Frieska duduk sendirian dikamar rawat Nabilah. Beby pulang ke panti asuhan tempat tinggalnya. Melody pergi ke kantornya karena ada rapat penting. Frieska sedang libur kuliah jadi dia bisa menjaga Nabilah. Dilihatnya Adik kecilnya tertidur nyenyak. Diciumnya lembut. Nabilah merasa terusik. Frieska tersenyum lalu mengelus-elus kepala Adiknya.
Setelah Nabilah pulas, Frieska mengambil bukunya yang berada ditas. Dia membukanya dan mengambil foto yang terselip dibukunya. Frieska mengamati foto itu sambil merenung. Kenangan itu mulai berputar-putar dikepalanya.
Flashback
Frieska tersudut dikerumunan siswi-siswi dari sekolah lain. Wajahnya sudah babak belur dengan darah menetes dari mulutnya. Mereka mengerubungi Frieska membentuk lingkaran. Frieska yang merasa tersudut hanya bisa memperhatikan kerumunan itu.
"Menyerahlah. Kau gak akan menang kali ini." Ujar ketua siswi itu.
"Gak ada kata menyerah didalam hidupku." Tukas Frieska keras.
"Belum kapok juga ya?"
Ketua itu langsung maju ke arah Frieska. Tiba-tiba ada seseorang yang menendang punggung ketua siswi itu hingga tersungkur ke tanah. Frieska kaget melihat siapa yang menolongnya. Wanita itu berambut lurus dan berwajah oriental dengan ekspresi wajah yang dingin.
"Kamu ini lagi ngapain sih?" Tanya gadis itu.
"Aku kira kamu sudah gak berkelahi." Kata Frieska.
"Mana mungkin aku membiarkan sahabatku dipukuli."
"Kamu belum berubah Naomi."
Naomi memandang ke arahnya. Lalu dia berdiri dibelakang Frieska bersiap-siap menyerang mereka. Kerumunan itu melingkari mereka bersiap menyerang.
"Awasi dibelakangku." Ujar Naomi.
"Kamu juga." Ujar Frieska.
Akhirnya mereka menyerang sekawanan siswi itu. Setelah bertarung beberapa lama, mereka semua sudah kalah. Naomi memandang ke arah Frieska dan tersenyum. Frieska juga balas tersenyum. Akhirnya mereka pergi meninggalkan taman itu.
"Aku kaget kamu diam saja tadi." Ujar Naomi.
"Aku Cuma pengen nepatin janji kita dan Kakakku." Sahut Frieska.
"Baiklah. Itu adalah yang terakhir."
Frieska masih terlihat ragu. Akhirnya Naomi memandang Frieska dengan pandangan kesal.
"Aku gak suka lihat kamu ragu-ragu. Lakukanlah apa yang harus kau lakukan." Kata Naomi dengan nada kesal.
"Baiklah. Aku gak akan ragu-ragu lagi." Jawab Frieska.
Naomi tersenyum mendengarnya. Lalu mereka kembali berjalan pulang.
"Bagaimana Adikmu Naomi?" Tanya Frieska.
"Baik. Biarpun kami hidup terpisah." Sahut Naomi.
"Syukurlah."
"Bagaimana Kakak dan Adikmu?"
"Begitulah. Kakakku sibuk dikantor. Dan Adikku diasuh kami berdua."
Naomi tersenyum. Dia mengerti dengan keadaan keluarga Frieska yang berantakan. Mereka membelokkan arah mereka menuju sungai. Lalu mereka duduk menghadap sungai.
"Frieska, sekarang kita harus berani membela kaum yang lemah. Kita berkelahi hanya untuk membela kebenaran." Jelas Naomi serius.
"Aku setuju Mi." Sahut Frieska.
Mereka tersenyum. Lalu mereka mengobrol ditepi danau sambil menyaksikan matahari terbenam. Persahabatan yang sangat erat.
Falshback End
KAMU SEDANG MEMBACA
Perlindungan, Peperangan, Cinta (END)
ActionSetelah mereka yang sangat aku sayangi pergi, aku akan berusaha melindungi mereka. Walaupun aku harus melanggar janji yang aku ucapkan -Frieska-