15 | City of London

922 129 71
                                    

KaiaFrancis UPDATE! Cus, komen yang banyak sesuai isi cerita! Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KaiaFrancis UPDATE!
Cus, komen yang banyak sesuai isi cerita!
Happy reading. Cerita ini sudah terupdate di Karyakarsa sampai chapter 22.

••••

London, Inggris.

"Tuan Francis, akan tiba dua jam lagi. Jadi bersabarlah!" Aelia tersenyum manis. Menarik gulungan selimut berwarna putih dari kasurnya, menaruh benda itu ke dalam keranjang besar dan menata ulang ruangan tersebut.

Kaia menoleh sekilas, hanya menelan ludah. Menekan lehernya dengan kedua tangan tanpa menanggapi. Sepuluh hari sudah, sejak pertengkaran hebat yang terjadi antaranya dan Francis, pria itu belum sekalipun menampakkan wajah. Dia menghilang tanpa kabar, cukup dengan memerintah Vektor agar mengirim Kaia di sudut kota London yang dingin bersama Aelia, dan menempatkan perempuan itu pada bangunan megah yang tampak sakral.

"Francis menghubungi mu?" tanya Kaia dengan lembut. Memandang teduh perempuan paruh baya itu untuk menghentikan langkahnya.

"Ya. Dia sangat mengkhawatirkan anda, Nona." Aelia menghela napas. Menaruh keranjang di tepi ruangan.

Kaia tersenyum sedikit. Memikirkan kalimat Aelia yang jelas-jelas berbanding terbalik dengan sikap Francis terakhir kali. Pria itu mencekiknya. "Tidak. Francis tidak mengkhawatirkan ku. Tidak mungkin."

Aelia menghela napas. Terdengar sangat berat. Dia mengulum bibir, mendekati Kaia tanpa mengalihkan pandangannya, dan duduk di ujung sofa milik Kaia.

"Saya tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi antara anda dan Tuan Francis. Tapi, selama saya mengenalnya, dia memang sering mengasingkan diri saat gelisah, marah atau cemas. Francis mungkin ingin melindungi anda dari amarahnya."

"Kau tahu di mana orang tuanya?" tanya Kaia. Tiba-tiba penasaran. Membuat senyum di wajah Aelia memudar. "Aku terus mencari tahu tentangnya, tentang kerabat atau orang tua Francis. Tapi, seperti ada yang ditutupi. Roche, tidak ada di pencarian manapun. Aku penasaran, dengan siapa aku dikurung, bersama siapa aku tidur atau...."

Aelia berdiri tegap, yang lekas menghentikan Kaia yang terdengar emosional. Dia bergetar, hampir menangis. Kaia sepenuhnya menderita, hidupnya yang bahagia sepenuhnya dirampas.

"Jadi, kau juga menutupinya, Lia?" tanya Kaia. Menelan saliva tanpa mengalihkan pandangan.

"Ada perjanjian kerja yang harus saya patuhi, Nona. Saya harap, anda mengerti." Aelia mengangguk. Menatap Kaia redup. Kemudian bergeser untuk mengangkut keranjang nya kembali, hendak meninggalkan Kaia.

"Ternyata kau sama saja!" celetuk Kaia.

"Saya akan kembali untuk membantu anda berpakaian." Lia membungkuk, sedikit melirik pada gaun berwarna merah menyala yang sudah disiapkan Francis. Kaia hampir menjerit, membayangkan betapa merepotkan saat dirinya harus menggunakan pakaian itu untuk tampil di pesta asing ini.

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang