Setelah masalah dengan Evan Rosier selesai dan Remus tidak lagi menjaga jaraknya, Mary akhirnya bisa berbincang dengan Benedict tanpa beban pikiran. Benedict meminta izin pada Dumbledore untuk membawa Mary berjalan-jalan bersamanya besok ke Hogsmeade, hanya mereka berdua dan Dumbledore mengizinkannya.
Malam itu Benedict pergi entah kemana dan berjanji akan menjemput Mary besok. Dan malam itu Mary kembali berbincang bersama Remus, James, Sirius dan Peter ditengah malam di common room Gryffindor.
"Kau seharusnya mengajak kami, Mary!" Protes Sirius tidak terima.
"Aku bahkan tidak mengajak Remus."
"Teman kita ini sedang ingin menikmati waktu keluarga, jangan mengganggunya Sirius."
"James benar, Mary butuh waktu bersama ayahnya, Sirius." Timpal Remus kembali bersikap biasa dengan teman-temannya.
Keempat lainnya bertukar pandang penuh syukur, akhirnya Remus kembali bersikap biasa kepada mereka dan tidak lagi menjaga jarak. Malam itu jadi malam yang panjang karena James, Sirius dan Peter menceritakan semua rahasia mereka kepada Remus, sebagai bentuk kepercayaan dan bukti pertemanan mereka.
"Aku pernah membakar perkamen milik ayahku yang berisi perjanjian bisnis dan yang ia tahu, itu terbakar karena teriknya matahari." Ungkap James dengan wajah memerah.
Sirius tertawa, "Jika rahasia itu terbongkar apakah mereka akan mengusirmu dari rumah?"
"Mungkin saja, mereka pasti akan mengadopsi Mary. Bagaimana dengan rahasiamu sendiri, Sirius?"
"Aku menyukai dunia Muggle, kalian tahu? Benda-benda unik mereka, cara mereka berpakaian dan jenis musik yang mereka ciptakan. Jika ibuku tahu, she would kill me right away. Oh dan satu lagi, aku sangat membenci keluargaku sendiri."
"You don't hate your brother, right?" Tanya Mary membuat wajah Sirius yang memerah sekarang, ia benar-benar tidak bisa mengakui bahwa ia tidak membenci adiknya.
James tertawa kecil dan menepuk bahu Peter, "Now, Peter, katakan apa rahasia terburukmu."
Peter menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Terkadang aku sangat takut pada Professor McGonagall.."
Sirius dan James tertawa terbahak-bahak, Remus ikut tertawa mendengar tawa teman-temannya sementara Mary merasa itu aneh. Peter benar-benar berbeda dari ketiga lainnya.
"How about you, Mary? What is your secret?"
"Kau tidak perlu mengatakannya kalau kau tidak mau, tidak ada pemaksaan." Timpal Remus tersenyum penuh pengertian.
"I don't know if it's a secret or not.. Tapi aku sering berbohong.. Dan sekarang aku sangat pandai dalam hal itu."
"Tapi kau tidak pernah menunjukannya pada kami?"
"Tidak ada gunanya berbohong pada kalian, James."
"Lalu kepada siapa?" Tanya Remus penasaran.
Mary tersenyum getir, "Kepada orang-orang yang tidak ingin aku ganggu hanya karena diriku sendiri."
Kening Sirius dan James berkerut, mereka sama sekali tidak mengerti. Peter bahkan tidak tahu kenapa sering berbohong adalah rahasia. Hanya Remus yang mengerti, dan bocah berambut coklat itu menatap Mary dengan binar di matanya. "Kalau begitu berjanjilah untuk tidak pernah berbohong pada kami."
...
"Marianne!" Seru Benedict melambaikan tangan ke arah sang putri yang menunggu di gerbang kastil.
"Dad?" Mary melihat lambaian tangan Ben dan menghampirinya.
Sebuah kereta dengan kuda hitam aneh ada disamping ayahnya.
"What is this?" Tanya Mary bingung, ini pertama kalinya ia melihat kuda besar berwarna hitam dengan sayap.
"What? Aku menyewa kereta ini di sana, unik bukan? Dia bisa berjalan dengan sendirinya."
"What?!"
Kening Mary berkerut, berjalan dengan sendirinya? Apa artinya itu? Jelas-jelas kuda bersayap ini yang mendorong keretanya.
"Come on, ayo kita berjalan-jalan sebelum membeli banyak hal disana." Ajak Benedict naik keatas kereta dan menarik Mary untuk naik juga.
Meskipun penasaran, Mary tidak bertanya lebih jauh. Rasanya percuma juga bertanya pada seseorang yang mungkin saja tidak melihat apa yang ia lihat.
Setelah 15 menit berkeliling, mereka sampai di Hogsmeade. Benedict mengembalikan kereta itu kepada seorang pria didepan Pub. Dan kebetulan, ada pria lain yang merupakan kenalan Benedict. Pria dengan jubah, topi dan tongkat jalan berwarna hitam berkilau. Wajah pria itu tegas, namun bisa terlihat keramahan dalam dirinya.
"This is my daughter, her name is Marianne. Mary, this is Alphard Black. Dia paman Sirius." Ucap Ben memperkenalkan keduanya.
Mary menyodorkan tangannya dengan sopan, "My name is Marianne Brosvett, it's nice to meet you Mr. Black."
"It's nice to finally meet you too, Little Brosvett. Kau punya wibawa yang sama dengan ayahmu." Bukannya menjabat tangan Mary, pria yang tidak lain adalah Alphard Black itu mencubit pipi gadis kecil dihadapannya.
Wajah Mary memerah seperti tomat membuat Alphard dan Benedict tertawa seseketika. Alphard kembali melanjutkan urusannya dan membiarkan Ayah-Anak Brosvett itu menikmati waktu keluarga mereka.
Benedict mengajak Mary membeli banyak barang, 6 pasang kaos kaki baru, pena bulu, beberapa ramuan yang aman konsumsi dan manisan yang banyak untuk dibagikan kepada teman-temannya. Jalan-jalan hari itu diakhiri dengan makan bersama di Three Broomstick, Pub yang sama yang dikunjungi Alphard Black tadi.
"Welcome, what can I get for you, young lady?" Seorang wanita kekar dengan ramah menawarkan menu kepada Mary.
"Tentu saja kita sepakat selain minuman beralkohol, Sirona." Tambah Benedict mengingatkan.
"Of course, Mr. Brosvett. Nona kecil bisa memesan apapun selain minuman beralkohol."
Mary membuka menu dan tertarik pada minuman bernama 'Butterbeer'. "Can I get this one?"
"Oh, that's still have a little bit alcohol, dear. Bagaimana dengan Pumpkin Juice or Lychee Tea? Aku akan membuatnya sangat manis untukmu."
Mary mengangguk setuju, "I'll have Pumpkin Juice."
"Make it two, Sirona. Bagaimana dengan breads, sausages and bacons untuk makan siang?"
"I'll get that too, dad."
"Anything for you, young lady Brosvett. Mohon ditunggu.." Ucap Sirona (Pemilik Three Broomstick) yang kemudian kembali ke dapur.
Tidak berselang lama, pesanan mereka sampai dan keduanya makan siang sambil berbincang tentang banyak hal. Saat makanan mereka hampir habis, seseorang mendekat dan mengajak Benedict berbincang tentang bisnisnya dan hal itu membuat Mary agak badmood.
Karena pembicaraan bisnis itu menjadi semakin serius, dengan berat hati Benedict memohon maaf pada putri semata wayangnya karena tidak bisa melanjutkan jalan-jalan dan mengantarkannya pulang kembali ke kastil. Akhirnya Mary kembali ke kastil dengan kereta kuda hitam aneh yang tadi ia gunakan.
"Kereta ini akan berhenti tepat di depan Hogwarts, Miss Brosvett. Jadi jangan khawatir." Kata pemilik kereta tersebut.
"Kalau boleh tahu, kuda apa ini? Yang menarik kereta ini?" Tanya Mary membuat pemilik kereta terkejut.
Entah kenapa tatapan pemilik kereta tersebut padanya menjadi berbeda, nada bicaranya juga menjadi lebih lembut dibanding sebelumnya. "Namanya Thestral, nona. Ada banyak buku di perpustakaan Hogwarts yang bisa memberitahu anda tentang kuda ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Mr. Wolf
FanfictionTimeline sebelum Dear Frederick, menceritakan kehidupan Marianne Rose Brosvett di Hogwarts dan kisahnya dengan Remus Lupin. ... "Jika reinkarnasi benar-benar ada, kau ingin terlahir sebagai apa Remmy?" "Aku ingin menjadi apapun selain manusia ser...