09 | Roche Enemy

1.1K 151 31
                                    

Hola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola. Overdose UPDATE!
Yuk, komen yang banyak + vote. Biar makin semangat. 😎

Happy reading!

🚩🔞❗

••••

Saat gugup, Kaia seringkali meremas-remas pakaiannya hingga lusuh. Bertindak bodoh, seperti bukan dirinya. Dia menunduk, terganggu oleh tatapan Francis yang mengintimidasi. Pria itu hanya merokok, tersenyum penuh kemenangan.

“Kau butuh dokter?” tanya Francis. Berniat berbaik hati. Kaia terlihat pucat, dengan pakaian tertutup, yang benar-benar dapat menyembunyikan bekas kissmark di tubuhnya.

“Tidak perlu.” Kaia menggeleng pelan.

“Ya. Lagipula, aku hanya membuat vagina mu lecet. Bukan robek,” kata Francis. Terkekeh pelan, yang kali ini membuat Kaia mengangkat dagu. Membalas Francis lewat matanya yang biru. “Meski pemula. Kau cukup luar biasa semalam. Maybe you' re a very good hooker.”

Kaia menelan saliva. Menatap Francis dengan matanya yang dingin. Mulutnya terkunci rapat, enggan mengatakan apapun. Demi Tuhan, Kaia sudah sangat membenci Francis, dari ujung kaki hingga kepala, di mata Kaia pria itu sangat memuakkan.

“Kau sudah selesai? Aku harus pulang!” ucap Kaia datar. Berdiri dari tempatnya duduk dan menyeret handbag miliknya. Francis telah menyerahkan bukti keterlibatan Conrad terhadap kematian Loan Graves, atau siapapun pria yang di sebut-sebut Francis. Entah, Kaia tidak mau tahu. Pastinya, dia hanya cukup memastikan, bahwa Francis serius melepaskan Conrad dalam hal apapun.

Francis berdeham rendah. Hanya mengangguk sedikit. Membuat Kaia buru-buru berputar, siap pergi.

“Pastikan, kau tidak hamil! Aku tidak mau mendengar suara anak-anak yang berisik!” ucap Francis tegas.

“Aku juga tidak mau mengandung anakmu,” balas Kaia serkas. Cukup membuat Francis menarik tipis tepi bibirnya.

“Pulihkan dirimu! Kau pasti bersemangat untuk seks yang lebih lama,” teriak Francis, mengejek Kaia. Seketika langsung membuat perempuan itu melebarkan langkah. Bergerak pergi bersama Vektor yang mengikuti nya.

***

“Ponsel milik anda nona.” Vektor menunduk, tidak berani menatap Kaia lama-lama. Mengulurkan handphone perempuan itu, yang sempat tertahan oleh Francis.

Kaia melirik sebentar. Melihat case berwarna putih, dengan gambar Sugar di bagian belakangnya. Kucing persia yang akhir-akhir ini banyak ia abaikan.

Thanks,” ucap Kaia. Merebut benda itu dengan sopan. Meski dia membenci Francis sepenuhnya, Kaia bukan tipe perempuan yang mudah meluapkan emosi pada tiap orang. Vektor bukan masalah baginya. Dia tidak mengancam.

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang