🚩🚩🚩21+ | Dark romance, Angst, politic, manipulatif, grumpy, abusive, matured, Guilt Trip, revenge.
Menjadi tawanan, membuat Kaia terjebak di dalam sangkar emas. Tubuhnya dilecehkan sepenuhnya, dipaksa menikmati ketakutan dan penderitaan bertahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 1 | the darkness
[ vote, komen, share. Happy reading ]
••
“Dia terlalu manis untuk berada di sini, anak-anak itu sangat menyukainya.”
“Yeah. I know that vibes. Rumah kaca dan paviliun terlihat semakin cantik dan megah karena karangan bunganya. Sejak dia di sini, tempat ini lebih hidup.”
“Aku tidak percaya, bahwa dia adalah putri Conrad Decker. Karena biasanya, para gadis seusia Kaia, dia pasti akan lebih memilih untuk pergi berkeliling dunia, memakai tas atau perhiasan mahal. Tapi dia di sini, memakai uangnya untuk membantu para orphan, memastikan mereka memiliki pendidikan, skill, makanan dan pakaian yang layak.”
“Yah. She's amazing. Aku selalu berdoa, agar dia selalu dilindungi dari hal-hal jahat yang ada di dunia ini.”
“Tapi, apa dia tahu bahwa ibu Kepala akan memberikan panti asuhan pada pihak ketiga? What if she finds out?”
“Itulah... Yang tidak aku mengerti dengan jalan pikiran ibu Kepala. Alasannya memberikan hak panti kepada orang lain terbilang mendadak, dan aku tidak tahu apa yang terjadi, karena beliau menolak berbicara. Namun sebaiknya, kita rahasiakan ini dulu dari Kaia. Mungkin, ibu Kepala punya cara tersendiri untuk menyampaikannya pada perempuan itu.”
“Baik. Aku mengerti.”
“Kalau begitu temui anak-anak, karena siang ini akan ada kunjungan.”
“Kunjungan orang tua yang akan mengadopsi anak-anak?”
“Bukan. Tapi pihak ketiga yang akan mengambil alih panti.”
“Oh. Aku sedikit tidak siap.”
***
“Bersiplah! Kita sudah sampai. Welcome to Louisiana.”
Akhirnya, sebuah pesawat yang telah berjam-jam mengudara itu kini mendarat. Menyentuh titik pusat kota, Baton Rouge.
Sekelebat, pria yang duduk di tepi jendela utama itu menoleh. Menatap lewat matanya yang begitu dingin, kemudian tenggelam kembali pada dasar pemandangan daratan hijau yang luas. Dia mendongak, menarik sedikit pangkal bibir tebalnya.
“Di sini, gadis itu tinggal?” tanyanya datar.
“Ya. Jika beruntung, anda akan menemuinya hari ini.” seorang pria dengan sorot mata yang gelap datang. Menampilkan isi layar ponsel, untuk memberikan foto seorang perempuan yang tengah duduk memegang rangkaian bunga mawar.
“Kau sudah memberikan foto yang sama hingga aku muak,” sahutnya kemudian. Menarik pandangam matanya ke atas. Berpaling jengah. Menunjukkan betapa sinisnya ia pada pemilik gambar itu.