"Haruskah kita masukan jalur bawah tanah menuju Hogsmeade?"
"Itu akan sangat berguna, James."
"Kurasa lebih baik masukkan jalur rahasia dari asrama kita menuju dapur juga."
"Ide bagus, Peter."
Keempat remaja laki-laki sibuk dengan sebuah perkamen khusus, menggambar sesuatu bermodalkan sihir dan ingatan mereka tentang kastil Hogwarts. Sebuah peta, yang sudah sejak lama mereka buat dan menunggu terselesaikan.
Siswa lain berlalu-lalang dengan normal, berusaha sebisa mungkin tidak mengganggu keempat siswa Gryffindor atau mereka akan dijadikan sasaran pranks. Namun, sekumpulan gadis yang berdiri tidak jauh dari mereka, berbisik-bisik sambil memperhatikan. Bahkan seorang gadis Gryffindor tahun kelima mendekati keempat remaja Gryffindor tersebut.
"Hai Remus.." Sapa gadis tahun kelima pada Remus, gadis itu memegang pundaknya.. Memegang pundaknya!
Remus terkejut, tidak nyaman, tapi tetap harus bersikap ramah, "Hai.." Ia tidak menyebut nama gadis itu, karena memang tidak tahu dan sejujurnya tidak mau tahu.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
"We're drawing, Stebbins. Bukankah kau bisa melihat?" Jawab James acuh, sedang fokus pada peta.
"Apa kau kosong setelah ini?" Gadis itu menatap Remus dengan senyum lebar, berusaha terlihat malu-malu meskipun gagal.
"Uh-"
"Sekali lagi, Stebbins, kau punya mata dan kau melihat kami banyak urusan!"
Belum sempat Remus membalas, James sudah membalas pertanyaan Stebbins kepada Remus, sepertinya salah paham mengira dia yang ditanya.
"I'm asking Remus! Not you, Potter!" Kesal Stebbins membuat James terkejut, memelototi kakak kelasnya itu dengan tatapan 'Are you serious?'
"Aku hanya ingin tahu apakah Remus punya waktu kosong untuk kuajak pergi ke suatu tempat!" Lanjut gadis itu dengan wajah yang sudah semerah tomat saat ini.
James dan Sirius langsung tertawa terbahak-bahak sedangkan Remus hanya diam, tidak tahu harus berbuat atau mengatakan apa. Setelah lama berpikir, barulah Remus memutuskan menjawab jujur saja.
"Aku ada beberapa kelas setelah ini."
"Baiklah, aku akan menanyakan lagi lain waktu. See you, Remus." Stebbins akhirnya pergi, kembali ke kumpulan teman-temannya sementara James dan Sirius masih belum berhenti tertawa.
Meskipun Remus bingung dan tidak tahu apa yang baru saja terjadi, ia tidak mengeluarkan sepatah katapun, menanyakan tentang kakak kelas perempuan itu pun tidak karena memang tidak ingin tahu.
Sirius merangkul kawannya itu, "Namanya Morgana Stebbins, tahun kelima. Dia gadis yang liar, kau lihat teman-temannya itu? Mereka menakutkan."
"Sirius, stop scaring him! Ini pertama kalinya Remus berinteraksi dengan seorang gadis!" Sahut James melupakan sesuatu.
"I don't think so.." Bahkan Peter mengingat hal yang dilupakan James.
"Fine, fine! Jika kau menyukai gadis berambut hitam dan liar, extrovert dan lebih tua, tidak ada salahnya meluangkan waktumu untuk Stebbins.." Lanjut Sirius sebenarnya tidak ingin mengatakan ini.
"Kau harus meluangkan waktumu untuk Stebbins, ini pertama kalinya seorang gadis meminta waktumu, Remus! Kau harus berbaik hati memberikannya, ini akan menjadi pengalaman pertama bagimu!"
Remus menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, ia sama sekali tidak mengerti maksud semua ini dan merasa ada sesuatu yang tidak benar.
.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Mr. Wolf
FanfictionTimeline sebelum Dear Frederick, menceritakan kehidupan Marianne Rose Brosvett di Hogwarts dan kisahnya dengan Remus Lupin. ... "Jika reinkarnasi benar-benar ada, kau ingin terlahir sebagai apa Remmy?" "Aku ingin menjadi apapun selain manusia ser...