Double UPDATE! Pokoknya, chapter ini harus rame, yaa.
Happy reading!!
••••
Kaia menelan ludah. Menatap langsung pada tiga buah pistol milik Francis yang diletak sejajar dengan dompet, arloji, beserta cerutu mahalnya. Itu tampak rapi, hingga Kaia takut-takut untuk menyentuh. Sejujurnya, pistol bukanlah hal baru baginya. Conrad Decker, ayahnya, banyak mengkoleksi sejumlah senjata. Sejak kecil, Kaia sering di perlihatkan pria itu saat merawat, bahkan menggunakannya. Hanya saja, Kaia belum memiliki keberanian untuk menembak sebuah objek dengan benda tersebut.Sementara itu, Francis terlihat berdiri di tepi bathroom, tengah melepaskan kemeja putih berlumur darah. Sungguh, baunya tercium amis. Kaia tiba-tiba mual.
"Sekarang, siapa lagi korban mu?" tanya Kaia. Memberanikan diri. Ucapannya, berhasil membuat Francis menoleh.
"Hanya orang-orang tidak penting. Bagaimana keadaanmu?" tanya Francis. Melihat napas Kaia spontan tersendat-sendat waktu dia sengaja melepaskan celana. Membiarkan otot-ototnya yang kekar itu terpampang nyata dan tegas di hadapan perempuan itu.
"Sedikit lebih baik," ucap Kaia. Hampir gemeteran. Meremas-remas ujung tangan yang terasa dingin.
Francis mendekat. Berjalan dengan tegap sambil memasang handuk pada bawah pinggulnya. Dia tersenyum, menarik dagu milik Kaia dengan darah kering di tangannya.
"Aku rasa, kau sudah cukup lebih baik dari tadi malam," ucap Francis. Mengusap ujung bibir perempuan itu. Merah dan mengilap. Ah! Rasa manisnya selalu menjadi candu. Francis selalu ingin melumat bibir tersebut hingga Kaia memucat karena kekurangan oksigen.
Namun kali ini, Kaia mundur. Melepaskan diri dari Francis. Matanya berkaca-kaca, mendadak mual. Sungguh, dia benci saat mencium aroma darah dari pria itu.
"Why?" tanya Francis, menarik salah satu alisnya.
"Aku tidak suka bau mu," aku Kaia jelas. Membuat Francis tersenyum.
"Oh! Aku sempat berpikir bahwa kau hamil. Akan sangat menyusahkan jika ada bayi, dan aku tidak ingin memberimu kesempatan. Jadi, saat kau hamil. Cepat keluarkan anak itu!"
"Kau lupa kalau aku memakai kontrasepsi?" tanya Kaia ketus.
Francis mendengus. Sedikit menurunkan pandangan pada leher Kaia. Sepertinya, perempuan itu belum sadar bahwa kalung pemberian Conrad sudah menghilang. "Join me in the bathroom!" ajak Francis. Menarik keras pergelangan tangan perempuan itu untuk mengikuti jejaknya.
"Francis, aku belum terlalu sehat," rutuk Kaia, namun pria itu tak memberinya kesempatan. Dia mengurungnya, mengkungkung, sekaligus mengapit dekat-dekat tubuh Kaia di tepi kaca, membuat shower sensor itu segera mengeluarkan pancuran air dingin yang kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdose
Боевик🚩🚩🚩21+ | Dark romance, Angst, politic, manipulatif, grumpy, abusive, matured, Guilt Trip, revenge. Menjadi tawanan, membuat Kaia terjebak di dalam sangkar emas. Tubuhnya dilecehkan sepenuhnya, dipaksa menikmati ketakutan dan penderitaan bertahun...