Nabilah mengaduh. Begitu juga anak yang ditabrak Nabilah. Mereka jatuh dengan posisi duduk. Bu Delima yang melihat itu langsung membantu mereka berdiri.
"Aduh kalian berdua gak luka kan?" Kata Bu Delima cemas.
"Gak apa-apa Bu." Sahut Nabilah.
"Maaf ya. Nabilah gak lihat kamu tadi." Kata Nabilah polos sambil mengulurkan tangannya.
Anak yang ditabrak Nabilah itu mengangguk. Rambutnya dikuncir dua seperti Nabilah. Wajahnya imut dan berkulit putih.
"Iya gak apa-apa." Sahut anak itu tersenyum.
"Aku Nabilah. Kamu siapa?" Tanya Nabilah.
"Nama aku Cindy Yuvia. Panggil aja Yupi." Sahut anak itu.
"Kayak nama permen hehehe."
"Aku suka permen. Kamu mau permen?"
"Mau. Nanti kita main ya."
"Iya Nabilah."
Bu Delima tersenyum melihat kepolosan mereka berdua. Akhirnya mereka masuk ke dalam kelas masing-masing.
***
Frieska memasuki kampusnya dengan langkah santai. Dia memakai kacamata minusnya yang selalu dibawanya. Dia berjalan melewati sebuah kantin kecil yang diduduki oleh 4 orang wanita cantik. Mereka memperhatikan Frieska yang terus berjalan menjauhi mereka.
"Jadi dia yang namanya Frieska?" Tanya Jeje.
"Dia kuliah disini ya? Aku gak nyangka." Ujar Sendy sambil memakan cemilannya.
"Apa kita bergerak sekarang?" Tanya Dhike dengan pandangan dinginnya.
"Belum. Kita tunggu perintah dari atas. Dan aku akan memberikan laporan ke dia." Sahut Ve sambil menggambar sketsa.
Mereka mengangguk paham. Jeje adalah mahasiswi yang sering bertindak konyol. Dia termasuk anggota paling muda diantara mereka. Kemampuannya dalam memainkan alat musik luar biasa. Dia dijuluki Troll oleh teman-temannya karena dia sering mengisengi orang-orang.
Sendy memiliki wajah datar dan penuh senyum. Dari masih remaja dia sudah menjadi penyanyi. Pertemuannya dengan Jeje mengantarkannya ke mereka. Dia dijuluki Pedang singkatan dari penyanyi dangdut karena dia dulunya adalah penyanyi dangdut.
Dhike memiliki wajah paling dingin diantara mereka. Dia memiliki masa lalu yang kelam. Itulah yang membuat dia memiliki sifat dingin ke setiap orang. Dhike dijuluki Tsundere karena pandangan dan wajahnya yang terkesan dingin.
Ve memiliki wajah paling cantik diantara mereka. Dia terkesan tenang dan pendiam. Dibalik sikapnya yang pendiam, dia adalah orang yang ramah dan sifat tak terduga. Karena kecantikannya yang seperti bidadari, membuat dia digandrungi. Dia mendapat julukan Badai karena kecantikannya.
Akhirnya mereka kembali ke kelas masing-masing setelah selesai berkumpul karena jam kuliah memanggil mereka semua.
***
Jam kuliah selesai jam 10 pagi. Frieska membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke tas. Dia harus menjemput Adiknya sekolah. Dia berjalan dengan tenang menyusuri koridor kampus. Disana-sini banyak sekali yang sedang berkumpul.
Saat sedang berjalan tanpa sengaja dia menabrak seseorang hingga tumpukkan kertas yang dibawanya berjatuhan ke lantai. Frieska langsung membantu orang itu merapihkan kertas-kertas yang berserakan. Orang yang ditabrak itu masih menundukkan kepalanya.
"Maaf ya. Aku gak sengaja." Kata Frieska dengan nada bersalah.
"Iya gak apa-apa." Orang itu mengangkat wajahnya menatap Frieska.
Ve kaget melihat Frieska tepat didepannya. Frieska yang merasa heran dengan Ve menatap dengan pandangan mata bertanya-tanya.
"Kamu gak apa-apa?" Tanya Frieska.
"Iya. Terima kasih ya." Ve tersenyum.
"Nama kamu siapa?"
"Panggil saja Ve."
"Frieska."
Mereka berjabatan tangan. Setelah itu Frieska pamit meninggalkan Ve. Ve yang masih berdiri ditempatnya tersenyum menatap Frieska.
"Pasti akan menarik setelah ini." Ujar Ve.
Dia langsung berjalan meninggalkan koridor menuju mobilnya yang terparkir disudut kampus. Dia menjalankan mobilnya meninggalkan kampus menuju rumahnya.
Sementara itu Nabilah yang sedang menunggu Frieska sedang bermain dengan Yupi didepan kelasnya. Mereka tertawa riang saat bermain.
"Yupi, kamu dijemput siapa?" Tanya Nabilah.
"Aku dijemput Kakak aku. Kalau kamu siapa?" Tanya Yupi balik.
"Sama. Aku juga dijemput Kak Mpris."
Tak lama kemudian, 2 mobil berhenti didepan sekolah. Frieska turun untuk menjemput Nabilah. Nabilah langsung berlari dan menghambur ke pelukan Frieska. Frieska tertawa dan mencium lembut pipi Adiknya. Frieska langsung menggendong Adiknya.
"Lama ya Dek? Maaf ya tadi macet." Kata Frieska.
"Iya Kak. Ayo pulang. Aku laper Kak." Rajuk Nabilah.
"Iya ayo pulang."
"Yupi, aku pulang ya."
Nabilah melambaikan tangannya ke arah Yupi. Yupi membalas melambaikan tangan. Nabilah langsung memasuki mobil dibantu Frieska. Frieska langsung menduduki kursi kemudi lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Bagaimana sekolah hari ini?" Tanya Frieska.
"Seneng Kak. Guru-gurunya baik-baik. Tadi juga aku dapet temen. Namanya Yupi." Kata Nabilah riang.
"Bagus dong kamu punya temen sekarang."
Nabilah tidak menjawab. Frieska melihat ke arah Nabilah dan dilihatnya dia tertidur. Frieska tersenyum melihat Adiknya tertidur pulas. Dia mirip sama Mama. Kata Frieska. Frieska mulai menjalankan mobilnya menuju rumah.
Sesampainya dirumah dan dia memarkirkan mobilnya digarasi, Frieska langsung menggendong Nabilah memasuki rumahnya. Dia melepas sepatu Nabilah dan menaruh tasnya dikamar Nabilah. Tak lupa dia juga mengganti seragamnya.
Frieska menidurkan Adiknya dikasur sambil mengelus pucuk kepala Adiknya lembut. Setelah dilihatnya Nabilah tertidur pulas, Frieska langsung menyelimuti Nabilah dan mencium lembut kening anak manis itu.
Frieska keluar kamar dengan perlahan. Saat sampai dikamarnya, dia melihat fotonya bersama Mamanya, Melody, dan Nabilah saat dia baru lahir. Frieska mengelus lembut bingkai foto itu. Dia sangat merindukan Mamanya yang pergi entah kemana. Dia melangkah menuju kasurnya dan mulai terlelap.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Perlindungan, Peperangan, Cinta (END)
AksiSetelah mereka yang sangat aku sayangi pergi, aku akan berusaha melindungi mereka. Walaupun aku harus melanggar janji yang aku ucapkan -Frieska-