Frieska duduk dikursinya sambil membaca buku. Disekililingnya ada segerombolan mahasiswi yang sedang mengelilingi anglo. Mereka memanggang daging disana sambil terus berbicara heboh. Sementara mahasiswi lain ada yang bermain kartu remi, tidur dan memainkan tongkat kayu.
"Kamu tahu gak kalau kampus ini bakal diambil alih?" Tanya wanita berambut panjang yang sedang membalikkan daging dianglo.
"Kata siapa itu? Ini gak bisa dibiarin." Ujar wanita berambut ikal yang menyiapkan piring kertas.
"Ada desas-desus kalau tempat ini sudah diincar sejak lama. Bukannya pemilik yayasan ini sudah meninggal beberapa tahun yang lalu." Sambung yang lain.
"Iya juga ya. Sekarang yang pegang yayasan ini kan mahasiswi disini. Cuma dia sekarang dirawat dirumah sakit." Ujar wanita yang berambut panjang sambil mengambil daging yang ada dianglo.
"Eh Gaby, itu kan daging baru matang. Aku, Sisil, Dena sama Nadila aja belum makan." Protes wanita yang membalikkan daging tadi.
"Aku udah laper Ikha. Jadi maklumin aja ya." Ujar Gaby.
Mereka semua menggelengkan kepala mendengar jawaban Gaby. Frieska masih membaca bukunya dikursi. Sesekali dia mendengar pembicaraan mereka. Akhirnya dia berjalan keluar dari kelasnya menuju kantin kampus. Mereka yang tadinya ribut hanya diam saja melihat Frieska keluar dari kelasnya.
"Dia kuat loh. Aku dengar dia berkelahi membantu Rachel mahasiswi buta yang dibully." Kata Gaby sambil makan.
"Kamu orang yang gak pernah ketinggalan berita." Dena heran.
"Serius kamu? Tapi dia cupu begitu." Kata Sisil.
"Kamu ini gak percaya. Padahal ini sudah menyebar loh." Sambung Ikha.
"Udah-udah. Ini siapa aja yang mau makan? Udah matang nih." Kata Nadila menengahi.
Akhirnya mereka berebut makanan lagi. Nadila hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka ribut karena makanan.
***
Sementara itu, ditempat lain ada seorang gadis berambut hitam sedang berdiri diatap kampus sambil melamun. Dia tampak banyak pikiran. Saat itulah, seorang wanita lain yang bertubuh tinggi besar, berambut panjang ikal, memakai kemeja flannel menghampiri gadis itu. Dia memeluk tubuh gadis itu dari belakang. Gadis itu yang dipeluk hanya diam saja.
"Aku ngerti perasaan kamu. Tapi gak ada gunanya terus begini." Nasihat wanita yang memeluknya dari belakang.
"Aku kangen Kakakku Nobi. Dulu aku masih bisa pergi sama dia atau bercanda biarpun rumah kita beda. Sekarang sudah gak bisa lagi." Kata wanita itu menangis.
"Sinka, kamu yang sabar ya. Gimana kalau kita ke makam Kakakmu nanti siang?" Ajak Nobi.
"Kamu mau temenin aku Nobi?" Tanya Sinka balik.
"Aku selalu bersama kamu Sin. Aku selalu bersamamu."
"Terima kasih Nobi."
Nobi memeluk erat Sinka. Dia membiarkan kemejanya basah karena air mata Sinka. Dia sangat menyayangi Sinka dan berjanji akan selalu menjaga Sinka apapun yang terjadi. Sinka juga sangat nyaman bersama Nobi. Selama ini hanya Nobi yang selalu bersama dan menjaganya.
Nobi mengelus lembut kepala dan punggung Sinka. Setelah berpelukan, Nobi menghapus air mata Sinka dan membimbing Sinka menuju kelas. Sinka hanya menurut saja. Mereka pun mulai meninggalkan atap.
***
Frieska menaiki tangga menuju atap. Sesampainya diatap, dia berbaring melihat langit. Dia sangat merindukan sahabatnya. Fotonya bersama Naomi masih digenggamnya. Dia melihat foto itu sambil menerawang.
![](https://img.wattpad.com/cover/48425504-288-k738882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perlindungan, Peperangan, Cinta (END)
ActionSetelah mereka yang sangat aku sayangi pergi, aku akan berusaha melindungi mereka. Walaupun aku harus melanggar janji yang aku ucapkan -Frieska-