98. Reason

342 98 23
                                    

Flashback

10 tahun yang lalu, seorang pria berambut hitam cepak sedang menjuggling bola sepak di kakinya dengan lihai. Pria itu, Ego Jinpachi, bermain di tempat yang sama sampai bola yang ia pakai meletus karena mengenai paku. Karena ia malas memperbaikinya, ia membuangnya ke tong sampah. Padahal di bola itu ada tanda tangan pemain senior, tapi ia tidak peduli. Bukan pemain yang ia kagumi juga, hanya kebetulan dapat.

Dua hari kemudian, ia berjalan-jalan di pematang sungai dan perhatiannya teralihkan pada sesuatu, seorang gadis kecil berumur 6 tahun dengan pakaian lusuh sedang bermain dengan bola bertanda tangan yang ditambal di pematang sungai, sendirian.

Ego bukan orang hangat yang peduli dengan anak kecil, tapi gadis kecil itu menarik perhatiannya. Punggung yang mengenaskan itu membuatnya ingin menyapa sang gadis kecil. Yah, sebenernya Ego hanya ingin mengatakan, "Kalau kau tidak bisa berenang, jangan bermain di dekat air, boge," alih-alih "Bahaya, jangan main sendirian di pinggir sungai."

Tapi yang namanya Ego Jinpachi, mana pernah dia berkata hangat pada seseorang. Sialnya, sebelum Ego berhasil mengeluarkan suara, gadis kecil itu terpeleset saat ingin menendant bola dan membuatnya tenggelam di sungai.

Entah apa yang menarik tubuh Ego untuk menyelamatkan gadis kecil yang tidak ada hubungan dengannya itu. Bahkan ia rela terjun ke sungai dengan kemeja yang baru ia beli kemarin. Yah, kalau dipikir-pikir, kalau ia hanya melihatnya, bisa-bisa ia yang dilaporkan sebagai pelaku. Ya, pasti hanya seperti itu. Tidak mungkin ia memiliki perasaan khawatir.

"Hoi, bocah bodoh, apa kau mendengarku?" tanya Ego setelah membawa Haruhi ke daratan.

"Ergh... Hantu? Apa aku sudah mati?" tanya Haruhi yang masih ngelindur.

"Hoo~ kau punya mulut yang tidak sopan rupanya. Pasti kau tidak ada teman, makanya bermain sendirian di tempat ini" sarkas Ego. Hoi oi, teganya kau mengatakan itu pada anak kecil berusia 6 tahun yang yatim piatu.

"Um... Kakakku tidak mau bermain sepak bola denganku. Aku awalnya punya tetangga yang suka bermain sepak bola denganku, tapi karena orang tuaku meninggal, aku harus pindah rumah. Tapi, syukurlah, aku menemukan bola di samping rumahku yang sekarang. Aku jadi tidak sendirian..." lirih Haruhi dengan suara lemah. Mata gadis itu terlihat sayup-sayup, antara ngelindur atau sadar.

"Kenapa kau begitu menyukai sepak bola?" tanya Ego.

"Aku... jshajdj... terbaik...blwblwb" Haruhi pun terlelap usai berceloteh tak jelas. Ego hanya mendengar dua kata. Yah, kalau disimpulkan, sepertinya gadis itu ingin menjadi pemain terbaik di dunia.

"Jangan tertidur, bodoh. Bagaimana kau akan pulang?" tanya Ego sambil menusuk-nusuk pipi tembem Haruhi. Jujur aja bang, kau gemes kan?

Tidak ada respon dari Haruhi. Sepertinya gadis itu benar-benar terlelap. Dasar, lengah sekali. Ego menggaruk kepalanya bingung. Kalau ditinggal bisa-bisa diculik orang. Ah, seketika ia teringat dengan ucapan Haruhi.

"Tapi, syukurlah, aku menemukan bola di samping rumahku yang sekarang."

Ego pun membawa Haruhi bersama bola buluk itu menuju tempat dimana Ego membuang bola tersebut. Tepat berjarak 5 langkah dari tempat ia membuang bola, terdapat sosok laki-laki berambut runcing yang menatap tajam dan langsung berlari padanya.

"Haruhi!!" seru lelaki itu.

"Hoi, apa kau kakaknya?" tanya Ego.

"Iya, apa yang terjadi padanya?" tanya Barou kala melihat Haruhi dan Ego yang basah kuyup.

Takk!!

Teringat dengan perkataan Haruhi yang bilang kalau kakaknya tidak ingin bermain sepak bola dengannya membuat Ego entah kenapa ingin balas dendam untuk gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Thief] Blue Lock x Female Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang