25.♡

428 55 69
                                    

Seolah lupa akan siapa diri masing-masing.
Belenggu asmara semakin menenggelamkan diri dalam gairah. Diantara ramainya suara hujan, suara-suara gelisah, lenguhan nikmat, keluar memanjakan indera pendengaran masing-masing dalam kegiatan cumbuan bibir yang semakin membara. Marie berganti posisi menjadi terlentang dibawah kungkungan Anita.

"Hh?" Tangan Anita tak sengaja menyentuh sisa kue ulang tahun nya.

Marie ikut berhenti, mendapati jemari tangan Anita belepotan oleh krim kue, dia raih tangan itu.

Tidak tau apa maksud pujaan hatinya, Anita hanya melongo. Sampai ketika Marie memasukan jemari tangannya ke mulut, dia tercengang.
Namun selanjutnya, dia tergugah oleh aksi Marie itu. Jemarinya dijilat, dikulum, sampai bersih tak tersisa. Dan aksi itu menggairahkan bagi Anita, yang sekarang lagi-lagi terkejut oleh aksi tak terduga dari Marie selanjutnya.
Marie ambil krim kue, mengoleskannya di rahang dan leher Anita. Lalu bibirnya beraksi menikmati krim manis di rahang Anita itu, kemudian berpindah ke leher, dan sampai ke kuping.

Tidak mampu Anita membuka lebar matanya. Terpejam resah oleh sapuan lidah dan mulut Marie yang seolah menelanjangi jiwanya. Rasanya dia menggila.
Tak tahan oleh ledakan hasrat, Anita mengambil alih posisi menguasai kegiatan panas ini. Dia ciumi leher Marie sembari membuka resleting pakaiannya. Cumbuan turun ke bahu, dan dada. Menyebabkan Marie terus melenguh resah lebih jelas dari sebelumnya.
Gadis itu berhenti sesaat kala wajahnya sampai di atas kedua buah dada milik Marie yang naik turun menghela nafas diburu gairah. Melihat itu, sudut bibir Marie menarik simpul tipis menggoda. Membantu Anita membuka kaos, dan membiarkan pakaiannya diturunkan Anita.
Sekarang tak ada busana di tubuh Marie. Membebaskan Anita dapat sepuasnya mencumbu tubuhnya. Yang berlanjut sampai wajahnya kini berada diantara kedua paha Marie, menciuminya, dan berlanjut pada milik Marie yang masih tersembunyi di balik kain pakaian dalam.

Marie menggeliat gelisah, terus melenguh desahan. Tak kuat oleh sesak di badan, dia buka bra yang masih terpasang itu. Mengejutkan Anita oleh penampakan dada, tak terbatas oleh halangan kain apapun lagi.
Spontan dia bertanya, "Apa boleh?"
Kemudian dia cukup terhenyak kaget saat Marie beranjak duduk di atas kedua pahanya. Membuat kepalanya kini sudah tepat di depan dada Marie.  Kegugupan menyergap. Tangannya terangkat hendak menyentuh, tetapi gemetar seolah takut.

Melihat itu, Marie belai lembut menenangkan wajah Anita. Lalu dia peluk di dadanya.

Kehangatan di tengah dinginnya hujan, menghilangkan rasa gugup Anita. Dia sangat menyukai moment ini.

Marie berbicara, "Dulu, suamiku sangat menyukai ini,"

Mendengar itu, muncul rasa cemburu dalam hati Anita. Dia tidak suka. Sampai menggerakan dirinya sekarang beraksi menjamah kedua buah dada di hadapannya itu dengan bibir.

Terdengar Marie terkikik kecil karena rasa geli.
"Hihi. Geli.."

"Geli?" respon Anita. Kemudian mengambil krim kue. Perlahan, dia oleskan di dada Marie.

Si pemilik tidak menduga, sekarang tenggorokannya seolah tercekat oleh merasakan sentuhan krim di tangan Anita. Mulai kembali terangsang. Dan menjadi lebih-lebih lagi, saat bibir serta lidah Anita beraksi seperti tadi dia melakukannnya dengan krim itu.
Begitu menghanyutkan.
Kepala Marie menggeliat, melepaskan luapan nikmat.
"Mmmhhh.."
Dia bangga akan Anita. Semakin senang lagi ketika kedua miliknya dimainkan oleh kedua tangan Anita.
"Anitah..."

Tidak kalah senang perasaan Anita menyaksikan Marie yang nampak jelas sangat menikmati aksi kedua tangannya. Bak dua balon yang bebas menjadi miliknya.

Bibir mereka kembali bersatu. Menciptakan cumbuan yang lebih gila.
Lalu,
Marie mengajak Anita berdiri. Mendorongnya pada tiang pondok.

Tak ada pertanyaan. Anita diam memperhatikan wajah jelita nan menggoda Marie, yang nakal. Dan menunggu jawabannya sendiri.

[NEW] Rahasia MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang