10 | Invited

925 149 39
                                    

Hola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola. Overdose UPDATE!
Please, komen, vote dan share. Pokoknya, makin rame, maki rajin UPDATE.

🚩🚩🚩

Happy reading!

••••


"Hunter," satu kata. Kaia menyebut-nyebut nama pria itu dengan parau. Dia sedikit gemeteran. Cemas jika pria itu memaksa masuk. Francis tengah menatapnya dari pojok ruangan.

"Maaf, karena aku datang padamu selarut ini. Aku harus bersama Atlas. Sekarang, kau punya waktu?"

Kaia menelan saliva. Memegang tepi pintu dan meremas-remasnya pelan. Sedikit, dia mengintip, memastikan bahwa Francis tetap di tempat. "Sebenarnya tidak. Aku sedikit lelah. Kepalaku masih sangat pusing." Kaia menjelaskan. Berusaha membuat Hunter pergi.

"Kau sakit?" tanya Hunter. Berusaha meraih wajah Kaia yang lembut. Menekan keningnya untuk merasakan suhu tubuh perempuan itu. Namun, Kaia mundur selangkah. Berusaha menghindar. Jujur saja, Kaia gugup.

"Ya. Aku kurang sehat. Jadi, bisakah kau kembali lain waktu? Atau, aku akan menghubungi mu agar kita bisa bicara." Kaia mengulum bibir. Merasakan jantunganya berdetak dua kali lipat lebih cepat.

Astaga! Rasanya sesak, seperti mau pingsan.

"Kalau begitu, biarkan aku masuk dan merawatmu, atau..."

"Tidak. Tidak perlu. Aku ingin sendiri, aku...." Kaia mendelik. Sepenuh matanya terbuka lebar. Dia berdebar, saat Hunter menyambar tubuhnya. Dekat dan lekat, menyatukan bibir.

Kaia mundur sedikit, karena Hunter terlalu kuat mendorong nya hingga masuk.

"Hunter hentikan!" kata Kaia. Menepis cepat. Lalu mendengar suara pematik api berdenting. Seolah saling bersentuhan marah. Lalu disusul letupan api kecil di tengah kepulan asap tebal di tengah-tengah ruangan.

Kaia dan Hunter menoleh. Menatap Francis sinis, membakar rokoknya dengan senyum datar yang tampak gelap. Dua kali, dia melihat miliknya, burung kecilnya diusik oleh pria yang sama. Francis kini kesal.

"Siapa kau?" tanya Hunter tajam. Mendekat seksama, untuk melihat langsung wajah tegas itu.

Francis mendengus. Menghisap sekali ujung rokoknya dan berdecak keras. "Kaia, apa kau punya kata, atau kalimat yang lebih baik untuk menggambarkan siapa diriku?" tanya Francis. Menguat Kaia terdiam kaku. Masih meremas-remas pakaiannya yang tipis.

"Kaia?" Hunter mengerutkan kening. Membuat perempuan itu tampak terengah-engah.

"Kau bisa melihat jelas, dengan bukti kissmark di lehernya," decak Francis. Membuat semakin jelas.

Kaia melebarkan mata. Menutup lehernya dengan tangannya. Menyembunyikan sebagian tubuhnya yang terlihat merah, bahkan memar.

Hunter mengulum bibir. Melihat bagaimana perempuan itu tampak sibuk sendiri dengan tubuh nya.

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang