04 | Revenge

1.1K 177 52
                                    

Hola, Tuan Muda Francis UPDATE lagi malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola, Tuan Muda Francis UPDATE lagi malam ini.
Pokoknya, kalau chapter-chapternya rame, aku bakalan rajin UPDATE, sih!

Jadi, komen sesuai isi cerita, ya. Chapter ini panjang juga. Happy reading.

🚩🚩 Trigger warning 🚩🚩

•••

"Jadilah burung kecilku, mainanku, peliharaanku, dan pelacur yang menyenangkan!" ucap Francis tanpa ragu-ragu. Bersama rahangnya yang mengeras. Ia hampir berjongkok, untuk mencium bibir Kaia lagi. Tapi, dia menahannya. Menunggu Kaia menjawab.

Kaia terdiam. Mengatup mulutnya rapat. Seumur hidup, dia tak pernah terhina sejauh ini. Ya. Tidak sekalipun. Francis terlalu banyak melecehkannya.

“Sebenarnya, apa maumu? Kenapa kau memperlakukanku seperti hewan?” tanya Kaia tegas, meremas selimut yang kusut. “Who are you?”

Francis mendongak. Menarik salah satu alisnya. Tatapannya berubah ngeri. Tegas, namun tetap memesona.

“Kau memalukan.” Kaia mempertegas kalimat. Membuat segalanya lebih jelas. Dia mengintimidasi, menatap Francis seolah pria itu hanya sampah yang merusak hidupnya. “Benar-benar menjijikkan!”

Mendengar seruan itu. Francis mendekat. Mencekik leher Kaia lagi, membuat warna merah di kulitnya, menjadi gelap. Kaia tercekat. Menggapai-gapai wajah Francis. Hingga akhirnya, Feancis mengerang, terpaksa mengendurkan cengkeraman. Kaia berhasil menyerang. Mencolok mata kiri pria itu dengan kuku.

Fuck!” Francis mengumpat jelas. Memegangi matanya yang perih.

Kaia segera bergeser. Berniat pergi dengan berbekal sehelai kemeja pendek. Kaki jenjangnya bergerak, mencari ponsel pria itu.

Dapat.

Kaia gemeteran. Berusaha membuka ponsel pria itu. Terkunci dengan sidik jari. Sial. Dia kebingungan. Tapi tak kehilangan akal, dengan tangkas Kaia melempar benda itu ke arah tembok. Mengerahkan tenaganya. Membuat benda itu hancur dan rusak dalam sekejap.

Francis berdiri, melihat kejadian itu dengan gelap mata. Dia menatap Kaia bengis. Membuat perempuan itu segera berlari menuju pintu.

“Buka pintunya! Tolong! Tolong aku!” pekik Kaia. Terdengar lantang. Memukul benda itu dengan kencang. Dia terkunci.

“Kau tidak bisa kabur, burung kecilku!” kata Francis, terkekeh pelan. Menangkap kembali mainannya dengan mudah.

“Tidak. Tidak. Lepas. Lepaskan aku bajingan!” rutuk Kaia. Memukul Francis berkali-kali. Sebisanya, semampunya.

Francis menggendong tubuhnya yang kecil. Lalu melemparnya kembali ke atas ranjang. Saat Kaia jatuh, pria itu segera naik. Menabrakkan diri di atas perempuan itu. Kaia menggeleng, berusaha mengelak ciuman Francis yang cukup dominan. Francis memaksa. Menarik rambut Kaia hingga kusut.

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang