🚩🚩🚩21+ | Dark romance, Angst, politic, manipulatif, grumpy, abusive, matured, Guilt Trip, revenge.
Menjadi tawanan, membuat Kaia terjebak di dalam sangkar emas. Tubuhnya dilecehkan sepenuhnya, dipaksa menikmati ketakutan dan penderitaan bertahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hola. Mas Tantrum update. Yuk, ramaikan lagi, kalau rame, besok aku update lagi!
Happy reading.
•••
Kaia menahan napas, terpana ke arah jalan. Diam-diam melahap seluruh kesedihannya sendiri. Dia gemetaran, menahan emosi. Membayangkan betapa dalam, dan pekatnya kedua belah mata Francis, saat mengatakan tiga kata menyesatkan yang membuat jiwanya terasa kelam. Entah mengapa, perpisahan kali ini terasa menyakitkan. Pernyataan cinta seperti itu, membuatnya lengah.
Kemudian, dari ujung jari-jarinya yang lemah. Kaia segera menunduk, melihat ke arah ponsel yang berdering beberapa kali dalam genggamannya itu. Kaia menghela napas, memeriksa sekejap. Ada pesan teks, menyelinap masuk. Membuatnya langsug menyeka layar, waktu memperhatikan nama Francis di sana.
'Aku tidak pernah menyukai seorang wanita, seperti aku benar-benar menyukaimu. Tapi, aku tidak bisa mencintaimu di dalam kegelapan dan ketakutan ini. Oleh karena itu, akan kuselesaikan semuanya sampai akhir untukmu. Aku berharap, kau tidak akan melupakanku.'
Kaia terdiam. Menelan ludah keras-keras hingga tenggorokan nya terasa memanas. Kata-kata itu sangat serius, terlihat seperti Francis seperti biasanya, dalam dan penuh makna. Kaia berdecak emosional sekarang, hingga bibirnya berdarah saking keras dia menggigitnya.
"Kaia...." parau, suara Conrad memenuhi gendang telinganya.
"Ya?" Kaia berdeham pelan, menoleh dengan mata berkaca-kaca ke arah Conrad yang tengah meminta ponselnya.
"Kau bisa melupakannya. Semua sudah selesai, Kaia. Dia tidak akan bisa mengganggumu lagi." Conrad bersuara, penuh janji. Kali ini meraih ponsel perempuan itu dan melemparnya keluar jendela tanpa ragu.
Kaia spontan membelalak. Lekas bergerak untuk menoleh kebelakang. Ponselnya tertinggal jauh, langsung disambut oleh ban-ban mobil hitam yang ada dibelakang nya.
"Dad!" Kaia sedikit memberontak kesal.
"Dia menghubungi mu hanya untuk mengaburkan pikiranmu. Jangan terpancing! Kau harus ingat, dia membuatmu menderita, hingga kau memintaku untuk diselamatkan," ucap Conrad, menatap kedua mata Kaia yang cukup kelam itu. Benar-benar mengingatkan putrinya. "It's all good! Kau bisa kembali ke hidupmu seperti semula mulai sekarang."
Kaia terdiam, enggan bersuara karena fokusnya mulai berubah. Mobilnya bergerak ke arah berlawanan. Sudah terlalu lama melewati kawasan mansion. Kaia mengerling, mengedarkan matanya sebentar, dan baru saja menyadari bahwa mobil-mobil hitam di sekitarnya milik keamanan keluarga Decker.
"Dad, kenapa kita menuju bandara?" tanya Kaia cemas.
"Kita akan meninggalkan Minnesota dan pergi sejauh-jauhnya dari sini, Kaia."