.
Kaki Yuli melangkah lebih dekat, tangannya menyerahkan sebuah amplop putih pada tangan Anita. Dia mundur kembali.
Jelas raut wajah Anita menampakkan bertanya-tanya.
Yuli berkata, "Itu uang hak teteh dari hasil stroberi kemarin.
Maaf ya, teh, mengganggu waktunya. Saya pamit,"
"Assalamualaikum,"Mata Anita melebar. Sebelumnya dia tidak terpikirkan uang ini sedikitpun.
Melihat Yuli sudah melangkah, segera dia memanggil.
"Yuli,"Badan perempuan itu berbalik, dan langsung berbicara, "Gak apa-apa, teh. Mohon diterima ya! Semoga bermanfaat,"
Anita buang nafas.
"Baiklah. Terima kasih, Yuli. Semoga kamu selalu dalam kebaikan."Cukup tersentak kaget Yuli mendengarnya. Tidak menyangka.
![](https://img.wattpad.com/cover/376289634-288-k291212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NEW] Rahasia Mereka
RomansaKamu ingin mengetahui semuanya, & saya tau itu bisa terasa luar biasa, atau menakutkan akan hal-hal tidak pasti, atau yang tidak diketahui. Tapi ketahuilah, bahwa yang tidak diketahui tidak selalu harus merasa seperti ini. Mungkin kali ini; yang tid...