Suasana kampus sangat lengang. Para mahasiswi sedang mengikuti mata kuliah yang padat. Dosen tampak mempresentasikan materi yang diajarkan. Frieska menatap serius penjelasan dosen-dosennya. Sementara Dena, Nadila, Sisil, dan Ikha duduk dilantai sambil memanggang daging. Gaby tidak ikut kuliah karena dia belum terdaftar sebagai mahasiswi disana. Tapi dia selalu datang saat jam kuliah kosong.
Mahasiswi lain juga tampak tak peduli dengan keberadaan Dosen disana. Ada yang tertidur, bermain kartu remi, main catur dan memainkan tongkat kayu. Setelah Dosen keluar, mereka kembali heboh. Gaby juga datang saat perkuliahan selesai. Frieska masih duduk sambil membaca buku.
"Sori telat." Sapa Gaby.
"Bukan mahasiswi disini tapi kesini terus." Sindir Ikha.
"Sebentar lagi masuk kesini kok. Kan baru lulus." Sahut Gaby.
"Udah. Kenapa jadi ribut sih? Makan dulu kita. Tuh Dena baru bawa daging tadi." Lerai Sisil.
"Mantap nih." Nadila menyahut.
"Ya udah ayo kita panggang." Ajak Dena.
Mereka langsung menaruh arang ke anglo. Frieska tampak serius membaca bukunya. Suasana kelas sangat ribut. Frieska segera keluar dari kelas karena merasa terganggu. Dia pun berjalan menuju taman untuk membaca.
Sementara itu, diatap sekolah Jeje sedang berdiri dirooftop. Dilehernya tergantung teropong. Dia juga tampak memakan cemilan yang dia bawa disana. Tiba-tiba walkie talkie yang tersimpan disaku celananya berbunyi. Jeje segera mengambilnya.
"Troll disini." Sapa Jeje.
"Troll, bagaimana situasinya? Ada informasi kalau mereka mulai mengawasi kita." Tanya Ghaida yang menghubunginya.
"Sejauh ini aman. Belum ada yang mencurigakan." Sahut Jeje.
"Terus awasi. Kalau ada yang mencurigakan segera foto dan kirimkan pada Sendy dan Ve. Mereka akan mencari tahu siapa orang itu. Aku dan Jendral juga akan mengawasi dari tempat lain." Perintah Ghaida.
"Siap Bos." Balas Jeje.
Jeje kembali memakan cemilan yang dia makan. Kemudian dia mengambil teropongnya dan mulai mengawasi. Dilihatnya dengan teliti sampai dia melihat seseorang yang mencurigakan. Jeje mulai memfokuskan pandangannya pada objek dan mulai mengambil walkie talkienya.
"Bos, ada seseorang yang sedang mengawasi." Jeje melapor sambil terus meneropong.
"Bagaimana ciri-ciri orang itu?" Tanya Ghaida.
"Dia wanita Bos. Cantik sih tapi sangat sinis."
"Foto orang itu dan kirimkan ke Sendy."
"Baik Bos."
Jeje mengambil foto orang itu dengan alat canggih yang dia bawa. Lalu dia mengirim foto itu ke Sendy dan Ve yang sedang dilab computer. Walkie talkie yang dipegang Ve berbunyi. Ve segera menyalakannya dan mendekatkannya pada Sendy juga.
"Badai, bisa dengar aku? Ini Troll." Kata Jeje.
"Terdengar jelas." Sambut Ve.
"Aku sudah mengambil foto orang yang mengawasi kita. Aku sudah mengirimkannya pada kalian. Apa fotonya sudah sampai?" Tanya Jeje memastikan.
"Fotonya baru sampai. Aku akan memastikannya." Sahut Sendy.
"Baiklah. Cari tahu orang itu."
"Oke."
Walkie talkie mereka mati. Sendy mengamati foto yang dikirim Jeje dan melihat ke arah Ve. Dia melihat Ve yang serius memandang foto itu dengan pandangan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perlindungan, Peperangan, Cinta (END)
AcciónSetelah mereka yang sangat aku sayangi pergi, aku akan berusaha melindungi mereka. Walaupun aku harus melanggar janji yang aku ucapkan -Frieska-